Minggu, 29 November 2009

Sofhuan Yusfiansyah

Sinar Harapan, Selasa 17 Juli 2007
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0707/17/hib07.html

Sofhuan Yusfiansyah
Memperjuangkan Buruh hingga Pelestarian Lingkungan



Oleh
Muhamad Nasir

PALEMBANG - Isu tentang pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan dan pelestarian lingkungan merupakan persoalan yang digeluti Sofhuan Yusfiansyah sejak tahun 1998, saat bergabung sebagai sukarelawan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palembang dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).
Sejak kuliah Sofhuan sudah menjadi aktivis. Diawali sebagai Koordinator Forum Informasi Reformasi Mahasiswa (1997), kemudian Korwil SBSI Sumsel, anggota Komite Independen Pemantau pemilu, anggota Pijar Sumsel. Setahun berikutnya sebagai anggota Senat Diploma III Fakultas Ekonomi Unsri.
Di internal kampus, dia dipercaya menjadi Ketua Kajian Wawasan Intelektual (KWI) HMI Komisariat D III FE Unsri. Berderet kesibukan sebagai aktivis juga masih diemban pria kelahiran Lubuklinggau 18 Maret 1978 ini, seperti Koordinator Solidaritas Mahasiswa Sumsel untuk Buruh (SMSB).
Di tahun itu pula dia ikut LBH Palembang sebagai sukarelawan. Selanjutnya, Sofhuan yang mengantongi gelar Serjana Hukum Unsri ini menjadi Kepala Divisi Perburuhan LBH Palembang (2001-2002). Di sinilah dia banyak bersinggungan dengan berbagai persoalan perburuhan.
"Soal PHK, gaji minimal, hak-hak dikebiri, dan berbagai persoalan antara majikan dan buruh lainnya," ujar suami dari Armila Febrianti serta ayah dari Shallina Nadya Amalia dan M. Satria Khalifah Nusantara ini.
Puluhan kasus berkaitan dengan buruh pernah ditanganinya. Sebut saja pematokan lahan petani pinggir kota oleh PT Pusri, hak-hak plasma tambak udang PT Wachyuni Mandira, hak-hak buruh tenaga kerja bongkar muat. Di pertambangan, Sofhuan juga membela karyawan PT ConocoPhilip yang di PHK. Bahkan juga membela pengemudi becak dan pedagang kali lima di Palembang.
Meski banyak perjuangan yang menemukan jalan buntu bahkan ada yang gagal total, tidak sedikit yang membuahkan hasil. Sebut saja kasus PT SMJ, kontraktor tambang batu bara PT BA, dimana akhirnya 341 karyawannya mendapat pesangon Rp 3,1 miliar.
Lalu, kasus perdata buruh PT Adiputera Dewasajaya, juga kontraktor PT BA, dimana pihak perusahaan akhirnya melelang seluruh aset perusahan senilai Rp 17 miliar dan Rp 6,5 miliar dibagikan kepada sedikitnya 400 karyawannya. Selain itu, 1.000 karyawan kontrak PT MHP berhasil diperjuangkan kenaikan gaji dan statusnya dari kontrak menjadi karyawan tetap.
Shofuan memang bukan buruh. Dia pun tak pernah menjadi karyawan. Tetapi soal buruh dan karyawan, hak dan kewajiban mereka harus terus diperjuangkan.
"Memang ada hak yang bisa diperoleh tanpa menuntut. Tapi ada juga yang harus didemo bahkan disertai mogok kerja. Ini yang biasanya berisiko dan terkadang berbau anarkis dan kekerasan. Kami berusaha mendampingi kalau terjadi dampak dari perjuangan dan memberikan advokasi, agar hak hukum para buruh yang umumnya minim tidak dipermainkan pihak menajamen," jelas Sofhuan.

Diadang Preman
Banyak pengalaman pahit selama menjadi aktivis, di antaranya saat Sofhuan menyelesaikan hak-hak karyawan PT Adiputra Dewasaja (PT ADP) pada persiapan ke Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan (P4) Pusat dan Menteri Tenaga Kerja di Jakarta. "Saat itu jam 03.00 dini hari saat di Posko Tanjungenim, saya didatangi preman di Posko Tanjungenim didatangi preman membawa senjata tajam. Hampir terjadi pertumpahan darah untuk mengalihkan isu.
Kekerasan, intimasi, dan teror memang selalu ada dalam perjuangan. Maka Sofhuan yang juga aktif di Walhi Sumsel ini, akhirnya merintis jalan ke dunia politik. Dia menjadi Ketua South Sumatera Election Watch (Sumsel Watch) tahun 2003. Sebuah organisasi yang didirikan bersama Henry Dunan, Tarech Rasyid (Sekolah demokrasi Sumsel), Nurkholis, S. H. (Anggota Komnas HAM Indonesia), Sri Lestari, S.H. (Mantan Direktur Walhi Sumsel), dan Munarman, S.H. (Mantan Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia). Secara teknis dia dibantu Hepriyadi, S.H. (Advokat) dan Margono, S.E serta Sekjen Dewa AK Gumay (Skrg. Manager Komunikasi Flora Fauna Indinesia Daerah Aceh). Ini guna mengawali proses Pilkada di Sumsel tahun 2003.
Di tahun 2003 dia menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi & Politik Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Salah Satu Partai Politik di Sumsel. Praktis, langkahnya di LBH berakhir karena dia harus memilih tetap di LBH atau menjadi politisi.
Kemudian pada tahun 2004, menjadi calon anggota legislatif (caleg) pun digelutinya. Ternyata memang berbeda antara memperjuangkan orang lain dan memperjuangkan diri sendiri apalagi di bidang politik. Meski sudah duduk sebagai caleg DPRD Sumsel dengan nomor urut 1, kursi wakil rakyat belum menghampirinya.
Kini, Sofhuan masih menjadi Aktivis (Mantan Ketua Dewan Daerah Walhi Sumsel sejak 2006) sekaligus Pebisnis. Otomatis, berbagai persoalan lingkungan menariknya untuk ikut terlibat. Aktivitas sebagai fasilitator di Sekolah Demokrasi Yayasan Puspa Indonesia dan Komunitas Indonesia untuk Demokrasi yang dipimpin Tarech Rasyid menambah panjang lahan pengabdian Sofhuan. Perjalanan memang masih panjang. Masih banyak persoalan yang harus diselesaikan.(Berita Sinar Harapan 2007)




Sisi lain Sofhuan Yusfiansyah.SH
Menggeluti Bisnis Pembibitan

BASIS pendidikan di Fakultas Ekonomi Unsri bisa jadi mulai diasah Sofhuan. Kalau sebelumnya ilmu hukumnya telah dipertajam di LBH, Walhi, kini dia mulai mencium dunia bisnis. Dilakoninya sejak awal 2005 awal, omzet usahanya kini memang baru Rp 0,5 miliar di bawah bendera PT Khalifah Nusantara, PT. Jati Merogan Jaya, CV. Nusantara Hijau, CV. Graha Hijau Nusantara, CV. Arthazam Madani, CV. Kreatif Bersama dan konsorsium.
Prospek bisnis pembibitan, menurut Sofhuan, masih terbuka luas. Apalagi saat lingkungan masih rusak, bibit akan dibutuhkan orang.
Tak sekadar bibit Mahoni, tetapi bibit kayu jenis lainnya disediakan Sofhuan, seperti bibit kayu Bambang Lanang, Gaharu, Rimau, Bungur, Tanjung, Kulim, Kayu Manis, Meranti, Pulai, Tembesu, Ketapang dan jati. Selain bibit Tanaman Kehutanan, Kita juga Menyediakan Bibit Tanaman Perkebunan seperti Kakao (Coklat) dan Karet, Bibit Tanaman Buah seperti manggis, kelangkeng, mangga, rambutan dll. Group kita juga menyediakan aneka tanaman hias.
Bukan bermaksud promosi, bibit tanaman hutan ini dijual dengan harga bervariasi antara Rp 2000 hingga Rp 10.000 per pohon.
Mengapa memilih bisnis pembibitan? Menurut Sofhuan, karena masih ada kaitannya dengan pelestarian lingkungan. Semakin banyak bibit dibuat dan semakin banyak orang yang membeli bibit, berarti lingkungan kita akan semakin baik kondisinya. Apalagi dengan kondisi Global Warming yang melanda Dunia sekarang ini.(sir)

Koperasi yang Sukses Kelola Pasar

Koperasi yang Sukses Kelola Pasar

http://www.depperin.go.id/ind/publikasi/berita_psb/2009/20092194.HTM




OLEH: MUHAMAD NASIR

Palembang - Pasar Ritel dan Pasar Buah Jakabaring yang dikelola koperasi merupakan satu contoh sukses pengembangan pasar tradisional yang keberadaannya mulai terancam oleh pasar modern. Diharapkan kedua pasar tersebut dapat menjadi embrio lahirnya pasar tradisional baru di Palembang dan kota besar lainnya.

http://www.sinarharapan.co.id/clear.gif


Meski aktivitas Pasar Buah dan Ritel Jakabaring mulai dipenuhi pengunjung pada pukul 19.00 hingga subuh, kedua pasar yang terletak di kawasan Jakabaring, Palembang tersebut sangat berarti bagi Pemerintah Kota Palembang karena dapat menggerakkan perekonomian rakyat.


Bahkan, keberadaan kedua pasar tersebut juga telah membantu koperasi lokal untuk hidup secara mandiri dalam menjalankan usahanya, tanpa bergantung pada modal pemerintah.


“Kami senang bisa menempati kios di Pasar Ritel Jakabaring ini, meski sebelumnya merasa

khawatir, tidak akan ada pembeli yang datang ke pasar ini,” kata Risman, pedagang cabai yang telah menempati losnya selama satu ini.


Risman menjelaskan, sebelum pindah di Pasar Jakabaring, dirinya adalah pedagang sayur yang menempati lapak di Pasar 16 ulu yang kotor dan tidak nyaman.


Trisno, Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Hidayah selaku koordinator sekaligus Pengelola Pasar Buah mengungkapkan, sebelum dipercaya mengelola pasar buah tersebut, KSU yang didirikan pada 1997 sempat tidak aktif, namun setelah memasuki masa pergantian pengurus baru pada 2006-2007, koperasi tersebut mulai berjalan.


Sebelumnya, bidang usaha koperasi tersebut hanya melayani simpan pinjam untuk para anggotanya terutama pedagang buah, namun Al-Hidayah mulai merambah mengelola pasar buah.


Dia menjelaskan, selama ini koperasi tersebut telah memiliki karyawan sekitar 50 orang dan anggota 300 pedagang buah, dari jumlah itu, 120 anggotanya telah menempati kios di Pasar Buah. “Selain memberikan cicilan murah, kami juga membantu untuk mendapat pinjaman dana dari perbankan,” ulasnya.


Dia berharap pada tahun pertama, pendapatan dari mengelola pasar bisa tercapai target mencapai Rp 3 miliar, sehingga dengan dana tersebut dapat digulirkan kembali untuk menelurkan pasar baru, seperti rencana Pemkot untuk membangun pasar besi tua di kawasan Jakabaring ini.

Habiskan Rp 16,5 Miliar
Kepala Dinas Perindustian dan Koperasi Pemkot Palembang, H R Wantjik Badaruddin mengemukakan, Pasar Buah Jakabaring, Palembang dibangun pada September 2007 di atas sekitar 1,8 hektare dan diresmikan Oleh Menteri Koperasi dan UKM Surya Darma Ali pada Maret 2009.


Pasar tersebut dibangun dengan dana Rp 16,5 miliar, terdiri dari 320 unit. Masing-masing, 120 unit kios berukuran 3,6 x 3,6 meter persegi dan kios berukuran 3 x 4 meter persegi, 100 kios dan sisanya hamparan yang dilengkapi fasilitas umum dan sosial.


Wantjik mengungkapkan, pasar buah merupakan salah satu contoh keberhasilan program bergulir, pembangunannya dilaksanakan oleh Koperasi Al-Hidayah dengan total investasi Rp 16,5 miliar.

Tradisional Berkonsep Modern
Kunci sukses program ini, katanya, terletak pada keseriusan Pemkot dan koperasi untuk terus mengembangkan pasar tradisional yang berkonsep modern.


“Kami gratiskan mereka selama 6 bulan untuk mencoba menjual dagangannya di Pasar Ritel Jakabaring, sehingga dengan cara itu pedagang kaki lima yang biasanya mangkal di Pasar 16 Ilir akhirnya tertarik pindah ke Pasar Buah dan Ritel,”paparnya. n





Sumber : Sinar Harapan , 17 Agustus 2009

Rabu, 11 November 2009

Guru SMPN 9 Cabuli Siswanya

Oknum Guru SMPN 9 Cabuli Siswi
Wednesday, 11 November 2009
PALEMBANG(SI) - Dunia pendidikan di Kota Palembang kembali tercoreng. Pasalnya, salah satu oknum guru SMPN 9 Palembang berinisial DS diduga telah mencabuli beberapa siswi sekolahnya.

Namun sayangnya, kasus yang sangat memalukan korps pahlawan tanda jasa tersebut,sampai detik ini kabarnya belum dilaporkan korban bersama orang tuanya ke pihak kepolisian. Bahkan,Kepala Sekolah (Kasek) yang bersangkutan terkesan menutup-nutupi kasus ini. Dari informasi yang dihimpun SI di lapangan, sebenarnya perbuatan tersangka sudah lama dikeluhkan beberapa masyarakat yang mengetahui dugaan perbuatan oknum guru cabul ini.

Kabarnya sang guru ini melakukan perbuatan menyimpang ini di lingkungan sekolah. Malah, salah satu sumber SI yang namanya minta agar tak disebutkan, mengungkapkan oknum guru yang diduga mengdap kelainan seksual itu,tampa rasa malu dan takut memegang beberapa organ sensitif para siswinya.

Kasek SMPN 9 Palembang Basyaruddin ketika dikonfirmasi SI membenarkan adanya kejadian ini. Namun, dirinya tidak mau menjelaskan secara mendetil, siapa korban pelecahan seksual itu, dan bagaimana oknum anak buahnya tersebut melakukan perbuatan pelecehan.”Guru itu sudah saya skorsing tanpa batas waktu ditentukan,”ujarnya kemarin.

Lebih lanjut dia menjelasakan, sebenarnya masalah ini sudah diselesaikan secara internal sekolah, dimana guru yang bersangkutan sudah diskrosing. Kemudian, pihaknya juga masih terus melakukan upaya mediasi secara internal dengan melibatkan oknum guru bersangkutan, dan korban beserta orang tuanya, untuk mengetahui kejelasan peristiwa yang dilaporkan.

“Upaya ini penting dilakukan agar dapat menentukan tindakan seperti apa yang akan dijatuhkan terhadap oknum guru itu ke depannya,” ujar Basyaruddin yang juga menjabat sebagai Kepala UPTD Disdikpora Kemuning ini. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Palembang H Hatta Wazol, dikonfirmasi mengaku belum menerima laporan secara langsung terkait kasus ini.

“Kalau benar, jelas itu bentuk pelanggaran yang harus diberikan tindakan tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku,”tegasnya. Sedangkan untuk penyelesaiannya, mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammdiyah palembang (FE UMP) ini menyerahkan kepada UPTD Disdikpora wilayah SMP bersangkutan.

”Kalau tidak teratasi baru ke Disdikpora.Tapi,sesuai dengan kewenangan alurnya,harus ke UPTD dulu, baru ke dinas melalui Kasi Tenaga Teknis,”ujarnya. Hatta menambahkan, bila pelanggaran tersebut dianggap serius dan terbukti,selanjutnya nanti Kasi Tenaga Teknis akan membuat analisa dan menindaklanjuti laporan dari UPTD Disdikpora ke inspektorat.

Terpisah, Kepala Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Kemuning Inspektur Polisi Satu (Iptu) Riswantoro juga mengaku belum menerima laporan terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru SMPN 9 Palembang tersebut. ”Sampai sekarang belum ada.Tapi kami siap menerima dan menindaklanjuti laporan ini, jika melapor ke Polsekta Kemuning,” pungkasnya. (muhlis/ade satia pratama)

Sidang dr Aulia

Keluarga–Rekan Sejawat Ikut Pantau Sidang

Wednesday, 11 November 2009
Seputar Indonesia
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/283516/

DALAM persidangan perdana pembunuhan terhadap dr Alia, juga dihadiri keluarga dan rekan sejawat.Terlihat ayah korban,dr H Agustria Zainu Saleh SpOG(K), beserta adik kandungnya, Alif, tampak mengikuti persidangan dengan serius.

Saat dakwaan dibacakan,Agustria melihat dengan pandangan sedih ke arah JPU dan terdakwa dan sesekali memegang dada untuk menahan rasa ibanya. Begitu pun Alif,matanya hanya tertuju pada satu titik, dia tak henti-hentinya memandang terdakwa sambil mendengarkan dakwan JPU. Sedangkan, terdakwa hanya bisa tertunduk lesu mengikuti jalannya persidangan.

Hingga sidang berakhir, Iwan pun dikawal lima petugas dari Poltabes Palembang dan dua petugas dari kejaksaan Negeri Palembang untuk mengawal hingga mobil tahanan. Sedangkan, peserta persidangan diminta majelis hakim untuk meninggalkan ruang persidangan dengan tertib. Seusai sidang, dr Agustria akhirnya bersedia berkomentar, dia dan keluarga mengharapkan persidangan berjalan dengan lancar.

Ketua Departemen Obgin RSMH Palembang ini mengharapkan agar hukuman terhadap terdakwa pantas. Saat ditanyai mengenai ancaman hukuman mati yang termuat dalam dakwaan, dia hanya ber-anggapan hukuman setimpal patut diberikan kepada terdakwa. “Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya karena Indonesia negara hukum sesuai KUHP.Kalau hakim memutuskan hukuman mati berarti itu yang setimpal buat dia,”ujarnya.

Agustria mengatakan, pihak keluarga menyerahkan mengenai putusan hukuman kepada ja-lannya persidangan yang dipimpin majelis hakim.Namun,dia sempat keberatan mengenai isi dakwaan, yakni mengenai peminjaman uang terhadap terdakwa sekitar Rp46 juta. Menurut dia, hal tersebut tidak masuk akal lantaran anaknya memiliki tabungan dan deposito lebih besar dari nilai tersebut.

Menurut dia,Alia merupakan direktur salah satu rumah sakit di sini dan uang deposit miliknya lebih dari itu,yang bisa dicairkan setiap saat. Jadi,jika dia butuh uang,pasti akan mencairkan uang miliknya sendiri. Sedangkan,menyangkut persoalan hubungan antara terdakwa dan korban,Agustria menanggapi bahwa sebelum kepergiannya sempat membicarakan persoalan kejelasan hubungan putrinya.

“Saya sempat berbicara dengan Alia dengannya sebelum meninggal, sejauh mana hubungan antara dirinya dengan terdakwa. Jika sudah serius lebih baik langsung lamar.Tetapi, Alia bilang dia sudah punya calon pilihannya seorang dokter dari Bengkulu. Sedangkan, dengan Iwan hanya teman biasa,”jelas Agustria.

Eddy Kurniawan, 34, rekan dr Aliya yang mengikuti persidangan, mengatakan, secara moral dirinya mendukung pihak keluarga korban. Dia mengharapkan proses hukum bisa berjalan lancar dan mengenai hukuman diserahkan ke persidangan.

“Saya mendukung, harapannya berjalan lancar dan kami serahkan kepada hakim untuk memutuskannya. Mengenai hukuman untuk terdakwa, juga harus sesuai dengan hukum berlaku sebagaimana mestinya.Kami satu divisi di Departemen Obgin RSMH Palembang,” pungkasnya. (retno palupi)

pembunuh dr Alia dihukum Mati

Pembunuh dr Alia Terancam Hukuman Mati

Seputar Indonesia,Kamis (12 November 2009)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/283525/

Palembang (SI)
Sidang perdana kasus pembunuhan dokter Alia Pranitasari,27, dengan terdakwa Iwan Andriansyah,27,berjalan cukup menegangkan.

Terdakwa terancam hukuman mati. Pasalnya, satu peleton Samapta Poltabes dan satu kompi aparat Polsek Ilir Timur II Palembang diturunkan untuk pengamanan persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Kelas I A Palembang,Rabu (11/11). Malah, peserta persidangan sempat disibukkan dengan pemeriksaan barang bawaan dengan dua peralatan metal detector yang sengaja dibawa petugas di pintu masuk ruang sidang.

Selain itu,ruang sidang penuh sesak dihadiri dari kalangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumsel, RSMH Palembang, dan keluarga korban. Sementara, keluarga terdakwa tak tampak kehadirannya di persidangan. Ruang sidang penuh sesak pula dengan masyarakat sekitar yang ingin menyaksikan langsung proses persidangan kasus pembunuhan yang sempat menghebohkan Kota Palembang tersebut.

Materi dakwaan terhadap terdakwa Iwan,warga Jalan Dwikora II Lorong Tirta Emas No 06 RT 12, Kelurahan Demang Lebar Daun, dibacakan tim jaksa penuntut umum (JPU) yang terdiri atas enam orang, yakni Zullikar Tanjung SH MH,Mochammad Jefri SH MHum,Erni Yusnita SH, Darman SH, Ali Akmal SH, dan Wilman Ernaldy SH.

Sidang yang berjalan sejak pukul 09.20–10.50 WIB tersebut dipimpin Ketua Majelis Hakim Eka Kartika didampingi Hakim Anggota Kharlison Harianja dan Nursiah Sianipar. JPU membacakan berkas dakwaan sebanyak 12 lembar. Terdakwa didakwa Pasal Primer 340 KUHPidana, subsider 338 KUH Pidana, lebih subsider 351 ayat 1 ke 3 KUHP, dan lebihlebih subsider Pasal 351 ayat 1 (3) KUHP.

Tampak pula di persidangan, tim penasihat hukum terdakwa, yaitu Gurmani SH M Hum, H Abu Bakar SH MHum, dan Amperanto SH MH.Tim penasihat hukum korban pun hadir, yakni dari Kantor Advokat Dindin Suudin dan Rekan. Sementara itu, kuasa hukum korban, Dindin Suudin, mengatakan, setiap orang memiliki hak untuk dilindungi, jadi keluarga korban juga berhak didampingi pengacara.

“Harapan persidangan tersebut, hukuman terhadap terdakwa sesuai hukum yang berlaku yang terungkap di persidangan,” ujarnya. Kepala Seksi Pidana Umum (Pidum) Kejari Palembang Zulikar Tanjung yang merupakan JPU dalam perkara itu mengatakan, mengenai persoalan keuangan, seperti di BAP, sesuai fakta dalam berkas perkara kasus tersebut ternyata tidak ada persoalan pencurian dalam dakwaan.

Meski kemungkinan diancam hukuman mati,soal ancaman hukuman mati tersebut JPU masih melihat fakta di persidangan nanti.“Kita lihat saja nanti proses dan fakta yang terungkap di persidangan,”tandasnya. Terungkap dalam dakwaan,kejadian tersebut berawal pada Rabu, 19 Agustus 2009, pukul 20.00 WIB, di Jalan Dwikora II Lorong Tinta Emas No 6 RT 12/03,Kelurahan Demang Lebar Daun, Palembang, (dalam kamar bedeng kontrakan terdakwa), dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, yaitu dr Alia.

Kejadian bermula pada Selasa, 18 Agustus 2009 pukul 15.00 WIB, sampai pukul 21.00 WIB terdakwa bertemu korban dr Alia.Terdakwa menanyakan,“Gimana hubungan kita ini,kapan kamu mau ngomong ke orangtua kamu.”.Namun, dijawab korban, "Liat nanti, tunggu saja dulu, situasinya belum pas.”.

Mendengar perkataan korban,terdakwa menjadi emosi karena setiap kali ditanya hal tersebut, korban selalu menolak hingga timbul niat terdakwa untuk menghabisi nyawa korban. Keesokan harinya, Rabu, 19 Agustus 2009 pukul 15.00 WIB,korban dr Alia menghubungi terdakwa dengan ponsel bertemu di parkiran Mall PS.

Selanjutnya, pukul 15.10 WIB setelah terdakwa datang, lalu korban memarkirkan kendaraannya mobil jenis Honda Jazz BG 2815 NM merah, selanjutnya dengan mobil terdakwa Honda City BG 118 YN silver. Korban bersama terdakwa pergi menuju Rumah Makan Sederhana di simpang Polda Sumsel untuk makan bersama. Setelah selesai makan, korban bersama terdakwa pergi ke daerah Tanjung Rawo untuk melihat rumah milik orangtua terdakwa.

Selanjutnya, dalam dakwaan diungkap,pukul 17.30 WIB,terdakwa membawa korban menuju rumah kontrakan terdakwa,kemu-dian di dalam kamar terdakwa dan korban berbicara masalah uang sebesar Rp50 juta milik orangtua terdakwa yang dipergunakan terdakwa untuk menutupi uang kantor sebesar Rp 51 juta yang dipinjamkan terdakwa kepada korban sebesar Rp46,5 juta.

Lalu, korban menjawab, “Ya bagaimana saya tidak punya uang untuk mengembalikan nya, saya hanya ada uang Rp8 juta di ATM BCA. Lalu, terdakwa kembali meminta kembali berkata sekarang tidak mempunyai pekerjaan lagi dan meminta kepastian korban untuk menikah dengan terdakwa dan berbicara dengan orangtuanya.

Namun, perkataan ter-dakwa kembali dijawab korban,“Hanya itu-itu saja yang dibahas dari kemarin.”. Pada Selasa, 18 Agustus 2009, korban berkata lagi,“Kalau kamu ingin tahu yang sebenarnya dan aku akui aku sayang kepadamu, memang dulu ada terlintas mau menikah sama kamu, tetapi saya sekarang lebih memilih kedua orangtuaku dan saya takut menyakiti orangtua saya, ditambah sekarang kamu tidak bekerja lagi.”.

Atas perkataan korban tersebut. terdakwa marah dan emosi, lalu memukul korban dengan kedua tangannya sebanyak 2 kali dan mengenai leher bagian belakang hingga korban jatuh tertelungkup di kasur. Lalu, terdakwa mencekik dan menjepit leher korban dengan tangan kanannya dari belakang, tetapi korban berhasil meronta dan mengubah posisi tertelungkup.

Melihat korban masih meronta, terdakwa menarik rambut korban dari arah belakang dengan lengan kanan terdakwa, lalu kening korban dibenturkan terdakwa ke dinding kamar sebanyak 1 kali, sehingga korban menjadi lemas. Terdakwa membalikkan tubuh korban dalam posisi telentang, lalu leher depan korban ditekan terdakwa dengan tangan kanan sehingga korban meninggal dunia.

Kemudian, dengan keadaan meninggal, terdakwa menyetubuhi korban hingga dari kedua selangkangan mayat korban berdarah. Terdakwa pergi dengan mobilnya menuju PS Mall dan meninggalkan mobil terdakwa di halaman parkiran keluar PS Mall. (retno palupi)

Kamis, 29 Oktober 2009

Rekaman KPK

Inilah Transkrip Rekaman yang Menghebohkan Itu



Sriwijaya Post - Selasa, 27 Oktober 2009 10:46 WIB
SOAL rekaman yang diduga sebagai pangkal rekayasa kriminalisasi Komisi Pemberantasan Korupsi sampai saat ini masih terus menjadi perbincangan. Pembicaraan diduga dilakukan oleh petinggi di Kejaksaan Agung, Wisnu Baroto, dan Anggodo Widjaja, adik tersangka korupsi Anggoro Widjaja.
Berikut transkrip rekaman tersebut seperti dimuat di Kompas edisi cetak, Selasa (27/10).
Wisnu ke Anggodo (23 Juli 2009:12.15)
"Bagaimana perkembangannya."
"Ya, masih tetap nambahin BAP, ini saya masih di Mabes."
"Pokoknya berkasnya ini kelihatannya dimasukkan ke tempatnya R (nama salah satu pucuk pimpinan kejaksaan), minggu ini, terus bali ke sini, terus action,"
Anggoro ke Anggodo (24 Juli 2009:12.25)
"Yo pokoke saiki berita acarane dikompliti."
"Wis gandeng karo Ritonga kok de'e."
"Janji ambek Ritonga, final gelar iku sama kejaksaan lagi, trakhir Senen."
"...Sambil ngenteni surate RI-1 thok nek?"
"Lha kon takok'o Truno, tho."
"Yo mengko bengi, ngko bengi dek'e."
Anggodo ke Wisnu (30 Juli 2009:19.13)
"Pak tadi jadi ketemu?"
"Udah, akhirnya Kosasih yang tau persis teknis di sana. Suruh dikompromikan di sana, Kosasih juga sudah ketemu Pak Susno, dia juga ketemu Pak Susno lagi si Edi. Yang penting kalo dia tidak mengaku susah kita."
"Yang saya penting, dia menyatakan waktu itu supaya membayar Chandra atas perintah Antasari."
"Nah itu."
"Bukan Pak, dia memerintahkan nyerahken ke Chandra yang Bapak juga tahu kan karena kalo ga ada yang memerintah Chandra Pak, enggak nyambung uang itu Iho."
"Memang keseluruhan tetap keterangan itu, kalau Edi nggak ngaku ya biarin, yang penting Ari sama Anggodo kan cerita itu."
"Kan saksinya kurang satu."
"Saksinya akan sudah 2, Ari sama Anggodo."
"Saya bukan saksi, saya kan penyandang dana kan."
"Kenapa dana itu dikeluarkan karena saya disuruh si Edi kan, sama saja kan, ha-ha-ha...."
"Suruh dia ngakulah Pak, kalau temanan kayak gini, ya percuma punya teman."
Kompas

Kamis, 22 Oktober 2009

Turnamen Tenis Bukit Asam Open 2009

http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/back_to/indeks-lalu/read/para-unggulan-melaju/?tx_ttnews[years]=2009&tx_ttnews[months]=10&tx_ttnews[days]=22&cHash=8c617853e4


Para Unggulan Melaju

Palembang - Para petenis unggulan terus melaju di babak penyisihan lanjutan Turnamen Tenis Bukit Asam Open 2009 yang memperebutkan piala bergilir Guber­nur Sumsel Alex Noerdin di Lapangan Tenis PT Pusri, Rabu (21/10).

Para petenis tersebut, di antaranya Christoper Rungkat (DKI), Sunu Wahyu (Jateng), Nesa Artha (DKI), Ayu Fani Damayanti (DKI), Beatrice Gumulya (Kaltim), dan Jessie Rompis (Jatim). Mereka me­mang tampil dominan dalam event yang diikuti 48 petenis putra dan 18 petenis putri ini.
Christoper, Sunu Wahyu, Nesa Artha, Andery Setywanto (Jatim), dan Aditya Hari Sasongko (DIY) yang menduduki peringkat lima besar Peringkat Nasional Pelti (PNP) untuk kategori petenis tunggal putra dipastikan melaju ke babak 16 besar.
Christoper yang merupakan unggulan pertama sisihkan lawan sedaerahnya, Hemat Bekti 6-1, 6-0, Sunu Wahyu pecundangi Dicki Rosadi (Sumsel) juga dengan skor yang sama. Nessa Artha melaju ke babak berikutnya setelah menundukkan Anan Sisar (Jabar) dan unggulan keempat Andery juga mengalahkan Ucok Junaidi (Sumbar) dengan skor 6-2 dan 6-1.
Begitu juga petenis DKI, Ayu Fani Damayanti, yang melaju ke delapan besar setelah menundukkan Rani Fitria Wardani (DIY) dengan skor 6-0 dan 6-2. Selanjutnya, Ayu akan berhadapan dengan Dede Tari Kusrini (Sumut) yang sebelumnya menang atas petenis Sumbar, Dwi Rahayu, 6-0, 6-2. Mengomentari lawan, Ayu mengaku siapa yang terbaik di lapangan, dia yang akan menang, tak peduli petenis itu masuk unggulan atau tidak.
Sementara itu, dari 20 petenis Sumsel, satu pun tak ada yang lolos ke babak selanjutnya. Pada nomor tunggal misalnya, Heriyanto takluk atas M Faisal (Kaltim) petenis peringkat 13 nasional dengan skor 6-1, 6-1. Dwi Asmara dikalahkan Hendri Susilo (DKI) 6-3, 6-2.
Direktur turnamen Teddy Tanjung mengungkapkan, atlet-atlet unggulan yang juga atlet Pelatnas melaju ke babak perdelapan final dengan mudah. Selanjutnya, mereka akan bertarung sesama petenis unggulan lainnya. (sir)

Jumat, 16 Oktober 2009

BJLS vs Carrefour Berdamai


Gubernur Sumsel H Alex Noerdin memberikan keterangan kepada wartawan tentang hasil mediasi BJLS vs Carrefour di Griya Agung, Jumat (16/10).

BJLS dan Carrefour Akhirnya Berdamai


Palembang:

Perseteruan antara manajemen Carrefour dan pengelola Palembang Square (PS), PT Bayu Jaya Lestari Sukses BJLS) berakhir damai. Dalam pertemuan yang dimediasi Gubernur Sumsel H Alex Noerdin, masing-masing pihak sepakat berdamai.
Berbeda dengan mediasi kelima kalinya oleh pihak Pemkot Palembang yang tak menghasilkan kesepakatan, dalam pertemuan di Griya Agung Jumat (16/10) dicapai tiga poin kesepakatan.


Perwailan dari Carrefour, diantaranya, Presdir Carrefour Indonesia Shafie Shamsuddin saat mediasi.

Dari BJLS tampak hadir antara lain Presdir BJLS Hasudungan Sinaga, Estate Manajer Gufron, Kuasa hokum Hari Yusuf Amir dan Suharyono, juga PR BJLS Liza Sako. Sementara dari pihak Carrefour tampak hadir antara lain, Presdir Carrefour Indonesia Shafie Shamsuddin, Coorporate Affair Director Irawan Kadarman, Operator Regional West Region Famrihadi Winaryo, dan Legal Director Elianti Sastro Satomo.

Masing-masing pihak tak satu pun memberikan keterangan soal hasil mediasi. Mereka sepakat menyerahkan kepada Gubernur Sumsel, Alex Noerdin untuk menjelaskan hasil kesepakatan.



Gubernur Sumsel H Alex Noerdin usai pertemuan mengemukakan, ada tiga poin kesepakatan yang dicapai.


Menurut Alex Noerdin, ada tiga poin kesepakatan dalam mediasi tersebut. “Pertama, Carrefour bersedia pindah dari PS Mal secara baik-baik ke lokasi lain. Dalam waktu sembilan bulan paling lama. Selama itu, semua kebutuhan atau hak Carrefour sebagai penyewa tetap dijamin BJLS. Air, listrik, AC dan sebagainya tetap dipenuhi. Carrefour tetap punya kewajiban membayar sewa,” jelasnya.

Lalu yang kedua, karena Carrefour merasa dirugikan.. Seharusnya menempati PS sampai 2023, maka dia minta konpensasi kepada BJLS. Berapa besarnya dirundingkan kedua belah pihak. Kalau tidak tercapai kesepakatan, akan diselesaikan di pengadilan menentukan besarnya ganti rugi.
“Jadi, penyelesaian melalui pengadilan hanya menyangkut besarnya ganti rugi yang harus ditanggung pihak BJLS,” tambah Alex.

Kesepakatan ketiga, Gubernur dalam mediasi ini merupakan arbiter tunggal. “Tidak perlu lagi ke arbitrase. Keputusan ini disepakati bersama dan sudah sepakat,” tambahnya.


Gubernur Sumsel didampingi Asisten II, Edi Hermanto saat mediasi antara BJLS dan Carrefour.

Seperti diberitakan sebelumnya, masing-masing pihak bersikeras pada keinginannya.
Kuasa Hukum PT Carrefour,Bambang Heriyanto misalnya mengakui proses mediasi yang difasilitasi Pemkot Palembang tidak ketemu titik terang. Namun pihaknya juga masih membuka diri untuk melakukan pertemuan dengan manajemen PS tanpa pemerintah daerah.
"Kami tetap akan menempuh jalur hukum (arbitrase) nantinya dan meminta agar tidak ada gangguan moril dari manajemen pengelola, mengingat proses arbitrase tidak memerlukan waktu yang lama, kami juga telah membayar kontrak selama 3 bulan sesuai kontrak sewa,"akunya.
Sementara kuasa hukum BJLS, Suharyono mengakui pembayaran kontrak sewa memang ada, namun menejeman PS menolaknya dengan mengembalikan uang sewa tersebut kembali kepada Carrefour.


Pihak BJLS, antara lain Presdir Hasudungan Sinaga dan Kuasa Hukum Suharyono saat mediasi dengan Carrefour di Griya Agung.



Pihak BJLS, selain melaporkan perusakan oleh karyawan Carrefour pecan lalu, juga menggugat perdata sebesar Rp 100 milyar kepada perusahaan retail milik investor Prancis ini.

Namun dengan kesepakatan yang difasilitasi Gubernur Sumsel, semua persoalan hokum yang berkaitan dengan perseteruan kedua belah pihak sebelumnya dinyatakan batal demi hokum. (sir)


Pusat Perbelanjaan Carrefour di Lantai I dan II, Palembang Square (PS) Palembang. Dalam waktu sembilan bulan mendatang, Carrefour akan pindah lokasi menyusul perseteruannya dengan pengelola gedung, BJLS yang berakhir damai.

Kamis, 15 Oktober 2009

pupuk organik pusri

Kembangkan Pupuk Organik, Pusri Terapkan Pola Franchise
Palembang, Sinar Harapan
Pusri targetkan tahun 2010 produksi pupuk organik sebesar 180.000 ton per tahun dapat terealisasi. Untuk merealisasikan target, perusahaan yang berpusat di Palembang ini menggenjot kembali pengembangan pabrik pupuk organik di sejumlah daerah melalui pola waralaba (franchise).
Direktur Utama PT Pusri, Dadang Heru Kadri mengakui pihak masih jauh tertinggal dengan produsen pupuk lain dalam pengembangan pabrik pupuk organik, seperti Petro rencananya akan membangun pabrik pupuk organik di Sumatra Utara (Sumut), padahal Sumut masih wilayah pemasaran Pusri.
“Lambatnya pengembangan pabrik tersebut, salah satunya Pusri terbentur dengan bahan baku,” jelas Dadang Heru Kodri di sela halal bilhalal di Gedung Serbaguna Pusri, Kamis (15/10).
Selain itu, katanya hal yang terpenting, yakni dibutuhkan tim-tim yang berjiwa wirausaha (enterpreunship) sehingga dapat menarik minat investor dalam pengembangan pabrik organik.
“Makanya saya ingin restrukturisasi, sehingga pengembangan dapat berjalan lancer. Tetapi program ini juga masih terkendala, salah satunya masalah pajak. Unit usaha disini yang harus menanggungnya, makanya saya tidak mau,” tuturnya.
Dadang juga mengungkapkan, sejumlah investor sudah menyatakan minatnya untuk mendirikan pabrik pupuk organik. Bahkan, sejak program itu ditawarkan hingga akhir Desember 2008 sudah ada puluhan investor yang berminat dengan lisensi Pusri.
Dia menambahkan PT Pusri baru memiliki sekitar 4 pabrik pupuk organik dengan kapasitas masing-masing sekitar 3.000 ton per tahun. Seperti di Sragen, Jateng, Cianjur, Jawa Barat dan Lumajang, dan Lumajang Jawa Timur.
Namun sambungnya kapasitas ini masih jauh dari target pemerintah dalam produksi pupuk organik di Indonesia .
Oleh karena itu, paparnya dengan menanamkan minat kewirausahaan tersebut setidaknya dapat memacu pengembangan pabrik pupuk organik baru di sejumlah daerah.
Pusri juga, lanjutnya, tidak akan membatasi jumlah investor yang berniat untuk bergabung menjadi mitra kerja. (sir)

Pembekalan DPRD Menuai Protes

Pembekalan DPRD ke Jatim Menuai Protes

OLEH: MUHAMMAD NASIR

Palembang – Rencana 74 anggota DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) yang akan mengikuti pembekalan teknis di Surabaya selama 3-4 hari, dengan menghabiskan anggaran sedikitnya Rp 296 juta, menuai protes.

Ketua DPRD Sumsel Wasista Bambang Utoyo, Rabu (14/10), mengakui, rapat pemimpin DPRD Sumsel memutuskan pelaksanaan pembekalan teknis anggota DPRD Sumsel akan dilakukan di Surabaya bekerja sama dengan Universitas Brawijaya (Unibraw), Jawa Timur (Jatim).
Menurut Wasista, Unibraw dipilih karena mereka yang mengajukan plafon anggaran terendah sesuai anggaran yang disiapkan di DPRD Sumsel untuk pembekalan itu. “Plafonnya itu Rp 4 juta per anggota Dewan,” kata Wasista.
Mengenai pemilihan tempat di Surabaya dan bukannya perguruan tinggi lain di Sumsel, seperti Universitas Sriwijaya (Unsri), Wasista menjelaskan, semua itu ditentukan berdasarkan penawaran yang masuk. “Yang termahal itu UI (Universitas Indonesia) dan Yogyakarta (Universitas Gadjah Mada), Brawijaya masih masuk plafon. Setelah kami lihat, Brawijaya sepertinya memang pantas dipilih,” jelas Wasista.
Dari Unsri akan diminta satu atau dua pengajar untuk ikut memberikan materi pembekalan di sana. Sebelumnya, Sekretaris DPRD Sumsel Sofyan Machmud mengatakan, pihaknya menjadwalkan pembekalan teknis bagi 74 anggota DPRD Sumsel periode 2009–2014 ini pada 20–24 Oktober. Namun, jadwal ini akan molor, mengingat tertundanya surat keputusan (SK) Mendagri yang menetapkan jabatan pemimpin DPRD Sumsel.

Menolak
Anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) DPRD Sumsel, M Yansuri, terang-terangan menolak pelaksanaan pembekalan yang diperkirakan menelan dana hingga ratusan juta rupiah tersebut.
Mantan Ketua DPRD Kota Palembang, yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kota Palembang ini, menyatakan tidak sepakat dengan pemilih­an tempat pelaksanaan pembekalan tersebut. Menurut Yansuri, saat ini di Kota Palembang (khususnya) maupun Sumsel (pada umumnya) sudah lebih dari layak untuk menjadi tempat penyelenggaraan pembekalan bagi anggota DPRD Sumsel yang baru tersebut.
Soal penolakan ini, secara pribadi dia akan menyampaikan keberatannya itu ke fraksinya dan memilih untuk tidak ikut dalam pembekalan. Di sejumlah perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang ada di Palembang saja, menurut Yansuri, telah memiliki lebih dari cukup tenaga pengajar yang berkompeten untuk memberikan makalah bagi pembekalan anggota dewan.
Hal berbeda dikemukakan anggota dewan dari Partai Demokrat, Bihaqi Sofyan. Menurutnya, sebagai anggota dia menurut saja apa yang diputuskan. Soal tempat di mana pun sama saja. “Yang jelas, memang materi pembekalan itu merupakan hal yang sangat penting bagi anggota dewan untuk memulai masuk ke tugasnya sebagai wakil rakyat. Seperti ke­pemim­pinan, protokoler dewan, kedudukan dewan, dan materi lainnya,” ujar mantan Wakil Ketua DPRD Sumsel ini.n

Sinar Harapan, Kamis 15 Oktober 2009

http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/back_to/indeks-lalu/read/pembekalan-dprd-ke-jatim-menuai-protes/?tx_ttnews[years]=2009&tx_ttnews[months]=10&tx_ttnews[days]=15&cHash=2fe5d3dc91

Gudang Amunisi Brimob Sumsel Meledak

Gudang Mesiu Brimob Meledak

Palembang - Gudang penyimpanan barang bukti Satuan Brimobda Sumsel, Kamis (15/10) sekitar pukul 04.45 WIB, meledak.

Tak ada korban jiwa, namun bangunan tersebut bagian atasnya hancur.
Menurut informasi, ledakan itu bukan amunisi melainkan karena konsleting listrik. Ha¬nya saja, pihak Polda Sumsel belum memberikan informasi.

Markas Brimob yang terletak di Bukit Besar Palembang, berseberangan dengan SMAN 1 Palembang dan Kampus Program Pascasarjana Unsri, tertutup bagi wartawan.

Beberapa wartawan, seperti dari Antara, Kompas, serta wartawan media elektronik harus balik kanan karena begitu masuk, langsung distop petugas piket. “Maaf Pak, kami menghargai Anda. Tolong hargai kami juga, tidak diperkenankan masuk dan meliput. Silakan hubungi Kabid Humas,” ujar petugas piket tak bersahabat kepada Sinar Harapan. Hal yang sama juga disampaikan kepada wartawan yang bermaksud mencari informasi di tempat tersebut.

Begitupun Kapolda Sumsel, Irjen Sisno W, tak memberikan keterangan usai meninjau lokasi terjadinya ledakan.

Menurut seorang saksi mata, Opi (20), dia mendengar ledakan, lalu terlihat cahaya api sekitar 10 meter. Kemudian, tercium bau mesiu. Saat itu, Opik berada sekitar 300 meter dari lokasi. “Dia lalu mendekat dan dalam jarak 100 meter bau mesiu semakin menyengat,” ujarnya.
Wadansat Kompol Made seusai sertijab Danlanud menyatakan bahwa yang terbakar itu Kantor Gegana, bukan gudang amunisi. Namun untuk lebih jelasnya, dia mempersilakan menghubung Kabid Humas.
Kabid Humas Kombes Abdul Gofur menjelaskan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Yang meledak itu gudang penyimpanan barang bukti. Ledakan berasal dari geranat. Diperkirakan terjadi korsleting lalu bangunan terbakar. Karena udara panas, granat kemudian meledak.
Dua kendaraan taktis (rantis) berhasil diselamatkan. Sementara itu, polisi masih menyelidiki penyebab dan asal api. Diduga berasal dari korsleting. (sir)

sinar harapan, Kamis 15 Oktober 2009
http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/back_to/indeks-lalu/read/gudang-mesiu-brimob-meledak/?tx_ttnews[years]=2009&tx_ttnews[months]=10&tx_ttnews[days]=15&cHash=5be087b7a5

Kamis, 01 Oktober 2009

Kebakaran Sungki Palembang




http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/back_to/indeks-lalu/read/700-jiwa-kehilangan-tempat-tinggal/?tx_ttnews[years]=2009&tx_ttnews[months]=10&tx_ttnews[days]=1&cHash=bb83d92b9b

Sinar Harapan, Nusantara, Kamis (1/10)


*140 Rumah Ludes Terbakar

700 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Palembang - Sedikitnya 140 rumah di Jalan Kemas Rindo, Kelurahan Ogan Baru, Kecamatan Kertapati, Palembang, Rabu (30/9) malam ludes dilalap si Jago Merah.

Sekitar 700 orang kehilangan tempat tinggal.
Api pertama kali diketahui Rivai (50), warga setempat saat sedang bersiap-siap ke masjid untuk salat. Melihat api yang berkobar besar, dia langsung menyuruh keluarganya keluar rumah dan segera mengangkut seluruh harta benda yang dapat diselamatkan.
Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran yang melanda lima gang tersebut. Dari pantauan di lapangan hingga pukul 20.00 WIB Rabu malam, api masih menyala. Suasana gelap menyelimuti tempat itu, karena listrik dipadamkan.
Puluhan korban kebakar­an terpaksa mengungsi di Masjid Nurul Hidayah, tidak jauh dari lokasi. Beberapa warga lainnya mengungsi ke rumah keluarga mereka yang terdekat.
Kebakaran yang melanda Kawasan RT 30 dan RT 58 Kertapati tersebut membuat warga sekitar panik. Diper­kira­kan, api mulai menjalar dan membakar rumah warga sekitar pukul 17.30 WIB.







Awalnya, api mulai berkobar dan membesar di tengah kawasan padat penduduk tersebut, dan dalam waktu setengah jam api langsung melalap puluhan rumah.
Suasana gelap serta angin yang bertiup kencang mem­buat api dengan cepat menjalar. Api diperkirakan mun­cul pertama kali dari rumah warga di Gang Bersama. Karena perumahan warga banyak terbuat dari kayu, api pun cepat membesar dan membakar rumah lainnya.

href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjshpnarkY_sstHPiPiHRkh3hbEEr2rXkwPXqb-YCysd1k1naqgbkrQtfQ6rYxFu-ZGAN_wfTMHhOr4NZyRFwBPbPt2W-9Z2QbYI8iBdkwPoSYUbC2NW0UueiluUVFAvkTdF6xk1PqlA/s1600-h/DSC_0242.JPG">



Setengah jam setelah diketahui kebakaran, mobil pemadam kebakaran dari Dinas Kebakaran Kota Palembang Posko SU I, tiba di lokasi. Karena kondisi lorong yang sempit, menyulitkan petugas pemadam kebakaran untuk mencapai lokasi. Karena kebakaran tersebut cukup besar, akhirnya sebanyak 25 unit mobil pemadam kebakar­an dari Dinas PBK Kota Palembang pun didatangkan.
Api berhasil dijinakkan sekitar pukul 20.00 WIB. Meski masih membakar sisa puing rumah, para petugas pemadam kebakaran belum juga meninggalkan tempat tersebut. Mereka berjaga-jaga mengantisipasi munculnya sumber api yang dapat membakar perumahan lainnya.
Kapolsekta Kertapati Palembang AKP Ishak Gani mengatakan, hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran. Namun, dugaan sementara, penyebab api bermula dari kompor milik warga yang berada di RT 30 meledak. (muhammad nasir)

Rabu, 16 September 2009

Carrefour Ditutup pasca lebaran

Pasca Lebaran, Carrefour Palembang Tutup

Palembang:
Dipastikan, pasca lebaran, Carrefour Palembang yang menempati Palembang Square (PS) Palembang ditutup karena sewanya tidak diperpanjang.
Menyusul rencana pemutusan kontrak Carrefour yang menempati sebagian mal PS, PT Bangun Jaya Lestari Sukses (BJLS) menjamin dan akan memberikan gaji beserta tunjangan bagi karyawan Carrefour selama masa tunggu setelah pemutusan kontrak kerjasama per 30 September 2009.
”Perjanjian tersebut sebagaimana tertuang dalam surat pernyataan resmi yang disampaikan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dan DPRD Kota Palembang,” ungkap Kuasa hukum PT BJLS Suharyono, Rabu (16/9).
Sesuai permintaan Pemkot dan DPRD Kota Palembang, pihaknya menjamin semua gaji beserta tunjangan karyawan Carrefour. Ini sesuai dengan surat jaminan yang ditandatangani Direktur Utama PT BJLS Hasidunga Sinaga dan bermeterai 6.000. BJLS menjamin dan akan memberikan gaji karyawan selama tiga bulan.

Suharyono menjelaskan selama masa konflik itu, karyawan yang bersedia mengikuti jaminan kami ini juga akan diberikan pelatihan untuk ditempatkan pada perusahaan baru nantinya. Sementara bagi karyawan yang menolak, katanya dipersilakan untuk mengikuti Carrefour.
Seperti diketahui, karena dianggap terbukti melanggar perjanjian kontrak, PT BJLS selaku pemilik gedung akan mengosongkan gerai Carrefour Palembang.

Sementara Direktur Corporate Affair PT Carrefour Indonesia , Irawan D Kadarman menegaskan tindakan PT BJLS tidak relevansi sama sekali dengan duduk permasalahan yang sebenarnya.
“Kami pikir hanya bentuk permintaan simpati saja dari mereka (PT BJLS),”ulasnya.
Terkait dengan BJLS yang menyatakan Carrefour dinilai telah melanggar perjanjian sewa-menyewa karena Carrefour telah terbukti melanggara bisnis sesuai UU No.5 tahun 1999 tentang anti monopoli dan persaingan usaha dan keputusan tersebut merupakan keputusan KPPU No.2 tahun 2005, hal ini diperkuat keputusan MA No.1 tahun 2006, Kadarman, menilai juga hal itu tidak relevan
Karena sambungnya, dalam sewa-menyewa dan keputusan KPPU tidak melarang Carrefour untuk mengembangkan bisnis di seluruh Indonesia .
Pemantauan, hingga Rabu (16/9) Carrefour yang menempati lantai I dan II tampak tetap dipadati pengunjung. Para karyawan tetap melakukan aktivitas seperti biasa. ”Belum tahu Mas, yang penting kerja aja dulu. Kami menunggu saja sampai waktunya nanti,” ujar seorang karyawan yang enggan menyebutkan namanya. (sir)

Senin, 07 September 2009

Wisata Musi yang Begitu Indah






Sinar Harapan edisi Senin, 7 September 2009
http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/back_to/indeks-lalu/read/musi-siang-dan-malam-sama-indahnya/?tx_ttnews[years]=2009&tx_ttnews[months]=09&tx_ttnews[days]=7&cHash=52c990e9e0



Musi, Siang dan Malam Sama Indahnya

OLEH: MUHAMAD NASIR

PALEMBANG – Sungai Musi dikenal dengan keidahannya. Bukan hanya pada siang hari, tetapi pemandangan malam hari pun memberikan kesan tersendiri. Areal wisata alam ini memang belum digarap serius, tetapi gagasan dan realisa­sinya sudah terlihat.

Pada beberapa kawasan sedang dalam tahap penyelesaian menjadi objek wisata yang memikat, seperti kawasan 7 Ulu yang dikenal dengan kawasan rumah kapitannya. Ini akan menambah objek wisata yang telah ada seperti Benteng Kuto Besak (BKB) dengan ikon Jembatan Ampera yang melegenda. Juga Istana Sultan dan Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), serta Mesjid Agung Palembang.
Kalau mau menyusuri Sungai Musi, ketika menginjakkan kaki di pelataran BKB atau tepatnya di dekat dermaga, Anda akan dihampiri sopir ketek dan perahu cepat yang menawarkan jasa keliling sungai yang memiliki panjang sekitar 750 km. Tentu saja tidak sepanjang itu perjalanan akan ditelusuri, tetapi hanya dalam tempo 2-3 jam.






Panorama sungai yang memiliki sembilan anak sungai--sehingga kawasan yang dilaluinya disebut Batanghari Sembilan--ini memang cukup mengasyikkan. Kecipak air sungai yang membelah Kota Palembang menjadi kawasan ilir dan ulu ini, suasana di buritan kapal, serta aroma yang berembus memberikan ciri tersendiri. Tatkala berada di sekitar pabrik pupuk Pusri, aroma amoniak terendus, begitu pun aroma karet saat berada di sisi pabrik karet.
“Itulah, bau duit kata orang Palembang,” jelas pemandu wisata. Untuk berkeliling menikmati wisata air Anda dapat menggunakan beragam jasa, tergantung kocek yang dimiliki. Yang berkelas dapat memilih KM Putri Kembang Dadar atau KM Segentar Alam. Kapal mewah tersebut berfasilitas AC, ruang karoke, tempat makan dan fasilitas eksklusif lainnya.





Tarifnya juga cukup sesuai, yakni Rp 70.000 per orang. Tapi kapasitas penumpangnya banyak sehingga kapal baru berangkat setelah jumlah penumpang memenuhi kuota.
Namun, bagi yang ingin menikmati Sungai Musi secara alami, dapat menggunakan jasa ketek atau perahu cepat. Harganya pun cukup murah, yakni Rp 20.000 per orang.
Anda juga bisa menyewa kedua alat transportasi tradisional itu bila tidak bersama rombongan. Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang sebenarnya sudah menetapkan tarif khusus angkutan wisata sungai ini. Kalau Anda ragu, di pelataran BKB dipasang tulisan tentang tarif tersebut.
Tarif Putri Kembang Dadar yang melayani rute BKB-Ki Merogan-Musi 2-Sungai Lais-Bagus Kuning, sebesar Rp 70.000. Sementara itu, Segentar Alam BKB-Ki Merogan-Musi 2-Pulau Kemarau-Lawang Kidul Rp 50.000. Begitu juga dengan rute lain sudah ada tarifnya.
Jangan khawatir, tarif sudah termasuk pelampung dan asuransi bagi penumpang. Berdasarkan data, ada sekitar 200 jenis kapal, termasuk ketek dan bus air yang telah diberi izin untuk melayani wisatawan.
Pokoknya, kalau berwisata ke Sungai Musi jangan khawatir soal harga. Anda bisa tawar-menawar. Untuk mencarter perahu cepat, misalnya, ditawarkan harga Rp 120.000, sementara ketek Rp 150.000. Ini masih bisa ditawar.

Mengisi Perut Lapar
Menikmati Musi memang bisa dilakukan pada siang ataupun malam hari. Tapi untuk keamanan, kalau malam hari Anda disarankan menikmati kapal wisata saja, sementara kalau siang Anda bisa memilih ketek atau perahu cepat. Jika seusai menikmati nuansa sungai pe­rut Anda merasa lapar, tempat makan pun tersedia. Umum­nya di atas perahu. Menunya, dari tradisional sampai seafood atau makanan laut.
Kalau mau makan di tempat yang agak keren, ada Wa­rung Legenda ataupun River Side. Atau Anda mau yang se­derhana? Banyak rumah ma­kan di atas perahu. Oleh karena saat makan terasa ada go­yangan maka tempat ini sering disebut rumah makan goyang.
Bagi yang hobi fotografi, suasana BKB dengan latar be­la­kang Jembatan Ampera yang indah patut diabadikan tat­kala pagi ataupun senja hari.




Anda mau menikmati objek ini? Silakan berkunjung ke Palembang. Sentral menuju wisata ini memang BKB, tetapi dari mana pun Anda turun ke sungai juga tidak masalah. Hanya saja, yang lebih mudah memang melalui BKB. Di kawasan ini, angkutan kota dari berbagai jurusan melewatinya, seperti KM 5, Sekip, Bukit Besar, Plaju, Lemabang, maupun Pakjo. Tetapi kalau Anda mau dari hotel, Anda juga bisa memanggil taksi dan akan diantarkan ke lokasi pintu masuk Sungai Musi. n

Jumat, 14 Agustus 2009

penghargaan SBY untuk Hermen Deru



Bupati OKU Timur dapat Penghargaan Jasa Pratama dari Presiden

Jakarta:
Bupati OKU Timur H. Herman Deru mendapat bintang penghargaan Jasa PrAtama bersama sejumlah tokoh nasional yang diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam upacara kenegaraan di Istana Negara Jakarta Sabtu (15/8).


Herman Deru merupakan satu-satunya bupati di Sumsel yang meraih bintang penghargaan dari negara tersebut. Bintang Jasa Pratama ini diberikan atas jasanya terhadap kebijakan yang bermanfaat bagi keselamatan, kesejahteraaan dan kebesaran bangsa dan negara.
Bupati OKU Timur H. Herman Deru yang dihubungi mengatakan, dirinya memang telah menerima undangan resmi dari Sekretariat Negara (Setneg) untuk mendapatkan bintang penghargaan yang rencananya akan langsung diserahkan Presiden SBY di Istana Negara Jakarta hari ini.
“ Tentu yang pertama saya ucapkan Alhamdulillah atas bintang penghargaan yang diberikan negara ini. Penghargaan ini sangat berarti dan membanggakan tidak hanya bagi saya dan keluarga, tetapi juga masyarakat Kabupaten OKU Timur “ ujar bupati yang akrab dipanggil Deru ini ketika dihubungi via telepon kemarin sore.
Deru menegaskan, bintang penghargaan tersebut mengandung konsekuensi dan pertanggungjawaban yang besar untuk senantiasa dijaga dan dihormati. Dan lebih jauh lagi bintang penghargaan dari Negara tersebut akan memberikan motivasi yang besar bagi dirinya untuk mempersembahkan kerja-kerja nyata yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan demi kebesaran bangsa dan Negara Republik Indonesia .
“ Bintang penghargaan ini pasti akan menambah motivasi kepada saya untuk mempersembahkan yang terbaik bagi masyarakat, terutama dalam mempercepat pembangunan Kabupaten OKU Timur guna mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat “ paparnya.
Selain Herman Deru, para tokoh yang meraih bintang Jasa Pratama antara lain Wakil Gubernur Kepulauan Riau, H Muhammad Sani, Bupati Sorolangun H Hasan Basri, Bupati Pangkajjene dan Kepulauan H. Syarifuddin Nur, Walikota Bontang dr H Andi Sofyan Hasdam Sps, Bupati Tasikmalaya H. Tatang Farhanul Hakim, dan guru besar Fakultas Ekonomi Unibraw Prof Dr Djumilah Zain.
Sementara sejumlah tokoh nasional yang meraih Bintang Mahaputra Adipradana antara lain Ketua MPR Hidayat Nurwahid, mantan Ketua MK Prof Jimly Asshidiqie, mantan Ketua KPK Irjen Pol (purn) Taufiqurachman Ruki, anggota DPD Mooryati Soedibyo dan Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar.
Selain itu para tokoh yang meraih Bintang Maha Putra Utama antara lain Prof Dr Laica Marzuki, Letjen TNI (purn) H Achmad Rustandi, Prof H Achmad Syarifuddin Natabaya, Erry iyana Hardjapamekas, Sarundayang (Gubernur Sulut) dan Gumawan Fauzi (Gubernur Sumbar) .

Penghargaan ini diberikan negara atas pengbadian dan pengorbanan di bidang sosial ekonomi dan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan bidang lain yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara yang darma bakti dan jasanya itu diakui secara luas di tingkat nasional. (k20)

Rabu, 12 Agustus 2009

carrefour palembang



Manajemen Carrefour memberikan keterangan pers di Hotel Horison, Rabu (12/8)


600 Karyawan Carefour Terancam PHK
Palembang:

PT. Carrefour Indonesia yang beroperasi di pusat pebelanjaan di Komplek Palembang Square terancam bubar menyusul pihak manajemen pengelola PT. Bayu Jaya Lestari Sukses (BJLS) akan mengambil alih paksa hypermarket milik investor asal Francis tersebut.
Wirawan D Kadarman, Coorporate Affair Director Palembang, Rabu (12/8) menjelaskan penutupan secara paksa ini dinilai sebagai upaya persaingan bisnis.
Kalau penutupan itu benar-benar dilaksanakan, sekitar 600 karyawan Carrefour yang 100% berasal dari Palembang terancam PHK. Begitu juga 1.200 pengusaha pemasok barang dari Palembang akan kehilangan usahanya.
Sebab sebelumnya, kata dia Carrefour telah terikat kontrak selama 20 tahun (2023), namun karena adanya pengalihan saham perusahaan pengelola beberapa tahun lalu menyebabkan carrefour akan diambil paksa oleh manajemen baru.
Dia menyebutkan beberapa pekan lalu BJLS melayangkan surat peringatan sebanyak tiga kali ke manajemen Carrefour yang intinya agar Carrefuor mengosongkan areal yang disewa di lantai I dan II PS Palembang.
Surat pertama, isinya, ujarnya pada 21 Juli lalu manajemen diminta untuk mengosongkan barang, surat ke II dan III pada 10 Agustus manajemen agar mendjawalkan semua barang harus kosong.
Dia menegaskan, apabila menajemen tidak mengindahkan isi surat tersebut BJLS pada 14 Agustus akan memadamkan listrik.
Dia menjelaskan, hal ini tidak jauh berbeda dengan masalah di Mega Mal Pluit saat Carrefour ditutup.
“Upaya ambil alih paksa atas bisnis Carrefour itu ingin mereka ulangi lagi di Palembang. Groupnya sama dengan Mega Mal Pluit Jakarta dan sistematis,” tegasnya.
Wirawan mengutarakan, permintaan penghentian sewa Carrefour itu tidak beralasan karena pihaknya selalu mematuhi dan menjunjung tinggi ketentuan-ketentuan yang ada di dalam perjanjian sewa tersebut sejak Carrefour PS hadir di Palembang pada 2004.
Dia mengakui pihaknya tidak akan tinggal diam dan siap menempuh jalur hukum, karena manajemen carrefour tidak sedikit pun melanggar perjanjian dan selalu mematuhi aturan

Bahkan, terangnya mereka kini berinisiatif menempuh berbagai jalur tak terkecuali mengadukan ke KPPU dan diplomatik lewat Kedutaan Besar (Kedubes) Francis di Indonesia.
Pemantauan, hingga Kamis pagi (13/8) operasional carrefour masih berjalan normal. Namun beberapa karyawan mengaku sedkit was-was dengan situasi yang dihadapi perusahaan tempatnya bekerja. Beberapa karyawan tampak menggerombol mendiskusikan nasib mereka.
Ketua Asosiasi Ritel Indonesia (Sumsel) Hasanuri menambahkan, setidaknya mengambil jalan terbaik, setidaknya kalaupun dijual harus diprioritaskan ke manajemen Carrefour.
Pihaknya juga sambungnya akan membantu dalam sisi advokasi, sebab hal ini menyangkut ketenagakerjaan yang berasal dari Palembang serta pemasok.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumsel, Eppy Mirza menyayangkan sikap pengelola yang mencoba mengambil alih paksa bisnis Carrefour.
Wali Kota Eddy Santana menegaskan, jika sampai Carrefour benar-benar tutup,maka akan membawa pengaruh pada iklim investasi di Palembang.
“Nanti kami akan memanggil manajemen PS, tetapi sebelumnya kami akan menurunkan tim dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Palembang untuk me-mantau kondisi di Carrefour,” jelasnya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Palembang Aidin, yang didampingi Kepala Seksi (Kasi) Perselisihan Hubungan Industrial, Herman Yunani menjelaskan, sesuai instruksi wali kota,hari ini pihaknya akan membentuk tim untuk memantau kondisi Carrefour.

Dia menjelaskan kalaupun nantinya ada pihak yang akan mengambil alih Carrefour dari PS, sebaiknya hak pekerja dapat diselesaikan sesuai dalam aturan hukum yang berlaku atau mengacu pada UU No 13 Tahun 2003, tentang ketenaga kerjaan.

Dia mengaku kasus seperti ini jarang terjadi, karena saat ini Carrefour sendiri tidak berada dalam kondisi bangkrut, melainkan tetap sehat.Apalagi berdasarkan perjanjian antara pihak Carrefour dengan PS sebagai pengelola pertama atau PT Bayu Jaya Lestari,hingga 20 tahun ke depan. (sir)

Rabu, 13 Mei 2009

stabilo palsu di Palembang

Polisi Ungkap Pemalsuan Stabilo

Palembang - Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Palembang mengungkap peredaran alat tulis palsu. Ribuan produk alat tulis bermerek Stabilo palsu disita polisi dari tiga toko yang menjual produk palsu tersebut. Alat tulis itu diduga diproduksi dari China dengan importir utamanya ada di Jakarta.
Kapoltabes Palembang Kombes Luki Hermawan, Selasa (12/5), mengungkapkan kasus ini terkuak berawal dari laporan produsen Stabilo. Pabrik alat tulis Schwan Stabilo Schwanhauber GmbH & CO melalui kuasa hukumnya, Yulianto, menyatakan kasus ini berawal dari komplain konsumen.
Polisi pun kemudian menggerebek tiga toko yang terindikasi menjual produk palsu tersebut. Hasilnya, ditambahkan Kapoltabes, didapat ribuan produk palsu. Rinciannya, dari toko Intisari milik Yenni Sukamto di Jalan Sudirman didapat 99 Stabilo palsu. Dari toko Siswi milik Airin di Jalan Lingkaran disita 772 produk palsu, dan dari toko Sinar Bali milik Tamrin Susanto di Jalan Kol Atmo didapat 348 produk yang sama.
Ketiga pemilik toko dijerat dengan UU No 15 Tahun 2001 tentang Merek. Ancaman hukumnya maksimal satu tahun penjara dan denda Rp 200 juta. Ketiga tersangka tidak ditahan, hanya dikenai wajib lapor. (sir)

http://sinarharapan.co.id/berita/0905/13/nus05.html edisi Rabu 13 Mei 2009

Kamis, 07 Mei 2009

Korupsi Bronjong di Musi Rawas

Pembangunan Bronjong Mura Dikorupsi Rp 0,5 M

Palembang:

Kerugian pemerintah dalam kasus pembangunan bronjong (perkuatan tebing) Sungai Rawas, Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas (Mura) diperkirakan mencapai Rp 0,5 M.

Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Sumsel Momock Bambang Sumiarso mengatakan hingga kini audit kerugian negara dari BPKP Susmel belum diserahkan. Namun untuk sementara Kejati menaksir kerugian negara dalam proyek bronjong senilai Rp899.442.000 tersebut mencapai Rp400 juta.

Kini, satu per satu tersangka kasus dugaan korupsi proyek bronjong itu ditahan Tim Penyidik Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Selatan.

Setelah Senin (4/5) lalu tersangka Idmar Wijaya ditahan tim Pidsus Kejati, Kamis (7/5) giliran dua tersangka lainnya,yakni Burlian Wijaya, rekanan atau Kuasa CV Rindu Alam dan Komarudin,Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Sungai Wilayah I Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Provinsi Sumsel.

Kedua tersangka ditahan setelah menjalani pemeriksaan selama beberapa jam di Kejati Sumsel. Burlian Wijaya diperiksa selama tujuh jam sejak pukul 09.00- 14.00 WIB. Sedangkan Komarudin diperiksa sejak pukul 12.30- 14.00 WIB. Mereka diperiksa tim Pidsus di ruang Penuntutan Kejati Sumsel dengan didampingi kuasa hukum masing-masing.

Komarudin didampingi kuasa hukumnya Misrulani Hamdan, dan Burlian Wijaya didampingi penasehat hukumnya Ali Bungkar dan Mulyadi Tanzili. Setelah menjalani pemeriksaan, kedua tersangka langsung digiring tim pidsus Kejati ke arah mobil tahanan. Saat menuruni tangga gedung Kejati Sumsel, kedua tersangka tampak menutupi wajah mereka dengan tangan.

Tak sepatah katapun meluncur dari mulut keduanya saat puluhan wartawan melontarkan sejumlah pertanyaan. Keduanya langsung bergegas masuk mobil tahanan bernomor polisi BG 8032 JZ. Kuasa Hukum Burlian Wijaya, Mulyadi Tanzili mengungkapkan, kliennya dan keluarga sangat terpukul dan kecewa dengan penangkapan tersebut. Sehingga pihaknya akan mengajukan penangguhan penahanan.

“Saat ini kita cukup kooperatif dan sejauh ini belum ada unsur-unsur yang menjelaskan bahwa klien saya melakukan tindak pidana korupsi,” tandasnya. Mulyadi juga sangat menyayangkan penahanan kliennya, karena hingga saat ini belum ada kejelasan berapa nilai kerugian negara yang diakibatkan kasus tersebut.

“Mustinya harus ada unsur yang jelas. Sangat kami sayangkan kerugian negara saja pihak Kejati tak bisa ungkapkan dan jelaskan, dan hari ini langsung ditahan,”kata dia. Sementara itu Ali Bungkar menilai penahanan kliennya belum pas. “Belum pas dilakukan penahanan terhadap klien saya,” ujarnya singkat.

Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Sumsel A Wahab Hasibuan mempersilakan kalau pihak penasehat hukum akan mengajukan penangguhan. “Ya silakan saja, itu hak mereka. Kami pun akan mendalami dan mengumpulkan alat-alat bukti dan juga tak sembrono.Mengenai keberatan atau tidak akan segera dibuktikan di persidangan ke depan,” ujarnya.

Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Sumsel Momock Bambang Sumiarso mengatakan, penangkapan terhadap dua tersangka tersebut sudah sesuai prosedur. “Soal kemarin itu mengapa Komarudin tak langsung kita tangkap, karena pemeriksaannya belum selesai.Toh hari ini keduanya ditahan,dan buktinya mereka tadi diperiksa sebelum ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Pakjo Palembang,”ujarnya. (sir)

Lokasi Musi III Ditetapkan

Lokasi Musi III Ditetapkan

Palembang:


Titik lokasi bakal dibangunnya jembatan Musi III menunjukkan titik terang. Minggu depan, tim dari Pusat yang terdiri atas Bappenas dan Departemen PU diturunkan guna memastikan titik mana yang dipilih.


Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga (BM) Provinsi Sumsel Heri Amalindo Jumat pagi (8/5) mengatakan, sebagai finalisasi lokasi Jembatan Musi III,pekan depan bakal diturunkan tim dari Pusat yang terdiri atas Bappenas dan Departemen PU.

”Tim dari pusat akan turun pekan depan dan langsung ke lapangan untuk melihat lokasi sebenarnya,” katanya dis ela-sela perayaan peringatan HUT Sumsel.

”Jadi, jika minggu depan lokasi sudah ditentukan pasti di sana (Kantor Dinas Tata Kota), maka saya yakin tiang pancang dapat dilakukan sekitar September atau Oktober 2009,” tambah Heri seraya menyebutkan, sementara waktu pihaknya masih terus mempersiapkan dokumen yang diperlukan, jika pihak dari Bappenas, Departemen PU melakukan peninjauan ke lokasi.

Diungkapkannya, berdasarkan sejumlah titik penentuan lokasi Musi III, lokasi penentuannya mulai mengerucut dan menguat lokasinya di depan Kantor Dinas Tata Kota. Bahkan, lokasi tersebut sudah dilakukan feasibility study (FS), analisis dampak lingkungan (amdal) dan lainnya.

Lokasi tersebut memang sedikit bergeser dari lokasi sebelumnya di Pasar Kuto yang mengenai Perkampungan Arab. Sementara untuk titik lainnya, belum dilakukan FS. Pada posisi JM 3 b, diperkirakan panjang jembatan 1.500 meter, dengan bentang 500 meter atau main bridge 300 meter.

Dari kalkulasi pendanaan untuk membangun Jembatan Musi III itu, setidaknya diperlukan dana Rp1,2 triliun.

Dana tersebut, jelas Heri, berasal dari investor China. Sedangkan rancangan Jembatan Musi III, lanjut Heri, tidak hanya berfungsi sebagai jembatan penghubung antara hulu dan hilir Kota Palembang,namun juga dapat menjadi ikon Kota Palembang dan dapat menambah daya tarik untuk pariwisata.

Bahkan, rancangan desain jembatan dibuat terbuka, dan akan dibangun restoran di atas jembatan. ”Tentu kerja sama ini melibatkan seluruh pihak. Kami kerja sama dengan pemkot untuk penentuan lokasi,sehingga pemkot dapat mengeluarkan SK Penetapan Lokasi Musi III,” kata Heri.

Mengenai pembebasan lahan, Heri mengaku tetap akan dianggarkan secara bertahap dengan dana sharing pemkot dan pemprov. Dana dari pemprov bisa diambil dari APBD Perubahan sambil menunggu kepastian titik lokasi hingga ditetapkan menjadi SK.

Heri menjelaskan, bergesernya lokasi Jembatan Musi III diakui tidak akan bermasalah dibandingkan lokasi sebelumnya, yakni di Pasar Kuto.

Bahkan,berdasarkan hasil pemantauan, meskipun ada pembebasan lahan, tidak akan bermasalah banyak. Terlebih,saat ini penda-naan sudah disiapkan dari investor Cina. (sir)

Kamis, 16 April 2009

Ita Diana, Menyungkit Songket Melestarikan Budaya



448: Beginilah menyungkit songket





Ita Diana

Melestarikan Songket, Melanggar Tradisi

Pembuatan songket ternyata tak semudah dibayangkan. Bukan sekedar menenun seperti sering kita lihat, seorang wanita menenun kain songket dengan lincahnya. Meskipun, itupun membutuhkan waktu paling tidak seminggu.

Sebelum menenun, ternyata ada langkah awal yang harus dilakukan untuk bisa menghasilkan songket. Proses inilah yang menentukan seperti apa motif songket itu nanti jadinya. Tahap inidisebut dengan proses menyungkit atau membuat motif.

Di Sumsel, tak banyak yang bisa menyungkit ini. Karena memang pengetahuan dan keterampilan ini diturunkan turun-temurun. Itupun tidak semua keturunan bisa mendapatkan nasib baik diajari menyungkit.

Karenanya, penyungkit ini jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Mereka berada di perkampungan orang-orang asli Palembang seperti di Tanggabuntung dan 3-4 Ulu Palembang.



Seorang penenun sedang mengerjakan tenunan songket motif buatan Ita Diana



Diantaranya, Ita Diana. Wanita kelahiran Palembang ini mendapat keahlian menyungkit dari neneknya. Tepatnya, adik dari kakeknya, almarhumah Nenek Imah. Dari cucu-cucu lainnya, dia beruntung karena mendapat kepercayaan dan kesempatan untuk belajar mencukit. Meski harus mengorbankan sekolah.

Istri Ismail ini, mendapatkan kemampuan mencukit jugatidak mudah. Bertahun-tahun dia belajar.
Ibu dari M Ajid Sidik, Enha Anggi Pratama, dan M Balya ini pun tidak menurunkan kemampuannya kepada keturunannya. Karena memang dia tak punya anak wanita.

Ditemui dikediamannya di kawasan 3-4 Ulu, Palembang, Ita menceritakan bahwa, desain songket biasanya terdiri dari teretes, hiasan pinggiran (tepi), tawur, rebung, apit, rumpak, ombak, kembang/tumpal.

Untuk kembang atau tumpal, bisa berupa motif naga besaung nampan perak, bungo cino, ulir, ataupun kembang pacar. Khusus untuk kembang/tumpal tidak boleh diganti. Sudah menjadi pakem, kalaupun mau memodifikasi, biasnya di bagian yang lain.

Proses pembuatan songket, menurutnya dimulai dari nyucuk suri, ngelak, pencukitan (membuat motif). Setelah itu baru menenun.

Bagi Ita sendiri, dia bukan sekadar membuat motif songket Palembang tetapi juga mengerjakan motif songket Jambi yang punya ciri khas tersendiri. Yang biasnya bermotif emong kuncai, kembang duren dan angso suo

Ukuran songket biasanya 90 cm x 2 meter. Untuk songket biasnya dibutuhkan 7 tukel benang. Nantinya, bisa menjadi 3 kain songket. Mengerjakannya bisa sepuluh hari.


Ita Diana menunjukkan songket hasil kreasinya pesanan seorang pejabat di Jakarta.




Mengerjakan songket, mulai dari proses pembuatan motif tidak sedikit. Diantaranya, kuda-kuda (kudo dayan), apit, penyuncing, beluro, por, suri, dan teropong. Juga dibutuhkan banyak lidi, terutama dalam pembuatan motif.

Penggunaan lidi, sedikitnya 170 batang untuk satu songket. Rinciannya,, teretes 21,
tawur 12, rebung 60, rumpal/bunga api 8-10, ombak 9, kembang/tumpal 25-60.
Diungkapkan Ita, lidi-lidi ini biasanya dibeli dari pengrajin rokok gudung. Seikat seharga Rp 2.000 berisi sekitar 500 batang.

Motif songket ini sendiri, setelah selesai dibuat nantinya bisa digunakan untuk menenun sedikitnya 500 songket. Namun kalau tidak terawat dan tidak telaten, bisa-bisa hanya bisa untuk tiga songket. ”Bergantung kepada penenunnya,” ujarnya.
Upah membuat motif ini sendiri, saat ini berkisar Rp 225.000 hingga Rp 250.000. Bergantung kerumitannya. Hanya saja, pembuatan motif ini masih menemui kendala karena berbagai faktor. Diantaranya, masih minimnya keinginan orang untuk belajar. Juga minimnya modal untuk membuat motif, sehingga pembuatan motif baru dilaksanakan jika ada yang memesan.

Beberapa tahun terakhir, jumlah pembuat motif ini sebenarnya bisa dihitung dengan jari. Itu karena fakor-faktor tersebut ditambah adanya aturan bahwa pembuatan motif ini hanya bleh diturunkan kepada keturunan.


Bagi Ita sendiri, dia merasa tak masalah mengajarkan teknik pembuatan motif itu. Karenanya, ketika ada tawaran dari Disperindag untuk mengajar di kursus pembuatan motif, dia tak berkeberatan. Juga beberapa even lainnya yang dilaksanakan oleh berbagai organisasi dan disponsori berbagai perusahaan.

Melalui Disperindag saja, dia sudah tiga kali dilibatkan. Termasuk ke berbagai daerah, seperti Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI). Hasilnya, kini sudah puluhan penyungkit baru kini telah lahir. Termasuk di kampungnya, yang pelatihannya melalui kelurahan.


Mengajar program Disperindag 3 kali sudah tiga kali, sedikitnya mengajari 60 orang. Ditambah di kelurahan, sebanyak 25 orang. Kini mereka sudah produktif. Beberapa rumah tenun di Palembang, bahkan pesanan-pesanan dari luar daerah memang telah memanfaatkan jasa penyungkitan tersebut. (sh/muhamad nasir)


Sisi Lain

Biaya Seharga Satu Suku Emas


Ita Diana mengawasi seorang anak didiknya sedang mengerjakan pencukitan songket....




Belajar mencukit bisa dengan dua cara. Secara privat atau ikut program yang dilaksanakan dinas/instansi atau organisasi tertentu.

Hasilnya memang tak sama. Karena biaya dan waktu belajar pun memang berbeda. Untuk yang privat, Ita mematok harga tertentu. Inipun sesungguhnya sudah berlaku secara umum di Palembang. Yakni, biayanya seharga satu suku emas atau 6,7 gram.

Saat harga emas naik seperti sekarang ini, bisa mencapai Rp 2 juta. Belajarnya, selama tiga bulan dengan belajar sekali seminggu. Mulai dari nyucuk suri, ngelak, pencukitan (membuat motif) sekaligus menenun.

Sementara kalau ikut program, hanya dua kali pertemuan. Biasanya, cocok untuk mereka yang pernah memiliki kemampuan menenun. Sehingga punya kemampuan dana pengetahun dasar tentang songket menyongket.

Bagi Ita, untuk kursus-kursus ini dia biasanbya dibayar Rp 500 ribu dengan murid paling banyak 20 orang. Kalau dibanding belajar privat tentu tak seimbang. ”Tetapi, manfaatnya tentu songket bisa lebih lestari,” ujarnya. (muhamad nasir)

Jumat, 27 Maret 2009

Ayah Kandung Perkosa Anaknya

Tiga Tahun Diperkosa Ayah Kandung

Palembang:

Tiga tahun, Wanti (17, nama samaran) menjadi korban kebiadaban ayah kandungnya yang telah memperkosanya berulang-ulang.

Karena tak tahan, akhirnya dengan ditemani ayah angkatnya, Syamsul, Wanti melaporkan ulah orangtuanya tersebut ke Poltabes Palembang Jumat (27/3).


Warga Jalan Mayor Zen Lorong Perintis, Palembang, ini mendatangi SPK Poltabes Palembang guna melaporkan tersangka Jayadi (40), yang tidak lain ayah kandungnya. Dalam laporannya, dia mengaku telah diperkosa berulang kali sejak 2006.

Wanita yang baru beranjak remaja itu menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya kepada polisi dengan malu-malu. Pertama dia diperkosa ayahnya pada 2006 sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu rumah dalam kondisi sepi. Awalnya korban sempat menolak permintaan ayahnya.

Tersangka yang sudah kerasukan setan mengancam akan membunuh korban jika tidak memenuhi permintaannya. Dibawah ancaman, korban terus berontak. Namun akhirnya, malam itu tak berhasil mempertahankan kehormatannya.

Sejak itu, sang ayah selalu minta dilayani setiap ada kesempatan, terutama saat rumah sedang sepi. Sebagai anak, dia sangat keberatan untuk melayani nafsu berahi ayahnya. Namun, karena diancam akan dibunuh, dia terpaksa memenuhi keinginan nafsu setan ayahnya.

Korban sebenarnya sempat mengadu kepada ibunya. Ibunya justru dihajar hingga babak belur. Karena tidak tahan lagi dengan derita yang menimpanya, sejak 25 Februari 2009, korban kabur dari rumahnya. Dia sempat tinggal bersama ayah angkatnya, Syamsul, di Sukarami, Palembang.

Meskipun sudah menjadi korban kebiadaban sang ayah, korban tetap tidak melaporkan perbuatan bejat ayahnya ke polisi. Setelah diberi pengertian oleh ayah angkatnya, korban dengan berat hati akhirnya melaporkan perbuatan ayah kandungnya ke pihak kepolisian.
Kapoltabes Palembang Kombes Lucky Hermawan membenarkan pihaknya menerima laporan korban. Kini kasus tersebut tengah ditangani. (sir)

Senin, 23 Maret 2009

Resep Asli Musi




Resep Ikan Kerapu







Oleh Yuddhy Syarofie

Tim Kerapu IKAN kerapu yang dikenal sebagai ikan keretang oleh nelayan Sungsang atau kerasang oleh masyarakat Jambi, hingga kini masih tergolong sebagai ikan bernilai ekonomis tinggi. Karena itu pula, untuk kawasan yang jauh dari wilayah pesisir, ikan ini jarang dijumpai di pasar. Kalaupun ada, harganya sangat tinggi dan ukurannya juga kecil-kecil. “Tidak masuk ukuran ekspor”. Itu istilahnya, karena memang ikan ini langsung ditampung oleh agen, untuk selanjutnya ditampung lagi oleh eksportir. Betapa tinggi nilai ekonomis sang ikan, beberapa daerah telah melakukan budidaya hasil laut (marine culture). Namun, sebagian besar daerah di Indonesia –termasuk Sumatera Selatan dan Bangka-Belitung—masih mengandalkan hasil tangkapan laut. Ada beberapa jenis ikan ini, antara lain kerapu tikus (Cromileptes altivelis), kerapu macan (Epinhelus fuscogulbatus), dan yang paling mahal harganya, kerapu sunu (Pleotopomus leopordus). Sebagai bahan pangan, serat daging ikan ini sangat khas. Sebagian konsumen bahkan mengatakan ada beberapa rasa dalam sekerat daging sang ikan. Hebat kan? Berikut, resep salah satu olahan kerapu dari sekian banyak olahan yang dapat dilakukan. Harus tetap diingat, memasak bahan pangan harus selalu memerhatikan karakter sang bahan pangan. Dengan demikian, menu yang pas akan menghasilkan makanan dengan rasa pas –bukan pas-pasan, tentu saja—sehingga melegakan selera makan kita. Resep Tim Kerapu Bahan: • 2 ekor kerapu ukuran sedang (antara 250-500 gr) • 1 ruas jahe dihaluskan • 2 ruas jahe dipotong batang korek api • 2 buah bawang merah dihaluskan • 3 buah bawang merah diiris tipis • 4 siung bawang putih dihaluskan • 2 siung bawang putih diiris tipis • 1 tangkai jembak, iris serong • 2 lembar daun jeruk diiris tipis • 1 buah tomat • 1 buah jeruk nipis • 1 buah jeruk lemon • 6 butir ketumbar • 4 butir merica • garam secukupnya. Cara Membuat: 1. Bersihkan ikan, taburi jeruk nipis dan garam ke tubuh ikan hingga ke dalam rongga perutnya. Diamkan selama lebih kurang 15 menit. 2. Cuci bersih ikan hingga terasa kesat. 3. Lumuri ikan dengan campuran jahe, bawang merah, bawang putih, ketumbar, dan merica yang dihaluskan plus perasan jeruk nipis. Apabila suka pedas, dapat tambahkan irisan cabe. Diamkan selama lebih kurang 10-30 menit. 4. Tempatkan ikan di mangkuk tahan panas. 5. Taburkan irisan bawang merah, bawang putih, dan jahe yang telah diberi garam, serta irisan daun jeruk. 6. Kukus. 7. Sekitar 15 menit, letakkan irisan jembak. Kemudian, susul dengan tomat dan jeruk lemon. Selain untuk garnis, kedua bahan ini juga dapat memberi rasa dan aroma. 8. Biarkan mangkuk di dalam kukusan selama lebih kurang 5 menit, lalu angkat. Siap dihidangkan. Catatan: Semua resep tidak menggunakan penyedap rasa. Mulailah menjauhkan MSG, bahan pengawet, dan pewarna kimia dari kehidupan keluarga kita.



http://www.facebook.com/wall.php?id=1600004211&banter_id=1041908444&show_all#/profile.php?v=feed&id=1041908444

Selasa, 17 Maret 2009

Pasar 16 Ilir Palembang

Zaman Belanda, Palembang Sudah Ber-BG








Sumber: KITLV
Pelat Nomor Polisi "BG" di Jalan Pasar Tahun 1930.



oleh Yudhy Syarofie


MAKMUR meskipun di tanah jajahan. Begitulah yang dirasakan rakyat Sumatera Selatan, saat harga karet melambung-lambung hingga dua dasawarsa abad ke-20. Kawasan 16 Ilir menjadi saksi atas kemakmuran yang luar biasa itu.
* * *
DENGAN tingkat kemakmuran yang tinggi ini, rakyat Keresidenan Palembang –terutama kawasan di Sumatera Selatan penghasil getah karet (Hevea Brasiliensis) itu sudah terbiasa mendengarkan piringan hitam yang diputar pada gramafon dari berbagai merek, seperti Edison, Polydor, dan His Masters Voice. Bagi yang senang dengan fotografi, tersedia pula kamera foto. Semua produk “mewah” itu diiklankan di surat kabar lokal, seperti Pertja Selatan, Pewarta Melajoe, atau Kemudi.
Bagi warga yang sudah melek huruf dan mampu membaca koran, iklan itu pun memikat hati mereka. Didatangilah pertokoan di Pasar 16 Ilir untuk membeli bermacam barang itu. Tidaklah heran, apabila kemudian, setelah bertransaksi getah karet dengan para penampung, juga bank-bank yang berada di kawasan itu, para toke karet ini mengangkut beragam barang mewah ke kampung mereka. Sebagai catatan, pendirian bank-bank niaga di kawasan ini –seperti diulas pada tulisan terdahulu—dipicu oleh semakin membaiknya perekonomian di keresidenan ini.
Bisnis perkaretan di Palembang, pada masa awal abad ke-20 ini sangat menjanjikan. Apalagi setelah terjadi rubber booms antara tahun 1914-1915. Kondisi ini makin meningkat setelah tahun 1920-an. Tak heran, banyak orang kaya di Keresidenan Palembang berkat bisnis getah dari tanaman yang dibawa dari Singapura oleh jemaah haji asal Palembang itu. Tanaman yang berasal dari Desa Para –nama desa ini kemudian melekat sebagai salah satu sinonim pohon karet—yang berada di Brasil sana.




Sumber: KITLV
Mobil berpelat BG dalam kondisi foto utuh.




Sebetulnya, bukan hanya bisnis di Keresidenan Palembang yang “meledak” akibat getah karet. Tercatat, beberapa daerah lain di wilayah Hindia Belanda mengalami hal yang sama. Ini pun menarik perhatian Pemerintah Hindia Belanda, yang pada Oktober 1924 mendirikan suatu badan yang dinamai De Native Rubber Investigation Commissie untuk melakukan semacam penelitian mengenai kondisi perkaretan di negeri jajahannya ini. Termasuk pula, berapa besar penghasilan yang didapat perusahaan eksportir. Hal itu terjadi akibat terjadinya lonjakan permintaan getah karet pada masa 1920-an. Hasil penelitian itu kemudian diterbitkan dalam sebuah laporan berjudul De Bevolkingscultuur in Nederlandsch Indie (Pertja Selatan; 7 Oktober 1927).
Sebagai gambaran, dapat dilihat pada data ekspor karet pada tahun 1919-1926;

Tahun Ekspor Basah (ton) Ekspor Kering (ton) Harga (juta rupiah)
1919 13.000 - -
1920 10.000 - -
1921 6.000 - -
1922 25.000 20.000 15
1923 53.000 40.000 50
1924 86.000 56.000 70
1925 128.000 83.000 250
1926 128.000 85.000 180
Sumber: Pertja Selatan, 7 Oktober 1927
Catatan: mata uang yang dipakai, rupiah.
Surat kabar yang terbit di Palembang ini juga menampilkan data mengenai besaran ekspor karet di Indonesia, berdasarkan Keresidenan, pada tahun 1927 per Januari-September.

Keresidenan Ekspor Kering (ton) Ekspor Basah (ton)
Borneo Barat 21.133 16.906
Borneo Selatan dan Timur 26.299 15.780
Jambi 30.511 15.256
Palembang 17.037 11.951
Sumatera Timur dan Aceh 16.648 11.154
Riau dan Daerahnya 7.863 6.984
Tapanuli 3.528 3.175
Bangka 2.163 1.449
Bengkulu 953 638
Sumber: Pertja Selatan, 7 Oktober 1927

Palembang Punya “BG”
DALAM situasi ini, rakyat Keresidenan Palembang yang semula sangat lekat dengan budaya tepian sungai (riverine culture) mulai kenal dengan budaya “daratan”. Sebagian dari mereka yang diuntungkan oleh bisnis getah karet kemudian seolah berlomba membeli mobil. Selain distributor mobil yang menyediakan beragam merek mobil di Jl. Tengkuruk, sebuah perusahaan dagang –istilah sekarang, agen tunggal pemegang merek—mobil Ford, bahkan kemudian mendirikan ruang pamer (show room) di kawasan Sungai Rendang, yang terletak di sebelah hilir 16 Ilir.
Dalam tahun 1920, mobil pribadi belum sampai 300 unit. Namun, pada tahun 1927, jumlahnya meningkat sampai 3.475 unit, terdiri atas berbagai merek, yaitu Ford, Albion, Rugby, Chevrolet, dan Whitesteam.
Saat ini, pasaran mobil demikian pesat. Dua perusahaan mobil Amerika, seperti dimuat dalam iklan di surat kabar Pertja Selatan, yaitu Ford dan Chevrolet berkompetisi merebut konsumen. Pada tahun 1920-an ini, sedan Ford dipatok dengan harga Nlg 2.155, sedangkan Chevrolet seharga Nlg 2.195.
Sebuah foto berangka tahun 1930, menunjukkan kondisi di kawasan Jl. Pasar (Pasarstraat) 16 Ilir. Pada foto ini, tampak sebuah mobil yang terlihat jelas pelat nomornya. Dari sini, dapatlah diambil kesimpulan bahwa pemakaian hirif BG sebagai identitas nomor polisi kendaraan di Palembang –mungkin juga berlaku bagi kota lain di Indonesia—merupakan adopsi dari zaman Belanda. Ternyata, bukan hanya KUHP yang diadopsi dari negeri penjajah itu.
Tulisan ini berdasarkan penelitian dari berbagai sumber, baik tertulis maupun wawancara.
Selanjutnya: Pedagang Cungkukan, Kampung Cina, dan Pertokoan


dikutip dari: http://www.facebook.com/wall.php?id=1159207639&banter_id=1041908444&show_all#/note.php?note_id=56935593110&ref=mf

Jumat, 13 Maret 2009

Telkomsel-iPhone 3G

Telkomsel Jual iPhone 3G



Jakarta:


Telkomsel hari ini mengumumkan dimulainya penjualan iPhone 3G yang peluncurannya dilaksanakan pada 20 Maret 2009 mulai pukul 8 malam di Pacific Place, Pavilion-South Entrance, Jakarta Selatan.



Mulai Senin, 23 Maret 2009, iPhone 3G akan dijual di GraPARI dengan harga senilai Rp 2.622.000*. iPhone 3G juga tersedia di gerai PT Trikomsel Oke (Oke Shop), PT Cipta Multi Usaha Perkasa (Global Teleshop), PT Simpatindo Multimedia (Sarindo), dan PT Telesindo Shop (Telesindo Shop) yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya. Telkomsel akan memperluas penjualan iPhone 3G ke seluruh Indonesia mulai Sabtu, 28 Maret 2009, di mana informasi tempat dan lainnya dapat diakses lewat website http://www.telkomsel.com/iphone/wheretobuy.



iPhone 3G merupakan kombinasi tiga produk dalam satu kesatuan, yakni ponsel yang revolusioner, iPod berlayar lebar, dan terobosan baru perangkat internet yang menghadirkan pengalaman menakjubkan dari sebuah perangkat mobile. Dengan dukungan kecepatan jaringan 3G, peta GPS, dan berbagai fitur enterprise/korporat diantaranya Microsoft Exchange, iPhone 3G menghadirkan beragam fitur layanan lewat satu sentuhan jari. Melalui akses App Store, tersedia puluhan ribu aplikasi mulai dari games sampai dengan social networking, financial planning, dan health management, yang telah di-download lebih dari 500 juta kali sampai saat ini. Saat ini iPhone 3G telah hadir di lebih dari 70 negara di seluruh dunia.



Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno mengatakan, “iPhone 3G akan mengubah pengalaman pelanggan dalam menggunakan sebuah perangkat ponsel. Kombinasi iPhone 3G yang revolusioner dengan jaringan kecepatan tinggi terluas berkualitas dari Telkomsel tentunya akan menghadirkan kenyamanan lebih bagi pelanggan, baik untuk layanan voice dan SMS maupun browsing web dan mendengarkan musik.”



Telkomsel juga menawarkan tiga pilihan paket tarif khusus untuk iPhone 3G, yang sudah termasuk Gratis bicara, SMS, dan akses data. Pelanggan dapat menikmati Gratis incoming call sepanjang hari, Gratis outgoing call hingga 360 menit dan Gratis 300 SMS Gratis, serta Gratis penggunaan akses data sebesar 1 GB (upload dan download) dengan kecepatan hingga 3,6 Mbps. Paket ini dapat dinikmati oleh pelanggan kartuHALO, simPATI, dan Kartu As.



iPhone 3G terbaru ini dapat digunakan di seluruh jaringan Telkomsel (2G maupun 3G), serta mampu mendeteksi jaringan hotspot Wifi secara otomatis, sehingga sangat powerful untuk penggunaan internet kecepatan tinggi maupun browsing multimedia kapan pun dan di mana pun. Saat ini jaringan Telkomsel telah melayani hingga ke pelosok negeri dan seluruh propinsi dan kabupaten di Indonesia, bahkan telah sukses menggelar jaringan 3G di lebih dari 140 kota. Telkomsel terus berkomitmen untuk melayani Indonesia lewat penggelaran jaringan selular dan tahun ini telah mengalokasikan investasi sebesar USD 1,5 billion termasuk di antaranya untuk menghadirkan jaringan 3G terbaik.



Telkomsel dengan bangga menyediakan sebelas layanan aplikasi khas Indonesia yang dapat dinikmati pelanggan, yakni: Trans Jakarta (informasi Trans Jakarta/Bus Way), Aphrodite (jadwal pertandingan olahraga dunia), Jakarta Globe (layanan berita berbahasa Inggris), BuUuk (Rekomendasi tempat kuliner di Jakarta dan Bali), Foyage (peta kota setempat), Detik.com (layanan berita), Angklung (musik), SCTV (televisi), Kapanlagi.com (web gaya hidup dan hiburan), Macetlagi.com (portal monitoring jalan raya dan streaming), dan Kompas (layanan berita). Aplikasi tersebut dapat di-download secara gratis untuk beberapa waktu dari Apple App Store.



Pelanggan yang telah melakukan registrasi iPhone 3G via website akan mendapatkan prioritas utama pembelian setelah peluncuran resmi. Mereka akan dihubungi melalui email maupun SMS tentang rincian bagaimana untuk menjadi salah satu pelanggan pertama di Indonesia yang memiliki sebuah iPhone 3G dari Telkomsel. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.telkomsel.com/iphone. (sir/rel)