tag:blogger.com,1999:blog-43561677514955034952024-03-19T05:43:04.480-07:00Sinar Musi AmperaInformasi seputar Jembatan Ampera dan aliran Sungai MusiUnknownnoreply@blogger.comBlogger57125tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-17590934683119141232011-12-23T18:02:00.000-08:002011-12-23T18:02:51.793-08:00kenang daku dalam doamu<iframe src="http://www.youtube.com/embed/xirNZMmd2OU?fs=1" allowfullscreen="" width="459" frameborder="0" height="344"></iframe><div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-29685592641550369742011-07-27T18:54:00.000-07:002011-07-27T18:55:15.561-07:00Pelaku Mutilasi Dipenjara 20 TahunPelaku Mutilasi Dipenjara 20 Tahun<br /><br />Palembang:<br /><br />Delapan terdakwa yang terlibat kasus mutilasi terhadap Eko Adi Saputra, seorang tahanan anak di LP Pakjo,divonis hukuman pidana 20 tahun penjara oleh majelis hakim dalam sidang putusan di Pengadilan Negeri (PN) Klas 1A Khusus Palembang, Rabu (27/7). <br /><br /><br />Putusan hakim lebih tinggi dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Arief Safriyanto yang menuntut dengan hukuman pidana 17 tahun penjara. “Sebagaimana diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 340 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) KUHP dalam dakwaan Kesatu,” tegas Ketua Majelis Hakim H Ahmad Yunus SH MH.<br /> <br />Ahmad Yunus menyatakan, delapan terdakwa yakni Heru, 20; Andre, 23; Aji, 19; Iskandar, 22; Dedi, 21; Ahmad Habibi,20; Prayitno,19; dan Fitriansyah, 19,terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana bersama- sama secara berencana menghilangkan nyawa orang lain. <br /><br /><br />Sebelumnya dalam surat dakwaan JPU disebutkan, para terdakwa memutilasi seorang tahanan anak di kamar ruang tahanan No 8C, LP Anak Klas 1A Palembang,pada Senin 22 November 2010,se-kitar pukul 00.30 WIB.Saat kejadian, para pelaku dan korban ditahan di ruang yang sama. Korban sengaja dibunuh dengan cara dipukul dan dibekap dengan bantal,karena korban dianggap hendak melarikan diri dari tahanan.<br /><br />Waktu itu, terdakwa Prayitno dan Andre memotong daun telinga korban,sedangkan Habibi memotong kemaluan korban dengan sendok yang kedua sisinya telah ditajamkan. (sir)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-33866059133521026772011-07-08T03:12:00.004-07:002011-07-09T05:00:25.991-07:00Wapres Tutup Jamnas IX di Teluk Gelam, OKI<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-J64i_uBi5Dk0P3pV5NVZ8aG04AyIFTXFqJpOm7_VqWR1R_9yNaC2dnm7o-Rt53_n1fyqyi8-huUE85cVcYhZuiG75deAXFviAxZW3jyq1WBiZNTnBxZiXsU3KUjTSwGra8b5GJrHTw/s1600/UTG_Penutupan+Jamnas+%25288%2529i.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-J64i_uBi5Dk0P3pV5NVZ8aG04AyIFTXFqJpOm7_VqWR1R_9yNaC2dnm7o-Rt53_n1fyqyi8-huUE85cVcYhZuiG75deAXFviAxZW3jyq1WBiZNTnBxZiXsU3KUjTSwGra8b5GJrHTw/s320/UTG_Penutupan+Jamnas+%25288%2529i.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5627320576795584946" /></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ5Grzl11Y9TMELKPlg8mzJPq_MRSEKdLZ0Je1s5YrGFqr9ANRMTyv6UBjykVCYS4H2Y2H7nO-fmGTGlxW6Ig-IWH80b-jjzPFuK7fzOXaLB8IB6KYHfsdu-TD5PONXakrAp6OJO6rUg/s1600/UTG_Penutupan+Jamnas+%25285%2529-1i.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ5Grzl11Y9TMELKPlg8mzJPq_MRSEKdLZ0Je1s5YrGFqr9ANRMTyv6UBjykVCYS4H2Y2H7nO-fmGTGlxW6Ig-IWH80b-jjzPFuK7fzOXaLB8IB6KYHfsdu-TD5PONXakrAp6OJO6rUg/s320/UTG_Penutupan+Jamnas+%25285%2529-1i.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5627320568408114098" /></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGTqx5T12lwDDYXj1SJm0CiTENn5oQoDXZv4FWOe4DfExPBWUt6aTz90Rp8fD5Mz8a61S5cMQNHtaKCaoEE0q82jZee_VYKMhLFoNCVuvBZnT1PEFfKYXL8zfy2IqVSFHBm0CF7nY4ew/s1600/UTG_Penutupan+Jamnas+%25284%2529i.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGTqx5T12lwDDYXj1SJm0CiTENn5oQoDXZv4FWOe4DfExPBWUt6aTz90Rp8fD5Mz8a61S5cMQNHtaKCaoEE0q82jZee_VYKMhLFoNCVuvBZnT1PEFfKYXL8zfy2IqVSFHBm0CF7nY4ew/s320/UTG_Penutupan+Jamnas+%25284%2529i.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5627320565235153570" /></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim6Kua-RU4MF2E7bWUGcAjrjDUDKnyZeRS5rPdRfzjFQb_Vk6_23ym_D1ou59NCdTNh5qY4S7p6GWHp1XFtMAhRwGqirJ0iAjrDLf7lK-YUN_qLPvbzFFwrKz-Y04kqRpzff9X6-WmXQ/s1600/UTG_Penutupan+Jamnas+%25282%2529i.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim6Kua-RU4MF2E7bWUGcAjrjDUDKnyZeRS5rPdRfzjFQb_Vk6_23ym_D1ou59NCdTNh5qY4S7p6GWHp1XFtMAhRwGqirJ0iAjrDLf7lK-YUN_qLPvbzFFwrKz-Y04kqRpzff9X6-WmXQ/s320/UTG_Penutupan+Jamnas+%25282%2529i.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5627320560631712050" /></a><br />Wapres Tutup Jamnas IX di Teluk Gelam, OKI<br />Budiono : Kepemimpinal Bukan Hanya di Bidang Politik<br /><br />KAYUAGUNG- Jambore Nasional (Jamnas) IX ditutup oleh Wapres Budiono (9/7) diikuti ribuan para pengalang pramuka dari seluruh pelosok nusantara. Setelah sebelumnya Jamnas OKI dibuka secara langsung oleh Presiden SBY. <br /><br />Dalam sambutannya, Budiono menyatakan bahwa kepemimpinan jangan dianggap hanya di bidang poltik, kepemimpinan itu berada di segala bidang. “ Janganlah kalian menganggap kepemimpinan hanya berada di bidang politik, bukan hanya politik,” tegas Budiono.<br /><br />Kepemimpinan yang dimaksud kata budiono, adalah kepemimpinan segala bidang, mulai dari bisnias, profesinal. Olahrga dan pendidikan. Kader-kader pemimpin bangsa ini berada di para pramuka, dan untuk itu para pemuda harus siap mengambil alih tugas kepemimpinan kedepan. <br /><br />Eksistensi dan persatuan negeri imbuh wapres, harus tetap dijaga. Pramuka sebagai pandu harus berdiri pada barisan depan. Paham terorismse dan radikalimse tidak boleh mengancam NKRI<br /><br />Ditambahkannya, peserta Jamnas OKI merupakan penggalang pilihan yang diharapkan bisa menularkan pengalaman selama Jamnas ke daerahnya masing-masing. Wapres pun meminta pengalaman berharga ini bisa diimplementasikan di kehidupan nyata para penerus bangsa ini.<br /><br />"Tugas kita adalah berbagi. Tugas kami adalah mempersiapkan generasi penerus, sementara adik-adik adalah mempersiapkan diri sehingga siap saat penggantian pemimpin nantinya," ungkap Budiono<br /><br />Ketua Kwartir Nasional Azrul Azwar mengemukakan<br />banyaknya peserta Jamnas tahun ini menunjukkan animo dan minat anak-anak terhadap Pramuka cukup baik. Ini menunjukkan revitalisasi Pramuka sudah terlaksana dengan baik.<br /><br />Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengemukakan bahwa pelaksanaan Jamnas diyakini banyak memberikan manfaat bagi pembinaan kepemimpinan dan bernegara. Ini merupakan modal bagi pembinaan karakter anak-anak yang bakal menjadi pemimpin di masa depan. Jamnas IX tahun 2011 di Teluk Gelam, Kayuagung, Sumsel diikuti sedikitnya 30.000 Pramuka se-Indonesia ditambah Pramuka dari Malaysia dan Singapura. Juga Pramuka utusan KBRI negara se-Asia Pasifik.<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-36645562381373647002011-07-08T03:12:00.003-07:002011-07-09T04:10:17.829-07:00Polisi dan Guru Jual NarkobaPalembang:<br />Seorang oknum polisi yang diduga terlibat penjualan narkoba dan guru SMP di Palembang diringkus petugas Direktorat Narkoba Polda Sumsel, Jumat (8/7) sekitar pukul 03.00 WIB. Keduanya diamankan dalam kasus terpisah.<br /><br />Seorang oknum guru SMPN 8 Palembang Antarwijaya alias Babe (46), warga Jalan KKO Badarudin II, RT 07/04,Kelurahan Sungai Buah, Palembang tak bisa mengelak lagi, saat anggota Unit IV Ditnarkoba Polda Sumsel menemukan 17 paket kecil sabu di rumah tersangka, Kamis (7/7) sekitar pukul 20.00 WIB.<br /><br />Selain menangkap oknum PNS ini, tim yang dipimpin Ajun Komisaris Polisi (AKP) Paulina ini,juga berhasil membekuk tersangka Ade,36,di kosannya Jalan Ramakasih III, Kelurahan Duku, Palembang. Dari tangan tersangka yang diduga sebagai penyuplai sabusabu kepada sang oknum guru ini, polisi kembali menemukan satu paket kecil sabu-sabu.<br /><br />Direktur Narkoba (Dirnarkoba) Polda Sumsel Komisaris besar (Kombes) Pol Teguh mengatakan, penangkapan tersangka berkat informasi warga bahwa di rumah tersangka Babe sering dijadikan tempat transaksi penjualan narkoba.<br /><br />” Mendapat laporan itu, tim Unit IV langsung bergerak melakukan penyelidikan. Bahkan tim setiba di ru-mah tersangka Babe langsung melakukan penggeledahan,” ungkap Teguh kemarin di ruang Unit IV Ditnarkoba Polda Sumsel. Tersangka Babe ditemui di ruang riksa Tim IV Ditnarkoba membantah jika 17 paket sabu itu miliknya. ”Semua barang milik ade,saya hanya dititipi saja.<br /><br />Tapi kalau saya mau beli sama Ade, pasti diskon harga miring, karena saya membantunya menyimpan sabu itu,”ungkap Babe. Terpisah, Kepala SMPN 8 Palembang Hamsir saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui jika ada ade satiaoknum gurunya ditangkap polisi garagara urusan narkoba.<br /><br />Polisi<br /><br />Jika sebelumnya Brigadir Satu (Briptu) Ferdiansyah alias Dian (26), diringkus seusai menjual narkoba jenis sabu-sabu, oknum polisi yang diringkus kali ini bertugas di Satuan Sabhara Polresta Palembang. Tersangka diketahui bernama Brigadir Polisi Yosi Dwi Arianto (36), warga Jalan Yos Sudarso,Lorong Cindo Mulya, Kelurahan 2 Ilir,Kecamatan IT II, Palembang.<br /><br />Dia diringkus bersama temannya, seorang oknum anggota Polisi Pamong Praja (Pol PP) Pemkot Palembang Eko (35), warga Mayor Zein,Kecamatan Kalidoni. Keduanya ditangkap saat tengah berada di halaman Kafe dan Karaoke Dinasti, di Jalan Residen Abdul Rozak, Kecamatan Kalidoni, Palembang.<br /><br />Dibekuknya kedua tersangka berawal dari ditangkapnya Manager Kafe dan Karaoke Dinasti Romi,25; dan seorang satpamnya,Heri (43). Dari tangan tersangka Brigadir Yosi, polisi mengamankan satu paket kecil sabu yang disimpan tersangka dalam kotak rokok.Sementara,dari tersangka Romi dan Heri, disita 11 butir ineks biru logo lumbalumba yang diduga dipasok tersangka Eko.<br /><br />Menurut Direktur Narkoba<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-57311777102304711122011-07-08T03:12:00.002-07:002011-07-08T03:21:44.461-07:00Polisi Polres Banyuasin Jual Sabu-sabuPALEMBANG– Brigadir Satu (Briptu) Ferdiansyah alias Dian, 26, kini harus merasakan pengapnya sel prodeo setelah diringkus seusai menjual narkoba jenis sabu-sabu.<br /><br />Warga Jalan Pangeran Ayin, Kompleks Puspa Sari, Blok D, No 8,Kelurahan Kenten Laut, Kabupaten Banyuasin, ini disergap di samping Hotel Best Sekip,Lorong Ogan Ilir,Palembang, Selasa (5/7) sekitar pukul 22.15 WIB,oleh petugas Subdit 2 Direktorat Narkoba (Ditnarkoba) Polda Sumsel yang melakukan penyamaran. Selain tersangka, petugas juga menangkap kurir sabu, Weli Irwansyah, 27, yang tercatat masih tetangga korban.<br /><br />Dari tangan kanan Briptu Ferdiansyah ini,anggota Ditnarkoba pimpinan Kasat Subdit 2 AKBP Suwadji menyita satu kantong sabu-sabu senilai 10 jie atau seharga Rp13,5 juta. Direktur Narkoba Polda Sumsel Kombes Pol Teguh Priyatno dikonfirmasi membenarkan penangkapan terhadap seorang oknum polisi yang tercatat bertugas di Bagian Sarana, Prasarana, dan Logistik Polres Banyuasin itu.<br /><br />Penangkapan tersangka berkat informasi warga yang menyebutkan bahwa di wilayah tersebut sering terjadi transaksi narkoba jenis sabu-sabu. ”Mendapat laporan, anggota Subdit II Ditnarkoba Polda Sumsel melakukan penyelidikan. Hasilnya, didapatlah nama kedua tersangka,” ungkap Sabaruddin di Polda Sumsel kemarin.<br /><br />Selama dua hari melakukan penyelidikan,petugas berhasil melakukan komunikasi dengan kurir tersangka atas nama Weli. ”Petugas lalu menyamar sebagai pembeli dan memesan satu kantong sabu kepada kurir Weli. Setelah disepakati harga belinya,Weli langsung menghubungi pemilik sabunya, yaitu oknum polisi Briptu Ferdiansyah,”paparnya. Kemudian, disepakatilah lokasi pertemuan atau penyerahan serbuk haram itu di Jalan Bay Salim Batubara atau di Lorong Ogan Ilir.<br /><br />”Setelah dipastikan lokasi transaksinya, anggota segera melakukan pengintaian dan anggota yang menyamar langsung turun untuk berpurapura membeli sabu. Awalnya anggota ketemu tersangka Weli dulu di sana. Lalu, tersangka Weli menelepon Briptu Ferdiansyah yang tak lama berselang datang di lokasi,” tuturnya. Saat Briptu Ferdiansyah mengambil uang dan akan menyerahkan sabu-sabu itulah, petugas dengan cepat menangkap sang oknum tanpa perlawanan dan langsung menggelandangnya ke Polda Sumsel.<br /><br />”Kasus ini akan terus kita dalami guna mengungkap jaringannya. Yang jelas, bagi oknum (polisi) yang terlibat narkoba pasti akan mendapatkan sanksi tegas sesuai perjanjian yang mereka sepakati sendiri. Jadi, setelah proses pidana jalan,setelah itu baru proses kode etik juga dilakukan,” katanya. Sementara itu,berdasarkan pengakuan tersangka Briptu Ferdiansyah di hadapan petugas Subdit III Ditnarkoba Polda Sumsel, serbuk haram itu dibelinya dari seorang oknum polisi yang juga bertugas di Polres Banyuasin.<br /><br />”Sebenarnya saya ini hanya pemakai saja. Sudah satu tahun ini saya menggunakan narkoba, lalu disuruh jual juga,” pungkasnya. Sedangkan, tersangka Weli mengaku baru ikut Briptu Ferdiansyah menjual sabu-sabu. ”Saya hanya bantu-bantu, belum tahu mau dikasih uang berapa sama dia (Briptu Ferdiansyah),” katanya.<br /><br />Dihubungi terpisah,Kepala Polres Banyuasin AKBP Ahmad Zaenuddin mengaku belum mengetahui jika ada anggotanya yang ditangkap Ditnarkoba Polda Sumsel.”Nanti akan saya cek dulu benar atau tidak ada anggota saya ditangkap terlibat narkoba,”ungkapnya. ade satia pratama<br /><br />http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/411226/<br />seputar indonesia, jumat 8 juli 2011<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-58832132266337151462011-07-08T03:12:00.001-07:002011-07-08T03:19:49.832-07:00Wako Palembang Diadukan Istri ke PolisiPALEMBANG – Srimaya Haryanti, istri Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra,sekitar pukul 17.00 Wib, kemarin mendatangi Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sumatera Selatan di Palembang.<br /><br />Dia melaporkan suaminya yang juga Wali Kota Palembang,Eddy Santana Putra dan Eva Ajeng karena diduga telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan. Dari pantauan di lapangan, pelapor yang mengenakan jilbab warna merah dipadukan baju merah dan celana warna hitam mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKP) Polda Sumsel bersama dua anaknya,Aji Eddy Santana dan Nabila Eddy Santana beserta kerabatnya.<br /><br />Usai melapor, dengan dikawal seorang lakilaki, pelapor menuju mobil bernomor polisi B 88 EI warna silver tanpa bersedia memberikan komentar kepada wartawan dan langsung masuk kedalam mobil dan pintu langsung ditutup oleh pengawal. Sementara, salah seorang pria yang mengenakan baju kemeja cokelat yang diduga pengacara pelapor ketika diwawancara hanya mengatakan dirinya tidak dapat berkomentar banyak terkait masalah tersebut, dia juga tidak berkepentingan dalam hal itu.<br /><br />"Saya tidakberkompetendalam hal ini, kalau di pengadilan baru saya,"katanya seraya berjalan menujuh mobil dan langsung keluar dari halaman parkir Mapolda Sumsel. Saat dihubungi, Srimaya akhirnya bersedia memberikan penjelasan mengenai kedatangannya ke Mapolda Sumsel. Dia mengaku terpaksa melapor ke polisi karena merasa sudah diperlakukan tidak adil.“Saya sudah lama ingin melapor, tapi selalu berusaha untuk sabar. Tapi sekarang sudah tidak tahan lagi,”ujarnya.<br /><br />Menurut Srimaya, perbuatan tidak menyenangkan yang dilaporkannya antara lain,karena pernikahan kedua yang dilakukan suaminya tanpa seizinnya. “Saat ini memang sedang ada proses cerai. Tapi, saya harap jangan sampai memutuskan tali silahturahmi. Kenyataannya, saya dan anak-anak sudah merasa dilupakan.Kalaupun mau berpisah,tidak apa-apa.Tapi dengan cara baik-baik dan tidak memutuskan silahturahmi terutama dengan anak-anak,”kata Srimaya.<br /><br />Disamping itu, lanjut Srimaya, sejak proses cerai ini berlangsung dia dan anaknya merasa dikucilkan.Bahkan,rumah dinas tempat mereka tinggal sekarangini, samasekalitidak pernah dipantau oleh Sub Bagian Rumah Tangga Bagian Umum Setda Kota Palembang.“Ini kan rumah dinas, seharusnya diperiksa kondisinya. Biasanya, sebulan itu dua kali diperiksa oleh Sub Bagian Rumah Tangga Bagian Umum Setda Kota Palembang.<br /><br />Tapi, sejak proses cerai tidak ada lagi yang mau datang. Kita juga sangat susah untuk menghubunginya. Ini kan tidak adil bagi kami, karena proses cerai belum putus.Jadi,otomatis saya masih istri (Eddy Santana Putra) yang sah,”tegasnya. Srimaya juga menyebutkan, dalam setiap acara resmi dirinya sudah sama sekali tidak diundang.“ Saya sedih (karena) semua teman-teman khususnya di Dharma Wanita sudah tidak pernah lagi mengajak saya,”jelas dia.<br /><br />Mengenai proses perceraian sendiri,sambung dia,saat ini sudah memasuki tahapan isi pokok perkara. “Kita sudah mediasi dua kali dan sekarang sudah memasuki tahap isi pokok perkara.Tapi,ditunda dua minggu kedepan,”katanya. Srimaya mengaku sudah pasrah dengan proses perceraian ini.“Saya pasrah,kalau memang keputusannya berpisah berarti itu jalan terbaiknya.Tapi, saya harap silahturahmi tetap terjaga.<br /><br />Khususnya untuk anakanak,” harapnya. Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sabaruddin Ginting membenarkan pihaknya telah menerima laporan tersebut. Kini laporan tersebut masih dalam penyelidikan Direskrimum, dan laporan tetap akan ditindaklanjuti.<br /><br />Sementara itu,Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra usai menghadiri welcome party peserta Jambore nasional IX 2011 di Bumi Perkemahan Cadika KM 5 Palembang,tadi malam enggan memberikan komentar terkait masalah pribadinya. “No comment, ”ucapnya singkat. ade s/berli z<br /><br />sumber seputar indonesia, jumat 8 jul 2011, <br />http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/411304/<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-53308250408197728782011-07-08T03:12:00.000-07:002011-07-08T03:17:12.182-07:00Wartawan Media Rakyat Palembang Dianiaya Preman*Wartawan Demo<br /><br />Usut Penganiayaan Wartawan, Polisi Bentuk Tim Khusus<br /><br />Palembang:<br />Untuk mengungkap kasus penganiayaan yang mengakibatkan enam wartawan Media Rakyat beberapa waktu lalu, Kapolresta Palembang Kombes Pol Agus Sulistiyono menegaskan sudah membentuk tim khusus.<br /><br />Peristiwa penganiayaan itu sendiri terjadi Selasa (5/7). “Nama-nama tersangka sudah kami kantongi. Tidak ada proses yang kami tutupi, bahkan pihak wartawan selalu kami informasikan terkait perkembangan penanganan kasus ini,” ungkap Kapolres didampingi Kasat Reskrim Kompol Frido Situmorang , Kamis (7/7).<br /><br />Kapolres menegaskan, polisi serius mengungkap kasus keenam wartawan yang menjadi korban pembacokan di Rumah Makan Bu Henny,Jalan Radial,Kecamatan IB I,Palembang. Bahkan, pada hari pertama kejadian, polisi berupaya menangkap tersangka dengan melakukan penggerebekan di tempat pelaku, tetapi mereka berhasil lolos.<br />Sementara itu,puluhan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Kota Palembang, Kamis (7/7), mendatangi Polresta Palembang dan Gedung DPRD Palembang guna mendesak penangkapan pelaku pembacokan terhadap wartawan.<br />Menurut Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel Oktaf Riadi, peristiwa penganiayaan tersebut merupakan preseden buruk bagi dunia jurnalis.<br /><br />Oktaf berharap polisi segera menangkap dan menindak pelaku pembacokan sesuai hukum. “Jika memang ada kesalahan atau penu lisanyangmelanggar kode etik jurnalis dalam pemberitaan semestinya melalui jalur yang ditentukan,yakni melaporkan perkara tersebut ke Dewan Pers.Apabila sudah menyangkut kriminal, silakan melapor ke polisi,”ujarnya ketika berorasi.<br /><br /><br /><br /><br />Berita terkait Bank Sumsel-Babel dan PT IKI, inilah yang diduga menjadi pemicu aksi premanisme terhadap wartawan Media Rakyat>><br /><br /><br /><br /><br />Sementara itu,Wakil Ketua DPRD Palembang Pahlevi Maizano menegaskan, DPRD Kota Palembang menyatakan perang terhadap aksi premanismedan bentukkekerasan terhadap jurnalis di Kota Palembang.<br />“Dalam melaksanakanprofesinya, wartawan mendapat perlindungan hukum, kasus kekerasan atas pers seperti itu sangatkamisesalkan.Padahal, jelas seperti tertuang dalam Undang-undang No 40/1999 tentang Pers,” ujar dia saat menerima puluhanwartawan aksi solidaritas antikekerasan di ruang rapat DPRD Kota Palembang kemarin.<br /><br />Pahlevi meminta Kapolresta Palembang mengusut perkara tersebut hingga tuntas. Kondusivitas Kota Palembang harus terjaga dan bebas aksi premanisme. Apalagi, Palembang dalam waktu dekat menjadi tuan rumah event internasional SEA Games.<br />Korban<br />Sebelumnya, enam anggota redaksi koran mingguan Media Rakyat diserang belasan preman. Penyerangan diduga berkaitan dengan pemberitaan Media Rakyat mengenai kredit macet seorang pengusaha di Palembang, Sumatera Selatan di Bank Sumsel Babel.<br />Korban luka adalah Pimpinan Umum Asriel Chaniago (51), Pemimpin Redaksi Herna S Zaldy (52), Redaktur Pelaksana Akmal Kudus (48), dan wartawan perwakilan Ogan Ilir, Syaiful Bahri (48). Para korban terluka sobek dan bacok akibat benda tajam serta lebam-lebam karena pukulan dan tendangan.<br />Herna yang menderita luka bacok di lengan kiri masih dirawat di rumah sakit. Adapun tiga korban lainnya menjalani rawat jalan. Sementara dua anggota redaksi lainnya berhasil selamat.<br />Ditemui kemarin, Asriel mengatakan, penyerangan terjadi di halaman sebuah rumah makan di Kota Palembang, Selasa (5/7/) sekitar pukul 21.00. Pelaku berjumlah lebih dari 10 orang. Pemimpin kelompok dikenali oleh Asriel sebagai preman Mat Ijah dan Ucin.<br />Menurut Asriel, awalnya kedua preman tersebut datang ke kantor redaksi bersama rombongan dengan tiga mobil. Mereka mempertanyakan penurunan berita berjudul "Bank Sumsel Babel Segel Asset PT IKI", yang diterbitkan koran tersebut pada Senin atau sehari sebelumnya. Berita ini merupakan artikel ketiga yang diterbitkan Media Rakyat selama tiga bulan terakhir mengenai kredit macet seorang pengusaha.<br />"Setelah pertemuan baik-baik di kantor redaksi, mereka mengajak kami makan di restoran. Kami turuti tanpa curiga karena pertemuan sebelumnya berlangsung baik,” ujar mantan wartawan Sumatera Ekspres ini.<br />Menurut Asriel, sebulan sebelumnya, Mat Ijah telah datang ke kantor redaksi Media Rakyat dan meminta berita tidak diteruskan lagi. Namun, saat itu belum ada ancaman dan kekerasan. (sir)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-81234737850518388002011-02-06T04:16:00.001-08:002011-02-06T04:16:50.875-08:00Lima Mahasiswa Sumsel Tiba dari MesirPalembang:<br /><br />Terjebak hampir tiga pekan di wilayah konflik Mesir, lima mahasiswa Mesir asal Provinsi Sumsel beserta keluarga tiba di Bandara Internasional SMB II Palembang, Kamis (3/2). <br /><br />Seementara itu, rasa gundah masih menyelimuti Kepala Bidang (Kabid) Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Sumsel Udin Djuhan. Soalnya, sang putra yang tengah menimba ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir sempat tidak terdengar kabar beritanya. Akan tetapi, perasaan Udin beserta istri Rustina langsung lega ketika mendapat kabar bahwa Rahmad Hidayat, putranya tengah berlindung di Sekretariat Perkumpulan Masyarakat Sumsel di Mesir bersama lima rekannya sesame mahasiswa. <br /><br />Mereka dalam kondisi sehat dan aman dalam perlindungan. “Memang beberapa hari kita sempat tidak bisa berhubungan baik itu melalui telepon, email maupun jaringan lainnya. Atas kondisi tersebut kita sangat khawatir. Setelah dihubungi kemarin malam, kami sangat senang. Mereka selamat dan sehat karena Dayat berlindung di Sekretariat Palembang dengan lima temannya,” ujar Rustina. <br /><br />Udin Djuham mengatakan,tersendatnya saluran telekomunikasi dan jaringan internet membuat dirinya sulit melakukan komunikasi dengan Rahmad Hidayat yang sedang kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. <br /><br />Kedatangan kelima keluarga asal Sumsel yang tengah menuntut ilmu di Mesin diwarnai haru bahagia. Turut menyambut kedatangan kloter I mahasiswa asal Sumsel, Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Sumsel Ade Karyana, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sumsel Robby Kurniawan dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Yulizar Dinoto serta alumnus mahasiswa Mesir asal Sumsel di Palembang. <br />l <br />Adapun kelima mahasiswa itu yakni, Ermi Suwardi beserta anaknya Muhammad Huzaifah (8), pelajar SD Al Azhar. Selain itu Ria Helpiana Ipinna dan anaknya Dzakiy Nailul Faiz (1,10 bulan). Zainuri asal Banyuasin, mahasiswi Al Azhar dan mahasiswa S2 di Arab asal Pagaralam Evariani beserta anaknya Hurun Ain (6 bulan). Serta Solhani yang sedang hamil 6 bulan. Mereka didampingi pemandu dari tim evakuasi Abul Khoir. <br /><br /><br />Masih 149 orang<br />Koordinator evakuasi yang juga alumnus mahasiswa Mesir H A Sholeh Sagni mengatakan, jumlah mahasiswa asal Sumsel yang dievakuasi untuk sementara 21 orang. Tetapi hanya lima orang dan tiga orang anak para mahasiwa yang dijemput Pemprov Sumsel. Adapun 13 orang lainnya sudah dijemput keluarga dan ada yang langsung kembali ke Jakarta, Medan,Batam dan lainnya.<br /><br />”Dari data yang kami milik dan laporan dari rekan-rekan di Mesir, mahasiswa Sumsel yang bermukim di Mesir lebih kurang 170 orang. Sehingga masih sekitar 149 orang lagi yang masih menunggu di evakuasi pemerintah pusat. Kami berdoa bersama mudah-mudahan dalam waktu dekat ini mereka akan tiba semua di Sumsel,” ungkap Sholeh di ruang tunggu bandara VIIP milik Pemprov Sumsel kemarin. Jika tidak ada halangan, sambung dia, hari ini kloter II mahasiswa asal Sumsel tiba di Jakarta. <br /><br />”Mereka akan tiba bersama mahasiswa lainnya dari Indonesia dan warga Indonesia yang bermukim di Mesir. Kalau tidak salah yang kloter II nanti mahasiswa asal Sumsel sebanyak 46 orang, semuanya wanita,”paparnya. Lebih lanjut dia mengatakan, sebelum para mahasiswa kembali ke daerah masing-masing, terlebih dahulu diinapkan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta untuk didata. Selanjutnya baru bisa kembali ke daerah masing-masing. <br /><br />”Kami sangat berterima kasih sekali dengan Gubernur Sumsel yang mau memfasilitasi kepulangan mahasiswa dan warga Sumsel yang ada di Mesir kembali ke Sumsel. Informasi yang kami dapat di lapangan, baru Provinsi Sumsel yang memfasilitasi kepulangan warganya,” ujar Sholeh yang juga alumnus Al-Azhar. <br /><br />Kepala Diknas Provinsi Sumsel Ade Karyana mengatakan akan mendata lebih lanjut jumlah mahasiswa Mesir asal Sumsel yang kembali ke kampung halaman. <br /><br />”Kami akan data berapa yang S 1, S 2dan S 3, termasuk siapa yang mendapat beasiswa dan yang tidak,”ungkap Ade di Bandara Internasional SMB II Palembang. (sir)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-91677102988171209512010-12-16T20:08:00.000-08:002010-12-16T20:11:39.304-08:00LO Festival Keraton Nusantara Belum Terima HonorPalembang - Sedikitnya 50 tenaga Liasion Officer (LO) Festival Keraton Nusantara (FKN) VII yang dilaksanakan 26-28 November lalu hingga Rabu (15/12) mengeluh belum terima honor. <br />Mereka menuntut kalau memang ada kompensasi dari kerja yang telah dilakukan, dapat segera direa¬lisasikan oleh panitia atau Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin. ”Padahal, kami sudah melaksanakan tugas selama hari H festival. Bahkan sebelumnya juga sudah melakukan aktivitas,” ujar Robby Wijaya, seorang LO kepada SH, Rabu.<br /> Sementara itu, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin ketika dikonfirmasi menyatakan bahwa memang keberadaan mereka (para LO) tak jelas. ”Mereka sepertinya tertipu oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Masa jumlahnya sempat mencapai 400 orang. Lalu ada lagi LO yang jumlahnya juga mencapai 50 orang. Tapi, semuanya sudah diselesaikan,” ujarnya ketika dikonfirmasi, Rabu malam. (sir)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-14485618033626691792010-12-08T15:59:00.000-08:002010-12-08T16:00:58.419-08:00Genteng Wuwungan Khas Kudus dan sekitarnyaFriday, August 29, 2008<br /><br />http://warungbarangantik.blogspot.com/search/label/Arsitektur%20Tempo%20Doeloe<br /><br />Genteng Wuwungan Khas Kudus dan sekitarnya 1<br /><br />Jika melewati jalan raya antara kota Demak-Kudus, Kudus-Pati atau Kudus -Jepara, Jawa Tengah akan menjumpai pemandangan rumah-rumah dengan ciri atapnya khas "Joglo Kampung" atau istilahnya "Joglo Pencu" (joglo jenis ini identik dengan rumah-rumah adat Kudus yang terkenal itu). Pencu adalah pertemuan empat bidang atap yang tinggi.<br /><br />Nah, di atas pencu itu diberi wuwungan dengan bentuknya yang khas. Ada yang sepintas seperti konde wayang orang atau pada bagian tengah seperti mahkota. Atap model pencu, dahulunya dibuat dari rumbia (semacam daun kelapa atau palem) tetapi dalam perkembangannya lebih banyak dibuat dari genteng. Genteng Kudus mempunyai motif khusus tumbuh-tumbuhan, dan terdapat juga model genteng gajah (dengan ornamen binatang gajah) di atas wuwungan (bagian paling atas dari genting) dan genteng raja (mahkota) yang bercorak indah.<br /><br />Genteng wuwungan terbuat dari tanah liat dengan diberi motif bintik-bintik seperti payet pada busana. Payet-payet itu dibuat dari pecahan keramik (beling) warna putih. Bila dipandang dari kejauhan akan nampak indah.<br /><br />Genteng wuwungan khas Kudus hingga sekarang masih dibuat di sejumlah desa di wilayah Kudus-Pati-Demak. Terutama di sentra-sentra pembuatan genteng dan batu-bata. Harganya telatif lebih murah ketimbang genteng wuwungan khas Kasongan.<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-87721036771708394992010-12-01T17:08:00.001-08:002010-12-01T18:10:57.009-08:00Yeni Roslaini Aktivis Langka Pembela Hak Wanita<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPiJNQblvJZDt33jTMLpSwQmwjlwNPnaL7rw9CS_YW7s6TO4rQ3l3voLm_eE8Zs0G1Ijevp7EgYZKgno6Z8LZNGH8wS_QS_WT0lSwkC4IsV9rttAdyN79kqjWH_PrN2zPSkXC5VP3z6w/s1600/3012ahf1.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPiJNQblvJZDt33jTMLpSwQmwjlwNPnaL7rw9CS_YW7s6TO4rQ3l3voLm_eE8Zs0G1Ijevp7EgYZKgno6Z8LZNGH8wS_QS_WT0lSwkC4IsV9rttAdyN79kqjWH_PrN2zPSkXC5VP3z6w/s320/3012ahf1.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5545901643013213794" /></a><br />Palembang: Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi daerah tujuan human trafficking (perdagangan manusia). Beberapa kasus berhasil diungkap jajaran kepolisian setempat. Kasus perdagangan manusia atau human trafficking yang terjadi di Sumsel cukup tinggi. Tahun ini saja, hingga akhir Oktober 2007 tercatat lebih dari 50 kasus. <br /><br />Perdagangan manusia, umumnya menimpa wanita. Tidak banyak orang yang begitu perhatian dan berjuang demi kepentingan kaum hawa itu. Yang sedikit itu, tersebutlah nama Yeni Roslaini atau dipanggil Yeni Izi.<br /><br />Dalam memperjuangkan nasib wanita ini pulalah, istri Gusti Satriawan yang telah punya momongan berusia 1 ahaun, Rei Velinda Uno, ini sempat divonis 6 bulan penjara oleh majelis hakim di Pengadilan Negeri (PN) Palembang.<br /><br />Sempat tak jelas nasibnya sekitar 5 tahun karena dia mengajukan upaya hukum, akhirnya April laluM Nahkamnah Agung (MA) memberikan angin segar dengan menetapkan dirinya bebas murni.<br /><br />Hakim PN Palembang memang memvonis Yeni 7 bulan penjara dalam kasus pencemaran nama baik seorang terdakwa kasus dugaan pemerkosaan terhadap karyawannya sendiri. Selama persidangan, melalui organisasinya, Woman Crisis Centre (WCC) Palembang, memang ia melakukan advokasi dan dukungan. Termasuk berunjukrasa. Dalam unjukrasa itulah, dia meminta PN mengusut tuntas kasus yang dilkukan terdakwa dan mengecam perbuatan itu sebagai perbuatan biadab.<br /><br />Oleh pengacara terdakwa, dia kemudian dilaporkan ke polisimencemarkan nama baik dan dijerat pasal 310 dan 311, melakukan pencemaran nama baik. Giliran sang pembela pun akhirnya jadi pesakitan. <br /><br />“Padahal 47 pengacara yang tergabung dalam FIAT Justitita (tim pembeda Independen Aktivis untuk Penegakan Hukum) dalam pembelaan sudah menyatakan jeratan hukum itu error in persona. Salah orang, sebab tidak satu pun saya menyebut nama terdakwa itu dalam penyataan sikap maupun orasi,” ujarnya, soal kasus yang terjadi tahun 2001 lalu itu.<br /><br />Ternyata hakim punya pandangan lain, sehingga Yeni divonis 7 bulan penjara. Untung dalam putusan itu tidak disebut harus langsung masuk. Sehingga saat melakukan upaya hukum banding di Pengadilan Tinggi (PT) dia belum mencicipi hotel prodeo. Meskipun, PT pun akhirnya menguatkan putusan PN, dan upaya kasasi pun diambil. <br />Tahun 2007, MA membuah ketenangan baginya. Dia bebas murni. Bagaimana dengan kasus yang menimpa korban NN yang dibela Yeni, ternyata terdakwa seorang pengusaha, divonis percobaan dengan putusan 6 bulan percobaan 1 tahun. Jaksa dalam perkara ini memang hanya mengajukan dakwaan tunggal, melarikan anak gadis, jeratan pasal 332 KUHP sejalan dengan pikiran hakim. Soal pemerkosaan memang tak disinggung dalam perkara itu. Itu pula yang sempat mencuat selama proses pengadilan. Terlebih ada dua visum yang sempat dibeberkan. Satu versi polisi dan satu lagi versi korban. <br /><br />Kini, Yeni masih mempelajari kemungkinan menguggat atas kauss tersebut bersama koordinator FIAT Justitia (timpemela indepenen bagi aktivis), Justinus Joni.<br />Itu memang salah satu, pengalaman yang mesti dirasakan Yeni izi dalam membela hak-hak wanita. Itu pula, yang dahulu sempat dikhawatirkan keluarganya kala dia memilih terjun dalam dunia organisasi mahasiswa. Termasuk saat dia meyakinkan suaminya kini yang sempat memerlukan waktu 12 tahun, untuk masa berpacaran. Waktu panjang itu, proses yang harus dilalui untuk memberikan keyakinan.<br /><br />Sejak Kuliah <br /><br />Dia aktif sebagai ‘pemberontak’ sejak zaman duduk di bangku kuliah, Universitas Sriwijaya (Unsri) Tahun 1990-an. Saat Orde Baru masih berkuasa. Ketika itu keran demokrasi, masih tertutup.<br /><br />Karenanya, pilihan Yeni Izi yang kuliah di FKIP, Jurusan Sejarah, untuk aktif di organisasi mahasiswa benar-benar ditentang. Apalagi, orang tuanya, Izi Asmawi (almarhum) adalah seorang guru. <br />“Guru itu harus digugu dan ditiru. Bukan melawan.” pesan ayahnya, yang juga diamini ibunya Sulaidah. Dari enam bersaudara memang hanya Yeni yang kemudian hingga saat ini menjadi aktivis. Tidak menjadi guru seperdi rencana semula ketika dia memilih FKIP tempat kuliah.<br /><br />“Guru itu kan memang tidak mesti di sekolah atau di kelas. Di masyarakat pun bisa menjadi guru. Dan saya pun kini menjadi guru,” ujarnya Yeni.<br />Kekhawatiran keluarga Yeni memang kemudian terbukti. Sebelum atau sesudah dia demo atau unjuk rasa dulu, rumahnya sering disatroni intel. Kondisi yang sebelumnya tak pernah ada dalam kehidupan guru. Lingkungan Yeni pun memang penuh nuansa pendidikan. Rumahnya di Lorong Gotong Royong, 9/10 Ulu Palembang, berada di dekat lembaga pendidikan mulai SMP hingga perguruang tinggi.<br /> <br />Yeni menamatkan SDN 366, SMPN 7 dan sempat tiga kali pindah sekolah saat di SMA yakni, SMAN 8, SMA 3 dan terakhir SMAN 1 Palembang, memang mulai aktif di kampus dalam Forum Mahasiswa untuk Kebebasan Rakyat (FMKR), Forum Komunkasi Mahaiswa Sumsel, Forum Dskusi Pembebasan Informasi dan Pembebasan Aksi. <br />Aktivitas organisasi ini memang berbeda dengan Senat Mahasiswa di kampusnya. Sehingga, keberadaan mereka pun sulit diterima rekorat. Aktivitas, awalnya sekedar diskusi, pertemuan, sampai kemudian aksi. Terhadap kasus-kasus lokal maupun nasional. Itu berlagsung hingga era reformasi.<br />Pergaulan di luar kampus mulai berkembang sehingga tahun 1995 bergabung dengan Yayasan dan Organisasi Wanita dan Anak (OWA), Walhi, Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI). <br />Sekretaris Jaringan HAM Sumsel diembannya 2000-2006. Lalu Fasilitator Daerah Program Keberdayaan Untuk Masyarakat Sumsel dan Babel 1998-2002. <br />Pendirian WCC Palembang digagasnya sejak 1998 bersama Yuni Setya Rahayu (Neni) yang kemudian menjadi Direktur Eksekutif. Lalu karena alasan tertentu, Neni yang suaminya Muhamad Yamin, menjadi anggota DPR RI dari PDIP kemudian tak aktif lagi per 2002. Yeni pun menjabat Direktur Eksekutif atau penjabat sementara hingga 2003. Setelah itu hingga kini, barulah defiitif dia menjadi Direktur Eksekutif.<br /><br /><br />Kasus-kasus wanita tak sedikit ditanganinya. Yang menonjol misalnya kasus seorang anak idiot yang diperkosa seorang kakek tahun 2000. Lalu kasus pemerkosaan karyawan oleh majikannya yang membuat dia sempat terpenjara.<br /><br />Kasus yang menimpa wanita umumnya beragam, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, trifficking, sampai perkosaan dan pelecahan serta beragam kasus lainnya.<br />Terdata, pada 2005 lalu, WCC mendata sekitar 772 tindak kekerasan terhadap perempuan di wilayah Sumsel. Untuk tahun 2006, jumlah laporan yang masuk berjumlah 324 kasus dan tetap didominasi tindak KDRT. <br /><br />Yeni menjelaskan, penurunan jumlah kasus bukan berarti tindak kekerasan berkurang. Akan tetapi mulai tahun 2006 itu, WCC hanya mempublikasikan data yang berasal dari laporan yang masuk ke WCC saja. <br /><br />”Tahun 2005, kami mempublikasikan data yang diambil dari media dan ditambah dengan laporan yang masuk ke WCC. Untuk lebih menjaga kevalidan data, maka saya putuskan mulai 2006 WCC hanya mempublikasikan data laporan yang benar-benar masuk ke WCC,” ujarnya. Yeni menambahkan, dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2007,jumlah tindak kekerasan yang dilaporkan ke WCC berjumlah 173 kasus. Dari jumlah itu, kasus perdagangan perempuan dan anak mengalami peningkatan, di mana pada 2006 tercatat 37 kasus, dan di tahun 2007 ini mencapai 50 kasus. ” Bukan hanya meningkat, namun modus operandi yang dilakukan para pelaku sangat rapi, sehingga aparat kepolisian dan pemerintah tidak dapat berbuat banyak meminimalisasi kegiatan itu,”ucapnya. <br /><br />Yeni menjelaskan, dari pengakuan beberapa korban perdagangan manusia yang menjalani konseling di WCC, biasanya para pelaku sebelum melakukan aksinya akan memastikan korban tidak dapat berkomunikasi dengan siapa pun,serta memberikan identitas baru kepada para korban. (sh/muhamad nasir)<br /><br />Sisi Lain<br /><br />Sarjana Pendidikan yang Tak Mengajar<br /><br />Yeni Izi secara formal memiliki gelar sarjana pendidikan (SPd.). Dia menamatkan kuliahnya di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sriwijaya. <br /><br />Meski bergelar sarjana pendidikan, ternyata dia takpernah sekalipun menjadi guru di kelas. “Mestinya memang saya mengajar di kelas. Orang tua juga awalnya menentang. Pacar saya yang kini menjadi suami juga kurang bisa menerima,’ ujar Yeni.<br /><br />Tapi pilihan telah ditetapkan. Dan langkapun telah dimantapkan, kini Yeni memang tak mengajar di kelas. Tetapi dia berkeyakinan, guru itu tidak mesti mengajar di kelas. Dirinya sekarang tetap lah guru. Guru masyarakat.<br /><br />Tak mudah bagi Yeni meyakinkan orang tuanya. Apalagi, kemudin banyak hal yang dari awal ditakutkan orang tuanya terkait pilihan menjadi aktivis menjadi terbukti. Rumah sering diincar inter. Bagi keluarganya, berurusan dengan aparat keamanan itu merupakan masalah. Orang akan menilai negatif dan menilai telah berbuat jahat kalau sampai berurusan danselalu dicurigai aparat keamanan.<br /><br />Yeni meyakinkan aorang tuanya, bahwa yang dilakukannya adalah memperjuangkan hak. Kepentingan orang banyak. Yang tidak banyak orang bersedia menjadikannya lahan pengabdian.<br /> <br />Seiring waktu, kondisi pun berubah. Termasuk era reformasi. Kendala yang dihadapi menangani kasus wanita adalah tradisi di masyarakat kalau kekerasan dalam keluarga itu tabu diungkap. Kekerasan seksual juga merupakan aib yang harus ditutup. Serta aparat penegak hukum yang masih belum bisa koordinasi, terutama di tararan kejaksaan dan kehakiman,. Kalau kepolisian, menurutnya sudah berjalan. Terutama di tingkat Polda dan Poltabes. Kalaupun ada korban berkaitan wanita, polisi biasanya langsung mengontak WCC.<br /><br />Dengan terjuna di dunia aktivis, beberapa negara pun sempat didatangi Yeni, diantaramnya, Amerika tahun 2004 saat dia mengikuti pertukaran resolusi konflik selama 2 minggu. Filipina, tahyb 2003 elatihan penyelesaian konflik HAM, Malaysia tahun 2005, pelatiha penanganan pelanggaea anak dan perempuan. Juga Jerman tahun 2001. Saat itu justru dia menjadi terdakwa dalam kasus pencemaran nama baik yang dipersoalkan terdakwa dugaan pemekrosan majikan terhadap karyawannya dibawah umur.<br /><br />“Saya justru mendapat izin keluar negeri Dan sidang diundur karena saya mesti ke luar negeri. Hakimnya, baik,’ ujarnya. Kini, persoalan wanita tak kujung berkurang. Perjuangan memang masih panjang fan tak mugkin terhenti. Kita Perlu ada sosok seperti Yeni. (sh/muhamad nasir)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-29633736557784214382010-11-21T18:24:00.000-08:002010-11-25T05:28:50.566-08:00Sultan yang Bertahan Tanpa Istana dan Kekuasaan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbxmLL9zBBefzykfLT-wKBXAJrqTSqQe1tz5vMqRTSibN6bFG0CiDaLzysm9f6gy4lULUVfRFTNIy4UzC4qlWbZKSGq3j3H-wSlNL1FUkvNNw7MHWxIPjHd3i-yvhHXSJPuPIQhme8zw/s1600/sultan+smb+iii.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbxmLL9zBBefzykfLT-wKBXAJrqTSqQe1tz5vMqRTSibN6bFG0CiDaLzysm9f6gy4lULUVfRFTNIy4UzC4qlWbZKSGq3j3H-wSlNL1FUkvNNw7MHWxIPjHd3i-yvhHXSJPuPIQhme8zw/s320/sultan+smb+iii.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5542197220101016578" /></a><br />PEMASANGAN PIN GUGUK RIMBO BEDEGUNG KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM 2007<br /><br /><br />*Raden Muhammad Sjafei Diraja<br /><br /><br /><br /><br /><br />Palembang:<br /><br />Kesultanan Palembang Darusalam memang tak ada lagi. Namun perkembangan yang terjadi di negeri Palembang Darusalam yang dinilai kian lama menuju kehancuran dan perpecahan, khususnya soal adat istiadat, tata krama dan sopan santun, menjadi alasan diperlukan upaya membentuk Palembang sebagai negeri keselamatan. <br /><br />Ini sebagaimana harapan Sultan terdahulu bahwa Negeri Palembang Darussalam adalah Negeri Keselamatan terhadap semua makhluk Allah Swt baik di dunia maupun di akhirat.<br /><br />Maka bermusyawarahlah toko adat, sesepuh dan tetuo Palembang Darussalam pada tanggal 22 Dzulhijah 1423 H atau tepatnya 24 Februari 2003. Saat itu di acara yang digelar di Auditorium IAIN Palembang, hadirlah sedikitnya 175 tokoh adat dan tokoh masyarakat dari 1 Ulu hingga 16 Ulu dan 1 Ilir hingga 36 Ilir. Intinya, mereka sepakat timbulkan kembali Kesultanan Palembang Darussalam yang telah hilang selama 182 tahun. <br /><br />Untuk merealisasikan kelahiran kesultanan, dibentuklah Majelis Musyawarah Adat Palembang Darussalam. Tugasnya, menggali, melestarikan adat istiadat, tata krama, sopan santun di negeri Palembang Darussalam.<br /><br />Untuk itu, dibutuhkan seorang figur yang dianggap pantas menjadi Sultan Palembang Darussalam.<br /><br />”Jadi, sultannya memang hanya berhubungan dengan pelestarian adat istiadat, tata krama, dan sopan santun,” ujar Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diraja, yang kemudian terpilih.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHnfEUVQSRUtwE-QdeGq2gP5hRyJvgSgeUZICmzi7vCqTvzuSAr8ztcsncdr6uOk-Hsl3MY8FurA5RSHlSTX2Qi4nDUSWfEIdR1W67-VFV1f8Oy4IDP0vU68Av9R3TzpoNrnEuoHAUTg/s1600/sultan+prabu+diradja+di+kesultanan+riau.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHnfEUVQSRUtwE-QdeGq2gP5hRyJvgSgeUZICmzi7vCqTvzuSAr8ztcsncdr6uOk-Hsl3MY8FurA5RSHlSTX2Qi4nDUSWfEIdR1W67-VFV1f8Oy4IDP0vU68Av9R3TzpoNrnEuoHAUTg/s320/sultan+prabu+diradja+di+kesultanan+riau.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5543477938072502082" /></a><br />Dalam sebuah acara di Kesultanan Riau<br />Saat itu, mencari sosok dimaksud tidaklah mudah. Karena banyak yang merasa berhak menjadi pewaris dan menjadi Sultan Palembang Darussalam serta mengaku-ngaku zuriat dari sultan.<br /> <br />Agar mendapat sosok yang dianggap cukup tepat, Majelis Musyawarah yang telah terbentuk empat hari kemudia menetapkan beberapa persyaratan bagi calon sultan. Terdiri dari persyaratan pokok dan tambahan.<br /><br />Persyaratan pokok yang disepakati pada 28 Februari 2003, beragama Islam, termasuk keluarganya. Berasal dari zuriat Sultan Palembang Darussalam dengan menunjukkan silsilah dan makam zuriatnya dengan jelas dan bersedia disumpah. Lalu, memiliki bukti amanah berupa benda-benda peninggalan dari Sultan Palembang Darussalam.<br /><br />Sementara persyaratan tambahan ada delapan poin. Yakni, dikenal masyarakat Palembang dan kesultanan lainnya. Dapat menodorong semangat kesatuan danpersatuan masyarakat Palembang Darussalam. Peduli terhadap peniinggalan kesultanan. Tidak terlibat, baik langsung maupun tak langsung terhadap perusakan atau penjualan aset peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam. Berani berkorban untuk kemajuan dankebanggaan zuriat Kesultanan Palembang Darussalam. Bertempat tinggal dan mengenal negeri Palembang. Berpendidikan tinggi, minimal SMA. Dan berpengalaman dalam berorganisasi.<br /><br />Hasilnya, menurut Sultan Prabu Diraja, masuklah empat nama yang dianggap layak. Keempatnya, RHM Djohan Hanafiah bin Ali Bin Amin, Raden Muhammad Sjafei Diradja, Raden Rahman Zeth, dan RM Mansyur Yan.<br /><br />Majelis yang ditugaskan kemudian meneliti, menilai dan memusyawarahkan. Hasilnya, mufakat pada 2 Maret 2003 berdasarkan SK Majelis Musyawarah Adat Palembang Darussalam No 001/12/1423 ditetapkan, Raden Muhammad Sjafei Diradja sebagai Sultan Palembang Darussalam dengan gelar Sultan Mahmud Badarudin III Prabu Diradja.<br /><br />Sebagai sultan, Sjafei Diradja yang ssat itu bertugas di Polda Sumsel, memiliki stempel/cap dan Alquran tulis tangan milik Sri paduka Susuhunan Ratu Mahmud Badarddin.<br /><br />Alumni Akabri Kepolisian angkatan 1974 ini kemudian menerima jabatannya sebagai sultan. Tugasnya sebagai sultan dilaksanakannya di sela-sela tugasnya sebagai Karo Binamitra Polda Sumsel.<br /><br />”Memang sejalan sebenarnya tugas di kepolisian sebagai Binamitra dan sebaga sultan. Sehingga saya tak merasa kesulitan,” ujar suami dari Raden Dewi Muslihat ini.<br /><br />Ayah dari Raden Ayu Ratih Rania Kerama Diradja, Raden Ayu Ratna Mutia Kerama Diradja, dan Raden Muhamad Fauwaz Diradja ini memang berusaha menjalankan amanat yang dipercayakan tersebut.<br /><br />Ditanya apa motovasinya, atau apakah punya gaji sebagai sultan, dia menjawab bahwa motivasinya untuk melestarikan dan menjaga warisan leluhur. ”Soal gaji, kalau kita tulus dan ikhlas bekerja, pasti dapat imbalan. Saya dapat gaji lho,” ujarnya bergurau.<br /><br />”Tapi gajinya dari Yang Maha Kuasa, ” sambung mantan Kapolsek 30708 Lima Kaum, Batusangkar ini. Beberapa jabatan pernah diemban purnawiwaran yang terakhir berpangkat Kombes ini. Diantaranya, Kapolsekta Coblong Bandung, Polda Jabar, Kaden PJR Satsabhara Pold Jabar, lalu Wakapolres Garut. <br /><br />Setelah itu, berkarier di Polda Sumsel, mulai dari Sesdit Log, Kabid Telematika, Kabid Kum, dan terakhir Karo Bina Mitra.<br /><br />Diakui Sultan yang kini menempati kediamannya di Jl Sultan M Mansyur No 776 Kel 32 ilir ini sebagai istana, sebagai sultan dia menyadari bahwa tak memiliki kekuasaan dan istana. Di ruang tamunya terlihat singgasana dan perlekapan keraton.<br /><br />”Makanya, istananya ya di kediaman. Sebagai sultan juga tak punya waktu kerja. Pooknya 24 jam, ya harus siap. Terutama untuk kegiatan-kegiatan adat, seperti perkawinan, acara yang digelar guguk serta menobatkan dan memberi gelar kehormatan,” jelasnya.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNT10c3kI3ZzA2hnwqK0sZ4HTNkt59wHj8VRzwmk_D3OmxfpHknqRK7ClMiTjyGh9gu-2AL-EgVBukV9nW9awIZyc_8xEA8GjN1f-qP9awcjeZ3Eh5cA1YnH7zJ119483rx0nf35jARQ/s1600/sultan+prabu+diradja+depan+paling+kanan+ketika+masih+aktif+di+kepolisian.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 239px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNT10c3kI3ZzA2hnwqK0sZ4HTNkt59wHj8VRzwmk_D3OmxfpHknqRK7ClMiTjyGh9gu-2AL-EgVBukV9nW9awIZyc_8xEA8GjN1f-qP9awcjeZ3Eh5cA1YnH7zJ119483rx0nf35jARQ/s320/sultan+prabu+diradja+depan+paling+kanan+ketika+masih+aktif+di+kepolisian.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5543477933536787874" /></a><br />Ketika masih aktif di kepolisian. Masih gagah...<br />Hasilnya setidaknya sudah ada tak kurang dari 400 guguk sudah dibentuk di berbagai wilayah. Guguk itu, perhimpunan warga Palembang yang tinggal di suatu daerah/tempat.<br /><br />Selain itu, dia juga mengusulkan gambar Sultan Mahmud badaruddin II di mata uang RI dan tahun 2005 Bank Indonesia mnegeluarkan pecahan Rp 10.000 bergambar Sultan Mahmud Badaruddin II.<br /><br />Lalu, dia pun menjadi Ketua Wilayah Forum Silaturahmi Keraton Nusantara Wilayah Sumsel. Menghadiri pelantikan sultan-sultan maupun raja-raja nusantara. Termasuk menghadiri Festival Keraton Nusantara di Tenggarong, Kutai Kertanegara dan Yogyakarta.<br /><br />Sementara pemberian gelar kehoramatan, diantaranya kepada Jend TNI (Purn) Wiranto, Jenderal Polisi (Purn) Dai Bakhtiar, Ketua DPR RI Marzuki Ali, mantan Ketua DPR RI Agung Laksono, Wagub Sumsel Eddy Yusuf. Termasuk Walikota Palembang Eddy Santanaputra, Wawako Palembang H Romi Herton, dan Bupati OKU H Yulius Nawawi. <br /><br />Saling Mendukung<br /><br />Punya dua jabatan yang berbeda, sebagai anggota polisi dan sultan, bagi Prabu Diradja tidak lah menjadi persoalan. Hanya saja, memang terkadang untuk kegiatan-kegiatan tertentu dia harus izin dari kedinasan. ”Kalau diizinkan saya laksanakan. Terutama yang untuk ke luar daerah. Tapi selama bertugas dulu, biasanya diizinkan.,” jelas mantan anggota DPRD Sumsel ini.<br /><br />Sementara untuk tugas di wilayah Sumsel, bisa digandengkan dengan tugasnya sebagai Bina Mitra. ”Kebetulan memang tugas saya di bidang urusan pembinaan masyarakat. Jadi bisa digandengkan,” kata alumnus SDN 23 Palembang, SMPN 1 Palembang, dan SMAN 2 Palembang ini.(sh/muhamad nasir) <br /> <br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Sisi Lain<br /><br />Dualisme<br /><br /><br /><br />Meski tanpa istana dan kekuasaan, terjadi dualisme dalam jabatan Sultan Palembang Darussalam. Yang pertama, versi Sjafei Diradja, yang dinobatkan di Mesjid Lawang Kidul oleh Majelis Musyawarah Adat Palembang Darussalam pada 3 Maret 2003. <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVyj_scK0AL-GawHw8PcT5fInt_u3sLxCPUiMQBnCiMfP5Kmk-LoRrUflVNuYqXYJw9idLo38Z9o_pboOm5TlrFbO3vbg7hJgkXhbI-wV3ZpoNkCRNph0ci4suCQH98lgvQkJ19qeD1A/s1600/11112010.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVyj_scK0AL-GawHw8PcT5fInt_u3sLxCPUiMQBnCiMfP5Kmk-LoRrUflVNuYqXYJw9idLo38Z9o_pboOm5TlrFbO3vbg7hJgkXhbI-wV3ZpoNkCRNph0ci4suCQH98lgvQkJ19qeD1A/s320/11112010.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5542200508175005490" /></a><br />Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Keraton Palembang Kamis (11/11)<br />memberikan pengarahan kepada para 400 laskar keraton Kesultanan Palembang<br />Darusalam yang akan turut menyukseskan Festival Keraton Nusantara (FKN) VII di<br />Palembang, 27-28 November mendatang.<br /><br /><br />Yang kedua, versi Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin yang dinobatkan di Benteng Kuto Besak oleh Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam pada 19 November 2006. Sultan kedua ini berlatarbelakang pengusaha dan aktivis pemuda. Dia kini menjadikan tempat tinggalnya di Jalan Torpedo Sekip ujung, sebagai keraton. Sebuah singgasana disiapkan di ruang tamunya.<br /> <br />Even berskala nasional digelar oleh Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin. Yakni Festival Keraton Nusantara VII pada 26-28 November 2010. Sedikitnya 108 sultan dan raja dari nusantara maupun negeri tetangga dipastikan hadir. <br /><br />Selama ini belum ada gesekan berarti terhadap keberadaan dua sultan ini. Tetapi ibarat pribahasa, tak ada dua nakhoda dalam satu kapal, diperlukan mempersatukan dua sultan ini. <br /><br />”Karena kalau kedua biarkan saling mengungkapkan kebenaran terus menerus, pada akhirnya nanti akan terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Jangan sampai jatuh korban baru pihak terkait turun tangan. Mereka paling tidak harus duduk satu meja,” ujar Edi Yulizar, seorang warga Palembang.<br /><br />”Kami tidak mau nanti punya sultan yang saling cakar-cakaran,” tambahnya. (sh/muhamad nasir)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-40777609852363753462010-11-10T17:08:00.000-08:002010-11-10T17:19:53.491-08:00Bantuan Sumsel untuk Merapi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN7fok7GzzUVyZaciad8oo_SavgYgwN9115aqz8y6vJtM23rsEW7q3RvxmjNfrX-9qrn2y0KGlT2-ZVpEqejRK71NFhv6qTEfCVaj7wgjO2N61X8RFkYe8RGNZ2-_EboQ_0jXmJCTjlg/s1600/UTG_4119.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN7fok7GzzUVyZaciad8oo_SavgYgwN9115aqz8y6vJtM23rsEW7q3RvxmjNfrX-9qrn2y0KGlT2-ZVpEqejRK71NFhv6qTEfCVaj7wgjO2N61X8RFkYe8RGNZ2-_EboQ_0jXmJCTjlg/s320/UTG_4119.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5538095409267618082" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZVcDdm3virv3dS6h-WDx1oYFYFeVJb9BuC6eiKqw1OOJ91-y8HpXzOomO-_rjkXnisqrrKqTyInHagGGtKBw3d-enpDBT39lDcGkYH5Q2eeioHnd1eidnm7lwBOrXrvt4f3zKfNDnPQ/s1600/UTG_4029.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZVcDdm3virv3dS6h-WDx1oYFYFeVJb9BuC6eiKqw1OOJ91-y8HpXzOomO-_rjkXnisqrrKqTyInHagGGtKBw3d-enpDBT39lDcGkYH5Q2eeioHnd1eidnm7lwBOrXrvt4f3zKfNDnPQ/s320/UTG_4029.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5538095405516143266" /></a><br />Gubernur Sumsel H Alex Noerdin, Selasa (10/11) di Halaman Pemprov Sumsel melepas <br />secara Simbolis bantuan kemanusiaan untuk korban merapi di Yogya dan Jateng<br /><br />Foto : Dok Humas Pemprov Sumsel/Untung<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-32894511764613440782010-11-10T16:59:00.000-08:002010-11-10T17:05:30.544-08:00Tiang Penyangga Ampera Mulai Keropos<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUd_Gy8g5uWFAEea2i8LLk7-qgLhxR21f6_XyoUEitZaNPHrjmQtd0BbyAICwnIQRSKMcKCxE0vQXkHmj3j236etfzHHDAnk3tJCGYqePYWvid-ZA5Uhoya9NM2JyDMyNxcaCI1W7L0w/s1600/bawah+ampera.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUd_Gy8g5uWFAEea2i8LLk7-qgLhxR21f6_XyoUEitZaNPHrjmQtd0BbyAICwnIQRSKMcKCxE0vQXkHmj3j236etfzHHDAnk3tJCGYqePYWvid-ZA5Uhoya9NM2JyDMyNxcaCI1W7L0w/s320/bawah+ampera.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5538090985203825922" /></a><br />Bawah Jembatan Ampera kini sudah dipercantik. Selain dimanfaatkan untuk tempat bermain anak-anak, juga dipadati pedagang kaki lima. Sementara tiang penyangga menara kini sudah keropos. Aktivitas di bawah Jembatan Ampera Rabu (10/11)(foto: muhamad nasir)<br /><br /><br />Palembang, Sinar Harapan<br /><br />Empat tiang penyangga menara Jembatan Ampera yang berada di bagian Ulu dan Ilir kini sudah mulai keropos. <br /><br />Pemantauan di lapangan, hampir seluruh bagian tiang penyangga jembatan terlihat keropos. Bahkan, di beberapa bagian terdapat lubang yang menganga selebar 2–30 cm. Kaki-kaki penutup tiang yang menjadi lambang kebanggaan wong Palembang tersebut kini tidak lagi rapat dengan aspal dan trotoar karena sudah banyak terkelupas. Tidak hanya itu, ada juga pipa yang sudah pecah karena keropos yang berada di dalam tiang. <br /><br />Jembatan Ampera memiliki dua menara. Masing-masing di bagian ulu dan ilir. Tiang menara inilah yang kini telah mulai keropos di bagian luarnya.<br /><br />Kepala Satuan Kerja Nonvertikal Tertentu (SNVT) Preservasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Metropolis Aidil Fiqri mengatakan, tiang penyangga yang keropos tersebut berada bagian luar tiang, yakni besi pelindung tiang utama. <br /><br />Sementara, tiang penyangga utama kondisinya masih cukup baik. Namun, jika tidak segera diperbaiki, kerusakan di bagian luar tersebut dikhawatirkan akan merusak tiang utama. “Jika dibiarkan terus terbuka, bukan tidak mungkin tiang utama juga keropos karena terkena air dan panas. Agar tiang penyangga utama tetap dalam kondisi baik, kerusakan tersebut perlu dilakukan perbaikan dengan cepat,” ujar Aidil di Palembang Rabu (10/11). Untuk merawat tiang tersebut, dibutuhkan dana cukup besar.<br /><br />Pengamat konstruksi Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang Dr Anis Saggaf mengatakan, terjadinya korosi pada pelindung tiang menara Jembatan Ampera tersebut memang tidak berbahaya. Akan tetapi, jika terus dibiarkan terbuka, akan membuat baja utama di dalamnya juga ikut mengalami korosi. Untuk itulah, pemerintah kiranya dapat segera melakukan perbaikan terhadap besi pelindung agar baja di dalamnya aman. <br /><br />“Tiang utama menara Jembatan Ampera adalah baja. Baja ini sangat rentan terjadinya korosi jika terkena air hujan bercampur tanah. Untuk itulah, besi pengaman yang keropos kiranya dapat segera diperbaiki.Terlebih, yang dikhawatirkan banyak masyarakat yang membuang sampah dan air yang mengandung garam pada tiang tersebut sehingga membuat kerusakan makin cepat,” kata Pembantu Rektor (Purek) III Unsri ini. (sir)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-84954299347942683142010-11-04T16:02:00.000-07:002010-11-04T16:03:29.113-07:00Tugboat Karam Dihantam Putting Beliung, 2 ABK HilangPalembang:<br />Tugboat United V karang di perairan Musi, Desa Sungsang Empat, Banyuasin, Sumsel, dua anak buah kapal (ABK) masih dalam pencarian.<br />Hingga Rabu (3/11) kedua ABK belum ditemukan. Sementara tugboat itu sendiri tenggelam pada Selasa (2/11) sekitar pukul 01.00 WIB.<br />Sementara enam ABK lainnya dan nakhoda kapal,Samsu, berhasil menyelamatkan diri. Korban yang dinyatakan hilang bernama Muslim (52), masinis kapal, dan Ambo Cek (23), juru mudi kapal. Keduanya warga Jambi. <br /><br />Informasi yang berhasil dihimpun, sekitar pukul 01.00 WIB, kapal yang tidak bermuatan tersebut berangkat dari Kepulauan Riau menuju Perairan Mangsang Kabupaten Muba. Saat di perjalanan, kapal sempat dihantam angin puting beliung beberapa kali sehingga kapal sempat berputar arah dan oleng. <br /><br />“Angin puting beliung hantam kapal kami beberapa kali dan kapal sempat oleng serta berputar arah. Karena kondisi kapal yang oleng, beberapa awak buah kapal berusaha berada di atas bagian kapal yang tertinggi. Saat kejadian diterpa angin, kapal belum tenggelam. Namun, beberapa saat jam kemudian, kapal tenggelam,”ujar Samsu. <br /><br />Untung, dia bersama lima orang lain sempat berpegangan tali yang menggandengkan kapal dan ponton kapal yang berukuran cukup besar.“Semuanya kalut.Kami tak tahu harus bagaimana, hanya mengandalkan tali penghubung,” ujar Samsu. <br /><br />Lalu,pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB,dia bersama kelima orang lainnya diselamatkan nelayan Sungsang yang sedang mencari ikan. Setelah diselamatkan, mereka dibawa ke Syahbandar Dishub Banyuasin dan Pol air Sungsang. <br /><br />Samsu berharap proses pencarian yang dilakukan Tim Sar dan Pol Airud Polda Sumsel segera dapat menemukan kedua temannya yang dinyatakan hilang. <br /><br />Kepala Polair Sungsang Ipda M Simanjuntak mengungkapkan, proses pencarian telah dilakukan setelah mendapatkan laporan ditemukannya enam orang anak buah kapal tugboat United V yang diselamatkan nelayan Sunsang. <br /><br />“Lalu bersama dengan 10 anggota Polair Polda Sumsel langsung menuju lokasi kejadian kapal tenggelam,” ungkap Simanjutak didampingi Kepala Syahbandar Dishub Banyuasin Kamal. Dalam proses pencarian, kapal tugboatberhasil ditemukan sekitar 500 meter dari radius lokasi.<br /><br />Namun, kedua anak buah kapal belum ditemukan. “Proses pencarian akan dilanjutkan hari ini. Tadi upaya pencarian di permukaan dan menyelam sudah dilakukan. Arus air yang melebihi batas normal sangat menyulitkan upaya pencarian dengan penyelaman,” ungkapnya.<br /><br /> Kabid Humas Polda Sumsel AKBP Sabarudin Ginting SIK melalui Direktur Polair Polda Sumsel AKBP Omad saat dikonfirmasi menyatakan, saat ini Tim SAR masih di lokasi kejadian untuk melakukan pencarian terhadap korban yang hilang. <br /><br />Tenggelamnya tugboat United V diakibatkan ombak dan angin kencang. ”Kapal tersebut tenggelam setelah diterpa angin puting beliung. Saat melintas di Perairan Sembilang, Kabupaten Banyuasin,kapal tersebut tenggelam,”Jelasnya. Sementara itu, Administrasi Pelabuhan (Adpel) Palembang menyatakan, jalur penyeberangan yang melintasi Selat Bangka saat ini masih aman.Berdasarkan hasil prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kawasan Selat Bangka akan terlindungi Pulau Bangka. (sir)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-78861962019534962072010-10-27T17:46:00.000-07:002010-10-27T18:04:12.453-07:00Penculikan Mantan Pacar DiungkapPalembang: <br /><br />Mantan pacar sendiri diculik. Tak tanggung-tanggung, uang tebusan yang diminta mencapai Rp 30 juta. <br /><br /> Aksi penculikan yang dilakukan Obbiem Prasityo (19), warga Desa Tebing Dayat RT 58/17,Kecamatan Betung,Banyuasin, terhadap mantan pacarnya,Ria Agustini (18),warga Dusun I No 7 RT 14 Desa Sungai Pinang,Kecamatan Rambutan,Banyuasin, itu berhasil digagalkan Satuan Reskrim Kepolisian Sektor (Polsek) Rambutan Banyuasin, Selasa (26/10) malam. <br /><br />Kapolres Banyuasin Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Susilo RI melalui Kanit Reskrim Polsek Rambutan Bripka Edi Susanto mengungkapkan,aksi penculikan itu berhasil digagalkan setelah petugas mendapatkan laporan dari keluarga korban. <br /><br />“Kami sempat memancing pelaku dan berhasil menyergapnya di Palembang. Saat ini penyidikan atas keduanya masih dilakukan,” ujar Edi seraya mengungkapkan, pelaku akan diancam hukuman maksimal 12 tahun penjara<br /><br />Obbiem nekat menculik karena sakit hati sering ditagih utang oleh mantan pacarnya sebesar Rp1,3 juta. Aksi penculikan yang dilakukan Obbiem dimulai Selasa pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Ketika itu, dia menyewa motor Smash BG 3065 JI. Lalu, dia memesan kamar di Hotel Belvena Km 9 Palembang. Setelah itu, Obbiem menghubungi mantan kekasih yang saat itu tengah berada di rumahnya di Sungai Pinang. Akhirnya, keduanya bertemu di salah satu rumah makan di Sungai Pinang,Rambutan.Karena dijanjikan akan membayar utang, korban akhirnya mau ikut pelaku ke Palembang. <br /><br />“Aku suruh dia ikut aku ke Palembang, tapi jangan kasih tau keluargo dan tinggalke be HP. Aku rayu dio.Aku ngomong,aku kangen samo dio,” aku Obbiem di hadapan penyidik Polsek Rambutan kemarin. <br /><br />Lalu,keduanya ke Hotel Belvena di Km 9 Palembang. Sekitar pukul 20.00 WIB, di dalam kamar hotel, pelaku melakukan aksi kekerasan terhadap korban. Bahkan,korban sempat dipaksa untuk melepaskan pakaian dan dipaksa bersetubuh dengan pelaku.“ Yo, sempet aku gampar di pipi kiri dan jambak rambutnyo. Aku lakban mulut,kaki dan tangannyo. Aku ngomong, aku sakit ati samo dio, karena nagih utang terus.Nah, sekarang kau dan keluargo kau rasoke, cak mano sakit hati itu,” ujar Obbiem yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara itu. <br /><br />Oleh pelaku, korban yang masih dilakban itu ketahuan membawa sebuah handphone.<br /><br />“Aku tau itu bukan HP dio. Aku suruh dio hubungi keluargo dio dan minta duit tebusan Rp30 juta sebelum jam 12.00 malam ini. Dak tuh, kau kubunuh,” ungkap Obbiem. <br /><br />Karena merasa korban berteletele saat menelepon, lalu Obbiem mengambil telepon dan berbicara langsung dengan keluarga korban. Namun, tidak mendapat tanggapan serius dari keluarga korban. Akan tetapi, setelah berkali-kali menelepon,akhirnya keluarga korban percaya bahwa Ria Agustini memang diculik. <br /><br />Tak menunggu waktu,keluarga korban langsung membuat laporan di Mapolsek Rambutan.“Keluargonyo beralasan cuma dak katek duit. Tapi,setelah aku gertak berkali-kali, aku omongin mintak duit Rp30 juta kalo anaknyo nak aman, akhirnyo, aku janjike ketemuan dan tukar barangnyo di deket Dharma Agung (DA),”kata Obbiem. <br /><br />Setelah diperoleh kesepakatan dan puas melampiaskan aksi kekerasan terhadap mantan pacarnya, pelaku dan korban ke luar dari hotel dan menuju tempat penukaran yang telah dijanjikan. Sementara itu, keluarga korban yang sudah menghubungi petugas Reskrim Polsek Rambutan juga langsung menuju lokasi. <br /><br />Di perjalanan, antara pelaku dan korban kembali terlibat pertengkaran dan sempat saling kejar. Namun, karena mereka berada di daerah yang banyak penduduk, sehingga pelaku berulang kali memindahkan lokasi pertemuan. Namun,salah satu keluarga korban berhasil membujuk pelaku untuk bertemu di lokasi awal. Sesuai permintaan Obbiem, di salah satu halte Transmusi,keluarga korban telah meletakkan tas yang berisi potongan kertas koran, hanya untuk memancing pelaku. <br /><br />Saat Obbiem memegang tas tersebut, petugas Polsek Rambutan yang mengintai, langsung menyergapnya. “Aku sempet dipakso lepaske baju, trus disuruh telpon ibuk aku. Padahal, aku dak bawa HP. Dio jugo sempet membenturkan kepalaku ke tempat tidur. Tapi, aku berhasil lepas,” beber Ria di hadapan penyidik. Ria mengaku mengenal pelaku saat dirinya masih menjadi pramuniaga di salah satu toko di Internasional Plaza (IP) sekitar lima bulan lalu.<br /><br />Anak pertama dari empat bersaudara itu mengaku sempat meminjamkan uang sebesar Rp1,3 juta kepada pelaku yang saat itu sedang menjalin hubungan dengannya. “Yo, duit itu aku pinjemke saat kami pacaran.Wajar be kalo sudah putus,duitnyo aku mintak lagi.Ngapo, dio malah nak culik trus ngajak dak bener,”ungkapnya. (sir)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-36914225692572326862010-10-27T17:30:00.000-07:002010-10-27T17:31:17.664-07:00PRT Anak-anak Disiksa MajikanPalembang:<br /><br />Seorang pembantu rumah tangga yang masih berusia 10 tahun disiksa majikannya. Kondisi korban yang juga anak angkat majikannya penuh lebam dan bekas pukulan.<br /><br />Korban, Novita Sari, diduga telah disiksa habis-habisan oleh majikannya Hermawati (40), dan Ahmad Kosim (45), termasuk anak majikannya Yoga (20). <br /><br />Ironisnya, kendati kasus ini sudah pernah dilaporkan ke Polresta Palembang sejak dua bulan lalu, sampai sekarang sang majikan sekaligus orang tua angkat korban yang kejam itu, tidak ditahan polisi. <br /><br />Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Palembang Komisaris Polisi (Kompol) Anisullah M Ridha saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa laporan korban masih diproses oleh penyidik. ”Kasusnya masih diproses di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), dan saat ini penyidik masih dalam tahap melengkapi berkas untuk segera dilimpahkan ke kejaksaan,” jelasnya.<br /><br />Menurut keterangan korban, saat dijumpai di rumah kerabatnya di Jalan Sultan Mansyur, Kelurahan 30 Ilir,Palembang, Rabu (27/10), penyiksaan terhadap dirinya terjadi Desember 2008 hingga akhir Juli 2010. Akibat penyiksaan itu, korban mengalami luka robek di kepala dan kening lantaran kepalanya dibenturkan sang majikan ke dinding. <br /><br />Selain itu, seluruh badan korban luka lebam akibat dipukuli dengan rotan pemukul kasur dan batang jemuran yang terbuat dari aluminium. <br /><br />Korban yang kemarin didampingi ibunya Sukatila (37), juga menceritakan, penyiksaan terhadap dirinya terjadi, sejak sang majikan kehilangan emas sebanyak 2 suku, pada Desember 2009 silam. <br /><br />“Ibu Herma langsung menuduh saya yang mengambil.Bahkan,Ibu Herma, Bapak Kosim,dan anaknya Yoga memukuli saya dan memaksa saya untuk mengakui jika saya yang mencuri emas itu. Padahal saya tidak mencurinya.Tapi, kalau saya tidak mau mengaku saya bisa mati dipukuli,” papar korban.<br /><br />Sejak kehilangan emas itulah, korban mengaku terus dipukuli dengan rotan untuk pembersih debu kasur, dan kepalanya dibenturkan ke dinding.<br /><br />Oleh majikannya, korban juga sering diberi makan nasi basi,dan setiap malam disuruh memijat pelaku dari pukul 20.00 WIB sampai pukul 01.00 WIB. ”Saya harus bangun pukul 05,00 WIB, kemudian masak, nyuci, ngepel, menggosok pakaian. Janjinya saya akan diupah Rp100.000 perbulan, tapi sampai sekarang tidak dikasih,”katanya. <br /><br />Karena tidak tahan lagi atas penyiksaan yang dialaminya,akhirnya dengan kondisi tubuh penuh lebam korban nekat melarikan diri dari rumah majikannya dan memilih tinggal bersama pamannya. Kasus ini sendiri sudah dilaporkan keluarga korban ke Polresta Palembang,pada awal September 2010 lalu. <br /><br />Ibu kandung korban, Sukatila menambahkan, korban diambil oleh pelaku sejak berumur tujuh tahun.” Waktu saya masih tinggal di Palembang, dia datang ke rumah, katanya mau mengambil anak saya untuk dijadikan anak angkat. Sebenarnya saya tidak mau, tetapi anak saya sendiri yang mau ikut dengan dia, terpaksa saya serahkan. Dia bilang anak saya mau didik dan disekolahkan, waktu itu anak saya masih kelas 2 SD,” ujarnya. (sir)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-12916116401650956752010-10-27T17:28:00.000-07:002010-10-27T17:31:41.489-07:00Pemukulan Direktur Walhi Sumsel Dilaporkan ke Mabes PolriPalembang:<br /> <br />Syamsul Bahri Radjam, anggota Tim Advokasi Walhi Sumsel, menyatakan telah melaporkan kasus pemukulan Direktur Eksekutif Walhi Sumsel ke Mabes Polri.<br /><br />Sebelumnya, mereka telah mensomasi Gubernur Sumsel H Alex Noerdin untuk meminta maaf atas peristiwa yang terjadi pada saat peringatan Hari Agraria beberapa waktu lalu.<br /><br />Namun hingga 3 x 24 jam, belum ada respon dari pihak Gubernur Sumsel. Hingga <br />mengaku belum mengetahui adanya permintaan maaf gubernur tersebut. Namun, jika memang disampaikan, permintaan tersebut telah lewat waktu yang mereka tentukan. <br /><br />“Sebenarnya bukan persoalan minta maaf,karena sejauh ini kami belum dapat info menyangkut permintaan maaf Gubernur. Batas waktu 3 x 24 jam yang kita tentukan sudah lewat dua hari,”ujarnya. <br /><br />Karena telah lewat batas waktu, pihaknya telah melaporkan peristiwa tersebut ke Mabes Polri. <br /><br />Laporan tersebut disampaikan langsung korban pemukulan, Anwar Sadat, didampingi tim advokasi Walhi, di antaranya Nazori Doak Ahmad, Syamsul Bahri Radjam, Munarman,dan Khairul-syah. <br /><br />“Somasi dilakukan oleh Walhi pusat sehingga sudah masuk ranah nasional.Tim melaporkannya ke Mabes Polri,” jelasnya Rabu (27/10). <br /><br />Manajer Regional Sumatera- Jawa Walhi Mukri Priatna juga menyatakan,pihaknya belum mengetahui soal permintaan maaf Gubernur. Namun, pihaknya tetap berpedoman pada proses hukum yang sedang berjalan.<br /><br />”Pada prinsipnya kami memang sudah berikan somasi. Namun tak ada respons 3 x 24 jam dan lebih dua hari. Kami anggap, tindakan yang dilakukan terhadap Direktur Walhi Sumsel merupakan unsur kesengajaan,”ucapnya. <br /><br />Terpisah, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin akhirnya menanggapi somasi yang disampaikan kelompok Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel belum lama ini. <br />Alex atas nama Pemprov Sumsel menyatakan permintaan maaf terhadap kesalahpahaman yang terjadi. Alex mengaku peristiwa pada 27 September lalu tidak disengaja. Menurut dia, peristiwa itu terjadi spontan. ”Saya baru baca (surat somasi) dan sudah ditanggapi Sekretaris daerah (Sekda) Provinsi Sumsel. Kami sangat sesalkan kejadian seperti itu, yang tidak dikehendaki semua pihak. Saya menghargai Walhi yang menjaga kelestarian lingkungan hidup,” ujar Alex di Hotel Aryaduta, Palembang, Rabu kepada wartawan. <br />Alex menambahkan, selama ini Pemprov Sumsel selalu membuka diri kepada semua pihak. (sir)<br />.<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-13083752636058433902010-10-27T17:03:00.000-07:002010-10-27T17:28:03.449-07:00Pasca Terbakar, Jembara Ampera DiperbaikiPalembang:<br /><br />Pascakebakaran di bawah Jembatan Ampera beberapa waktu Lalu, kini kerusakan bagian bawah Jembatan Ampera mulai diperbaiki. <br /><br />Meski sempat dikhawatirkan akan roboh, pasca kebakaran hebat, pemerintah memastikan kondisi Jembatan Ampera masih sangat kokoh. <br /><br />Dirjen Bintek Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Purnomo mengatakan, dari hasil pe-elitian, saat ini kualitas beton Ampera hanya menurun sekitar 20 %. “Ampera masih kuat, jadi jangan khawatir akan ambruk. Karena hasil penelitian kami kualitas beton yang ada hanya turun 20%. Ini akan kami perbaiki, sehingga kekuatan Ampera akan lebih baik lagi,” jelas Purnomo saat dihubungi melalui ponselnya. <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwMYPbPi-wgDGZbX9LXrLzwR-TpVSc096G9ldiOymRm6N7Av0eSwWm0NmV0RgOR1gGfySg-jnR3s631PZvZEa0qgHzqWHinLoCCPG-ON6avSOS8r9zFVevR4lDWiV_zssbrRNVSbVHRQ/s1600/ampera.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 239px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwMYPbPi-wgDGZbX9LXrLzwR-TpVSc096G9ldiOymRm6N7Av0eSwWm0NmV0RgOR1gGfySg-jnR3s631PZvZEa0qgHzqWHinLoCCPG-ON6avSOS8r9zFVevR4lDWiV_zssbrRNVSbVHRQ/s320/ampera.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5532882536654242418" /></a><br /><br /><br />Meskipun begitu, untuk menjaga ketahanan jembatan, tetap harus dilakukan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak. Perbaikan tersebut akan dilakukan mulai pekan ini,dengan memberi lapisan baja (steel bonding) atau serat fiber carbon pada bagian yang terbakar. <br /><br />Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Jalan dan Jembatan Dinas PU Cipta Karya Sumsel, Aidil Fiqri mengatakan, kondisi jembatan Ampera masih bisa bertahan lama. Sebab, bantalan (bearing) yang menghubungkan antara rangka jembatan dan jalanan terbuat dari baja sehingga tidak mengalami pe-muaian.<br /><br />Pemprov Sumsel menunjuk PT Hutama Buana Internusa untuk memperbaiki Landmark Kota Palembang ini. Untuk tahap awal, perbaikan dilakukan dengan mengelupasi plafon di bawah jembatan yang sudah mulai keropos. Selanjutnya, kontraktor menyuntik dinding dan plafon yang retak, dengan cairan khusus. <br /><br />Pelaksana Lapangan PT Hutama Buana Internusa, Budianto mengatakan,proses injeksi tersebut lebih diprioritaskan di pangkal bawah jembatan hingga tiang kedua yang menjadi pusat titik terjadinya kebakaran beberapa waktu lalu. Proses ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar satu bulan. <br /><br />“Rentang plafon mulai pangkal bawah jembatan hingga tiang kedua itu sekitar 30 meter. <br />Di areal inilah, lapisan plafon yang mulai mengelupas akan kita lepaskan untuk diberikan injeksi cairan,” kata Budi di sela proses perbaikan, Selasa (26/10). <br /><br />Karena plafon jembatan cukup tinggi, yakni sekitar tiga meter dari permukaan tanah, lanjut Budi, pihaknya terlebih dahulu akan memasang penyangga bagi para pekerja menggunakan batang besi. Besi ini kemudian dicor ke tanah hingga akhirnya berdiri menopang bagian bawah jembatan. “Jumlah besinya ada delapan buah.Pekerja bisa berdiri di besi-besi tersebut. Kami tetap mengutamakan keselamatan para pekerja,”paparnya. (sir)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-23681949343981484272009-11-29T17:25:00.000-08:002009-11-29T17:36:10.425-08:00Sofhuan YusfiansyahSinar Harapan, Selasa 17 Juli 2007<br />http://www.sinarharapan.co.id/berita/0707/17/hib07.html<br /><br />Sofhuan Yusfiansyah<br />Memperjuangkan Buruh hingga Pelestarian Lingkungan<br /><br /><br /><br />Oleh<br />Muhamad Nasir<br /><br />PALEMBANG - Isu tentang pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan dan pelestarian lingkungan merupakan persoalan yang digeluti Sofhuan Yusfiansyah sejak tahun 1998, saat bergabung sebagai sukarelawan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palembang dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).<br />Sejak kuliah Sofhuan sudah menjadi aktivis. Diawali sebagai Koordinator Forum Informasi Reformasi Mahasiswa (1997), kemudian Korwil SBSI Sumsel, anggota Komite Independen Pemantau pemilu, anggota Pijar Sumsel. Setahun berikutnya sebagai anggota Senat Diploma III Fakultas Ekonomi Unsri.<br />Di internal kampus, dia dipercaya menjadi Ketua Kajian Wawasan Intelektual (KWI) HMI Komisariat D III FE Unsri. Berderet kesibukan sebagai aktivis juga masih diemban pria kelahiran Lubuklinggau 18 Maret 1978 ini, seperti Koordinator Solidaritas Mahasiswa Sumsel untuk Buruh (SMSB).<br />Di tahun itu pula dia ikut LBH Palembang sebagai sukarelawan. Selanjutnya, Sofhuan yang mengantongi gelar Serjana Hukum Unsri ini menjadi Kepala Divisi Perburuhan LBH Palembang (2001-2002). Di sinilah dia banyak bersinggungan dengan berbagai persoalan perburuhan.<br />"Soal PHK, gaji minimal, hak-hak dikebiri, dan berbagai persoalan antara majikan dan buruh lainnya," ujar suami dari Armila Febrianti serta ayah dari Shallina Nadya Amalia dan M. Satria Khalifah Nusantara ini.<br />Puluhan kasus berkaitan dengan buruh pernah ditanganinya. Sebut saja pematokan lahan petani pinggir kota oleh PT Pusri, hak-hak plasma tambak udang PT Wachyuni Mandira, hak-hak buruh tenaga kerja bongkar muat. Di pertambangan, Sofhuan juga membela karyawan PT ConocoPhilip yang di PHK. Bahkan juga membela pengemudi becak dan pedagang kali lima di Palembang.<br />Meski banyak perjuangan yang menemukan jalan buntu bahkan ada yang gagal total, tidak sedikit yang membuahkan hasil. Sebut saja kasus PT SMJ, kontraktor tambang batu bara PT BA, dimana akhirnya 341 karyawannya mendapat pesangon Rp 3,1 miliar.<br />Lalu, kasus perdata buruh PT Adiputera Dewasajaya, juga kontraktor PT BA, dimana pihak perusahaan akhirnya melelang seluruh aset perusahan senilai Rp 17 miliar dan Rp 6,5 miliar dibagikan kepada sedikitnya 400 karyawannya. Selain itu, 1.000 karyawan kontrak PT MHP berhasil diperjuangkan kenaikan gaji dan statusnya dari kontrak menjadi karyawan tetap.<br />Shofuan memang bukan buruh. Dia pun tak pernah menjadi karyawan. Tetapi soal buruh dan karyawan, hak dan kewajiban mereka harus terus diperjuangkan.<br />"Memang ada hak yang bisa diperoleh tanpa menuntut. Tapi ada juga yang harus didemo bahkan disertai mogok kerja. Ini yang biasanya berisiko dan terkadang berbau anarkis dan kekerasan. Kami berusaha mendampingi kalau terjadi dampak dari perjuangan dan memberikan advokasi, agar hak hukum para buruh yang umumnya minim tidak dipermainkan pihak menajamen," jelas Sofhuan.<br /><br />Diadang Preman<br />Banyak pengalaman pahit selama menjadi aktivis, di antaranya saat Sofhuan menyelesaikan hak-hak karyawan PT Adiputra Dewasaja (PT ADP) pada persiapan ke Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan (P4) Pusat dan Menteri Tenaga Kerja di Jakarta. "Saat itu jam 03.00 dini hari saat di Posko Tanjungenim, saya didatangi preman di Posko Tanjungenim didatangi preman membawa senjata tajam. Hampir terjadi pertumpahan darah untuk mengalihkan isu.<br />Kekerasan, intimasi, dan teror memang selalu ada dalam perjuangan. Maka Sofhuan yang juga aktif di Walhi Sumsel ini, akhirnya merintis jalan ke dunia politik. Dia menjadi Ketua South Sumatera Election Watch (Sumsel Watch) tahun 2003. Sebuah organisasi yang didirikan bersama Henry Dunan, Tarech Rasyid (Sekolah demokrasi Sumsel), Nurkholis, S. H. (Anggota Komnas HAM Indonesia), Sri Lestari, S.H. (Mantan Direktur Walhi Sumsel), dan Munarman, S.H. (Mantan Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia). Secara teknis dia dibantu Hepriyadi, S.H. (Advokat) dan Margono, S.E serta Sekjen Dewa AK Gumay (Skrg. Manager Komunikasi Flora Fauna Indinesia Daerah Aceh). Ini guna mengawali proses Pilkada di Sumsel tahun 2003.<br />Di tahun 2003 dia menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi & Politik Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Salah Satu Partai Politik di Sumsel. Praktis, langkahnya di LBH berakhir karena dia harus memilih tetap di LBH atau menjadi politisi.<br />Kemudian pada tahun 2004, menjadi calon anggota legislatif (caleg) pun digelutinya. Ternyata memang berbeda antara memperjuangkan orang lain dan memperjuangkan diri sendiri apalagi di bidang politik. Meski sudah duduk sebagai caleg DPRD Sumsel dengan nomor urut 1, kursi wakil rakyat belum menghampirinya.<br />Kini, Sofhuan masih menjadi Aktivis (Mantan Ketua Dewan Daerah Walhi Sumsel sejak 2006) sekaligus Pebisnis. Otomatis, berbagai persoalan lingkungan menariknya untuk ikut terlibat. Aktivitas sebagai fasilitator di Sekolah Demokrasi Yayasan Puspa Indonesia dan Komunitas Indonesia untuk Demokrasi yang dipimpin Tarech Rasyid menambah panjang lahan pengabdian Sofhuan. Perjalanan memang masih panjang. Masih banyak persoalan yang harus diselesaikan.(Berita Sinar Harapan 2007)<br /><br /><br /><br /><br />Sisi lain Sofhuan Yusfiansyah.SH<br />Menggeluti Bisnis Pembibitan<br /><br />BASIS pendidikan di Fakultas Ekonomi Unsri bisa jadi mulai diasah Sofhuan. Kalau sebelumnya ilmu hukumnya telah dipertajam di LBH, Walhi, kini dia mulai mencium dunia bisnis. Dilakoninya sejak awal 2005 awal, omzet usahanya kini memang baru Rp 0,5 miliar di bawah bendera PT Khalifah Nusantara, PT. Jati Merogan Jaya, CV. Nusantara Hijau, CV. Graha Hijau Nusantara, CV. Arthazam Madani, CV. Kreatif Bersama dan konsorsium.<br />Prospek bisnis pembibitan, menurut Sofhuan, masih terbuka luas. Apalagi saat lingkungan masih rusak, bibit akan dibutuhkan orang.<br />Tak sekadar bibit Mahoni, tetapi bibit kayu jenis lainnya disediakan Sofhuan, seperti bibit kayu Bambang Lanang, Gaharu, Rimau, Bungur, Tanjung, Kulim, Kayu Manis, Meranti, Pulai, Tembesu, Ketapang dan jati. Selain bibit Tanaman Kehutanan, Kita juga Menyediakan Bibit Tanaman Perkebunan seperti Kakao (Coklat) dan Karet, Bibit Tanaman Buah seperti manggis, kelangkeng, mangga, rambutan dll. Group kita juga menyediakan aneka tanaman hias.<br />Bukan bermaksud promosi, bibit tanaman hutan ini dijual dengan harga bervariasi antara Rp 2000 hingga Rp 10.000 per pohon.<br />Mengapa memilih bisnis pembibitan? Menurut Sofhuan, karena masih ada kaitannya dengan pelestarian lingkungan. Semakin banyak bibit dibuat dan semakin banyak orang yang membeli bibit, berarti lingkungan kita akan semakin baik kondisinya. Apalagi dengan kondisi Global Warming yang melanda Dunia sekarang ini.(sir)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-27033968750905708162009-11-29T17:18:00.000-08:002009-11-29T17:20:16.453-08:00Koperasi yang Sukses Kelola PasarKoperasi yang Sukses Kelola Pasar<br /><br />http://www.depperin.go.id/ind/publikasi/berita_psb/2009/20092194.HTM<br /> <br /><br /> <br /><br />OLEH: MUHAMAD NASIR<br /><br />Palembang - Pasar Ritel dan Pasar Buah Jakabaring yang dikelola koperasi merupakan satu contoh sukses pengembangan pasar tradisional yang keberadaannya mulai terancam oleh pasar modern. Diharapkan kedua pasar tersebut dapat menjadi embrio lahirnya pasar tradisional baru di Palembang dan kota besar lainnya.<br /><br />http://www.sinarharapan.co.id/clear.gif<br /><br /><br />Meski aktivitas Pasar Buah dan Ritel Jakabaring mulai dipenuhi pengunjung pada pukul 19.00 hingga subuh, kedua pasar yang terletak di kawasan Jakabaring, Palembang tersebut sangat berarti bagi Pemerintah Kota Palembang karena dapat menggerakkan perekonomian rakyat.<br /><br /><br />Bahkan, keberadaan kedua pasar tersebut juga telah membantu koperasi lokal untuk hidup secara mandiri dalam menjalankan usahanya, tanpa bergantung pada modal pemerintah.<br /><br /><br />“Kami senang bisa menempati kios di Pasar Ritel Jakabaring ini, meski sebelumnya merasa<br /><br />khawatir, tidak akan ada pembeli yang datang ke pasar ini,” kata Risman, pedagang cabai yang telah menempati losnya selama satu ini.<br /><br /><br />Risman menjelaskan, sebelum pindah di Pasar Jakabaring, dirinya adalah pedagang sayur yang menempati lapak di Pasar 16 ulu yang kotor dan tidak nyaman.<br /><br /><br />Trisno, Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Hidayah selaku koordinator sekaligus Pengelola Pasar Buah mengungkapkan, sebelum dipercaya mengelola pasar buah tersebut, KSU yang didirikan pada 1997 sempat tidak aktif, namun setelah memasuki masa pergantian pengurus baru pada 2006-2007, koperasi tersebut mulai berjalan.<br /><br /><br />Sebelumnya, bidang usaha koperasi tersebut hanya melayani simpan pinjam untuk para anggotanya terutama pedagang buah, namun Al-Hidayah mulai merambah mengelola pasar buah.<br /><br /><br />Dia menjelaskan, selama ini koperasi tersebut telah memiliki karyawan sekitar 50 orang dan anggota 300 pedagang buah, dari jumlah itu, 120 anggotanya telah menempati kios di Pasar Buah. “Selain memberikan cicilan murah, kami juga membantu untuk mendapat pinjaman dana dari perbankan,” ulasnya.<br /><br /><br />Dia berharap pada tahun pertama, pendapatan dari mengelola pasar bisa tercapai target mencapai Rp 3 miliar, sehingga dengan dana tersebut dapat digulirkan kembali untuk menelurkan pasar baru, seperti rencana Pemkot untuk membangun pasar besi tua di kawasan Jakabaring ini.<br /> <br />Habiskan Rp 16,5 Miliar <br />Kepala Dinas Perindustian dan Koperasi Pemkot Palembang, H R Wantjik Badaruddin mengemukakan, Pasar Buah Jakabaring, Palembang dibangun pada September 2007 di atas sekitar 1,8 hektare dan diresmikan Oleh Menteri Koperasi dan UKM Surya Darma Ali pada Maret 2009.<br /><br /><br />Pasar tersebut dibangun dengan dana Rp 16,5 miliar, terdiri dari 320 unit. Masing-masing, 120 unit kios berukuran 3,6 x 3,6 meter persegi dan kios berukuran 3 x 4 meter persegi, 100 kios dan sisanya hamparan yang dilengkapi fasilitas umum dan sosial.<br /><br /><br />Wantjik mengungkapkan, pasar buah merupakan salah satu contoh keberhasilan program bergulir, pembangunannya dilaksanakan oleh Koperasi Al-Hidayah dengan total investasi Rp 16,5 miliar.<br /><br />Tradisional Berkonsep Modern<br />Kunci sukses program ini, katanya, terletak pada keseriusan Pemkot dan koperasi untuk terus mengembangkan pasar tradisional yang berkonsep modern.<br /><br /><br />“Kami gratiskan mereka selama 6 bulan untuk mencoba menjual dagangannya di Pasar Ritel Jakabaring, sehingga dengan cara itu pedagang kaki lima yang biasanya mangkal di Pasar 16 Ilir akhirnya tertarik pindah ke Pasar Buah dan Ritel,”paparnya. n<br /><br /> <br /><br /> <br /><br />Sumber : Sinar Harapan , 17 Agustus 2009<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-17672913552954320202009-11-11T15:09:00.000-08:002009-11-11T15:10:01.697-08:00Guru SMPN 9 Cabuli SiswanyaOknum Guru SMPN 9 Cabuli Siswi<br />Wednesday, 11 November 2009<br />PALEMBANG(SI) - Dunia pendidikan di Kota Palembang kembali tercoreng. Pasalnya, salah satu oknum guru SMPN 9 Palembang berinisial DS diduga telah mencabuli beberapa siswi sekolahnya.<br /><br />Namun sayangnya, kasus yang sangat memalukan korps pahlawan tanda jasa tersebut,sampai detik ini kabarnya belum dilaporkan korban bersama orang tuanya ke pihak kepolisian. Bahkan,Kepala Sekolah (Kasek) yang bersangkutan terkesan menutup-nutupi kasus ini. Dari informasi yang dihimpun SI di lapangan, sebenarnya perbuatan tersangka sudah lama dikeluhkan beberapa masyarakat yang mengetahui dugaan perbuatan oknum guru cabul ini.<br /><br />Kabarnya sang guru ini melakukan perbuatan menyimpang ini di lingkungan sekolah. Malah, salah satu sumber SI yang namanya minta agar tak disebutkan, mengungkapkan oknum guru yang diduga mengdap kelainan seksual itu,tampa rasa malu dan takut memegang beberapa organ sensitif para siswinya.<br /><br />Kasek SMPN 9 Palembang Basyaruddin ketika dikonfirmasi SI membenarkan adanya kejadian ini. Namun, dirinya tidak mau menjelaskan secara mendetil, siapa korban pelecahan seksual itu, dan bagaimana oknum anak buahnya tersebut melakukan perbuatan pelecehan.”Guru itu sudah saya skorsing tanpa batas waktu ditentukan,”ujarnya kemarin.<br /><br />Lebih lanjut dia menjelasakan, sebenarnya masalah ini sudah diselesaikan secara internal sekolah, dimana guru yang bersangkutan sudah diskrosing. Kemudian, pihaknya juga masih terus melakukan upaya mediasi secara internal dengan melibatkan oknum guru bersangkutan, dan korban beserta orang tuanya, untuk mengetahui kejelasan peristiwa yang dilaporkan.<br /><br />“Upaya ini penting dilakukan agar dapat menentukan tindakan seperti apa yang akan dijatuhkan terhadap oknum guru itu ke depannya,” ujar Basyaruddin yang juga menjabat sebagai Kepala UPTD Disdikpora Kemuning ini. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Palembang H Hatta Wazol, dikonfirmasi mengaku belum menerima laporan secara langsung terkait kasus ini.<br /><br />“Kalau benar, jelas itu bentuk pelanggaran yang harus diberikan tindakan tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku,”tegasnya. Sedangkan untuk penyelesaiannya, mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammdiyah palembang (FE UMP) ini menyerahkan kepada UPTD Disdikpora wilayah SMP bersangkutan.<br /><br />”Kalau tidak teratasi baru ke Disdikpora.Tapi,sesuai dengan kewenangan alurnya,harus ke UPTD dulu, baru ke dinas melalui Kasi Tenaga Teknis,”ujarnya. Hatta menambahkan, bila pelanggaran tersebut dianggap serius dan terbukti,selanjutnya nanti Kasi Tenaga Teknis akan membuat analisa dan menindaklanjuti laporan dari UPTD Disdikpora ke inspektorat.<br /><br />Terpisah, Kepala Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Kemuning Inspektur Polisi Satu (Iptu) Riswantoro juga mengaku belum menerima laporan terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru SMPN 9 Palembang tersebut. ”Sampai sekarang belum ada.Tapi kami siap menerima dan menindaklanjuti laporan ini, jika melapor ke Polsekta Kemuning,” pungkasnya. (muhlis/ade satia pratama)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-62330131837008941472009-11-11T15:04:00.000-08:002009-11-11T15:06:12.603-08:00Sidang dr AuliaKeluarga–Rekan Sejawat Ikut Pantau Sidang<br /><br />Wednesday, 11 November 2009<br />Seputar Indonesia<br />http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/283516/<br /><br />DALAM persidangan perdana pembunuhan terhadap dr Alia, juga dihadiri keluarga dan rekan sejawat.Terlihat ayah korban,dr H Agustria Zainu Saleh SpOG(K), beserta adik kandungnya, Alif, tampak mengikuti persidangan dengan serius.<br /><br />Saat dakwaan dibacakan,Agustria melihat dengan pandangan sedih ke arah JPU dan terdakwa dan sesekali memegang dada untuk menahan rasa ibanya. Begitu pun Alif,matanya hanya tertuju pada satu titik, dia tak henti-hentinya memandang terdakwa sambil mendengarkan dakwan JPU. Sedangkan, terdakwa hanya bisa tertunduk lesu mengikuti jalannya persidangan.<br /><br />Hingga sidang berakhir, Iwan pun dikawal lima petugas dari Poltabes Palembang dan dua petugas dari kejaksaan Negeri Palembang untuk mengawal hingga mobil tahanan. Sedangkan, peserta persidangan diminta majelis hakim untuk meninggalkan ruang persidangan dengan tertib. Seusai sidang, dr Agustria akhirnya bersedia berkomentar, dia dan keluarga mengharapkan persidangan berjalan dengan lancar.<br /><br />Ketua Departemen Obgin RSMH Palembang ini mengharapkan agar hukuman terhadap terdakwa pantas. Saat ditanyai mengenai ancaman hukuman mati yang termuat dalam dakwaan, dia hanya ber-anggapan hukuman setimpal patut diberikan kepada terdakwa. “Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya karena Indonesia negara hukum sesuai KUHP.Kalau hakim memutuskan hukuman mati berarti itu yang setimpal buat dia,”ujarnya.<br /><br />Agustria mengatakan, pihak keluarga menyerahkan mengenai putusan hukuman kepada ja-lannya persidangan yang dipimpin majelis hakim.Namun,dia sempat keberatan mengenai isi dakwaan, yakni mengenai peminjaman uang terhadap terdakwa sekitar Rp46 juta. Menurut dia, hal tersebut tidak masuk akal lantaran anaknya memiliki tabungan dan deposito lebih besar dari nilai tersebut.<br /><br />Menurut dia,Alia merupakan direktur salah satu rumah sakit di sini dan uang deposit miliknya lebih dari itu,yang bisa dicairkan setiap saat. Jadi,jika dia butuh uang,pasti akan mencairkan uang miliknya sendiri. Sedangkan,menyangkut persoalan hubungan antara terdakwa dan korban,Agustria menanggapi bahwa sebelum kepergiannya sempat membicarakan persoalan kejelasan hubungan putrinya.<br /><br />“Saya sempat berbicara dengan Alia dengannya sebelum meninggal, sejauh mana hubungan antara dirinya dengan terdakwa. Jika sudah serius lebih baik langsung lamar.Tetapi, Alia bilang dia sudah punya calon pilihannya seorang dokter dari Bengkulu. Sedangkan, dengan Iwan hanya teman biasa,”jelas Agustria.<br /><br />Eddy Kurniawan, 34, rekan dr Aliya yang mengikuti persidangan, mengatakan, secara moral dirinya mendukung pihak keluarga korban. Dia mengharapkan proses hukum bisa berjalan lancar dan mengenai hukuman diserahkan ke persidangan.<br /><br />“Saya mendukung, harapannya berjalan lancar dan kami serahkan kepada hakim untuk memutuskannya. Mengenai hukuman untuk terdakwa, juga harus sesuai dengan hukum berlaku sebagaimana mestinya.Kami satu divisi di Departemen Obgin RSMH Palembang,” pungkasnya. (retno palupi)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-64348138890689413712009-11-11T15:01:00.000-08:002009-11-11T15:04:28.158-08:00pembunuh dr Alia dihukum MatiPembunuh dr Alia Terancam Hukuman Mati<br /><br />Seputar Indonesia,Kamis (12 November 2009)<br />http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/283525/ <br /><br />Palembang (SI)<br />Sidang perdana kasus pembunuhan dokter Alia Pranitasari,27, dengan terdakwa Iwan Andriansyah,27,berjalan cukup menegangkan.<br /><br />Terdakwa terancam hukuman mati. Pasalnya, satu peleton Samapta Poltabes dan satu kompi aparat Polsek Ilir Timur II Palembang diturunkan untuk pengamanan persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Kelas I A Palembang,Rabu (11/11). Malah, peserta persidangan sempat disibukkan dengan pemeriksaan barang bawaan dengan dua peralatan metal detector yang sengaja dibawa petugas di pintu masuk ruang sidang.<br /><br />Selain itu,ruang sidang penuh sesak dihadiri dari kalangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumsel, RSMH Palembang, dan keluarga korban. Sementara, keluarga terdakwa tak tampak kehadirannya di persidangan. Ruang sidang penuh sesak pula dengan masyarakat sekitar yang ingin menyaksikan langsung proses persidangan kasus pembunuhan yang sempat menghebohkan Kota Palembang tersebut.<br /><br />Materi dakwaan terhadap terdakwa Iwan,warga Jalan Dwikora II Lorong Tirta Emas No 06 RT 12, Kelurahan Demang Lebar Daun, dibacakan tim jaksa penuntut umum (JPU) yang terdiri atas enam orang, yakni Zullikar Tanjung SH MH,Mochammad Jefri SH MHum,Erni Yusnita SH, Darman SH, Ali Akmal SH, dan Wilman Ernaldy SH.<br /><br />Sidang yang berjalan sejak pukul 09.20–10.50 WIB tersebut dipimpin Ketua Majelis Hakim Eka Kartika didampingi Hakim Anggota Kharlison Harianja dan Nursiah Sianipar. JPU membacakan berkas dakwaan sebanyak 12 lembar. Terdakwa didakwa Pasal Primer 340 KUHPidana, subsider 338 KUH Pidana, lebih subsider 351 ayat 1 ke 3 KUHP, dan lebihlebih subsider Pasal 351 ayat 1 (3) KUHP.<br /><br />Tampak pula di persidangan, tim penasihat hukum terdakwa, yaitu Gurmani SH M Hum, H Abu Bakar SH MHum, dan Amperanto SH MH.Tim penasihat hukum korban pun hadir, yakni dari Kantor Advokat Dindin Suudin dan Rekan. Sementara itu, kuasa hukum korban, Dindin Suudin, mengatakan, setiap orang memiliki hak untuk dilindungi, jadi keluarga korban juga berhak didampingi pengacara.<br /><br />“Harapan persidangan tersebut, hukuman terhadap terdakwa sesuai hukum yang berlaku yang terungkap di persidangan,” ujarnya. Kepala Seksi Pidana Umum (Pidum) Kejari Palembang Zulikar Tanjung yang merupakan JPU dalam perkara itu mengatakan, mengenai persoalan keuangan, seperti di BAP, sesuai fakta dalam berkas perkara kasus tersebut ternyata tidak ada persoalan pencurian dalam dakwaan.<br /><br />Meski kemungkinan diancam hukuman mati,soal ancaman hukuman mati tersebut JPU masih melihat fakta di persidangan nanti.“Kita lihat saja nanti proses dan fakta yang terungkap di persidangan,”tandasnya. Terungkap dalam dakwaan,kejadian tersebut berawal pada Rabu, 19 Agustus 2009, pukul 20.00 WIB, di Jalan Dwikora II Lorong Tinta Emas No 6 RT 12/03,Kelurahan Demang Lebar Daun, Palembang, (dalam kamar bedeng kontrakan terdakwa), dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, yaitu dr Alia.<br /><br />Kejadian bermula pada Selasa, 18 Agustus 2009 pukul 15.00 WIB, sampai pukul 21.00 WIB terdakwa bertemu korban dr Alia.Terdakwa menanyakan,“Gimana hubungan kita ini,kapan kamu mau ngomong ke orangtua kamu.”.Namun, dijawab korban, "Liat nanti, tunggu saja dulu, situasinya belum pas.”.<br /><br />Mendengar perkataan korban,terdakwa menjadi emosi karena setiap kali ditanya hal tersebut, korban selalu menolak hingga timbul niat terdakwa untuk menghabisi nyawa korban. Keesokan harinya, Rabu, 19 Agustus 2009 pukul 15.00 WIB,korban dr Alia menghubungi terdakwa dengan ponsel bertemu di parkiran Mall PS.<br /><br />Selanjutnya, pukul 15.10 WIB setelah terdakwa datang, lalu korban memarkirkan kendaraannya mobil jenis Honda Jazz BG 2815 NM merah, selanjutnya dengan mobil terdakwa Honda City BG 118 YN silver. Korban bersama terdakwa pergi menuju Rumah Makan Sederhana di simpang Polda Sumsel untuk makan bersama. Setelah selesai makan, korban bersama terdakwa pergi ke daerah Tanjung Rawo untuk melihat rumah milik orangtua terdakwa.<br /><br />Selanjutnya, dalam dakwaan diungkap,pukul 17.30 WIB,terdakwa membawa korban menuju rumah kontrakan terdakwa,kemu-dian di dalam kamar terdakwa dan korban berbicara masalah uang sebesar Rp50 juta milik orangtua terdakwa yang dipergunakan terdakwa untuk menutupi uang kantor sebesar Rp 51 juta yang dipinjamkan terdakwa kepada korban sebesar Rp46,5 juta.<br /><br />Lalu, korban menjawab, “Ya bagaimana saya tidak punya uang untuk mengembalikan nya, saya hanya ada uang Rp8 juta di ATM BCA. Lalu, terdakwa kembali meminta kembali berkata sekarang tidak mempunyai pekerjaan lagi dan meminta kepastian korban untuk menikah dengan terdakwa dan berbicara dengan orangtuanya.<br /><br />Namun, perkataan ter-dakwa kembali dijawab korban,“Hanya itu-itu saja yang dibahas dari kemarin.”. Pada Selasa, 18 Agustus 2009, korban berkata lagi,“Kalau kamu ingin tahu yang sebenarnya dan aku akui aku sayang kepadamu, memang dulu ada terlintas mau menikah sama kamu, tetapi saya sekarang lebih memilih kedua orangtuaku dan saya takut menyakiti orangtua saya, ditambah sekarang kamu tidak bekerja lagi.”.<br /><br />Atas perkataan korban tersebut. terdakwa marah dan emosi, lalu memukul korban dengan kedua tangannya sebanyak 2 kali dan mengenai leher bagian belakang hingga korban jatuh tertelungkup di kasur. Lalu, terdakwa mencekik dan menjepit leher korban dengan tangan kanannya dari belakang, tetapi korban berhasil meronta dan mengubah posisi tertelungkup.<br /><br />Melihat korban masih meronta, terdakwa menarik rambut korban dari arah belakang dengan lengan kanan terdakwa, lalu kening korban dibenturkan terdakwa ke dinding kamar sebanyak 1 kali, sehingga korban menjadi lemas. Terdakwa membalikkan tubuh korban dalam posisi telentang, lalu leher depan korban ditekan terdakwa dengan tangan kanan sehingga korban meninggal dunia.<br /><br />Kemudian, dengan keadaan meninggal, terdakwa menyetubuhi korban hingga dari kedua selangkangan mayat korban berdarah. Terdakwa pergi dengan mobilnya menuju PS Mall dan meninggalkan mobil terdakwa di halaman parkiran keluar PS Mall. (retno palupi)<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4356167751495503495.post-51107127277366892832009-10-29T06:50:00.000-07:002009-10-29T06:53:22.815-07:00Rekaman KPKInilah Transkrip Rekaman yang Menghebohkan Itu<br /><br /><br /><br />Sriwijaya Post - Selasa, 27 Oktober 2009 10:46 WIB<br />SOAL rekaman yang diduga sebagai pangkal rekayasa kriminalisasi Komisi Pemberantasan Korupsi sampai saat ini masih terus menjadi perbincangan. Pembicaraan diduga dilakukan oleh petinggi di Kejaksaan Agung, Wisnu Baroto, dan Anggodo Widjaja, adik tersangka korupsi Anggoro Widjaja.<br />Berikut transkrip rekaman tersebut seperti dimuat di Kompas edisi cetak, Selasa (27/10).<br />Wisnu ke Anggodo (23 Juli 2009:12.15) <br />"Bagaimana perkembangannya."<br />"Ya, masih tetap nambahin BAP, ini saya masih di Mabes."<br />"Pokoknya berkasnya ini kelihatannya dimasukkan ke tempatnya R (nama salah satu pucuk pimpinan kejaksaan), minggu ini, terus bali ke sini, terus action,"<br />Anggoro ke Anggodo (24 Juli 2009:12.25) <br />"Yo pokoke saiki berita acarane dikompliti."<br />"Wis gandeng karo Ritonga kok de'e."<br />"Janji ambek Ritonga, final gelar iku sama kejaksaan lagi, trakhir Senen."<br />"...Sambil ngenteni surate RI-1 thok nek?"<br />"Lha kon takok'o Truno, tho." <br />"Yo mengko bengi, ngko bengi dek'e." <br />Anggodo ke Wisnu (30 Juli 2009:19.13)<br />"Pak tadi jadi ketemu?"<br />"Udah, akhirnya Kosasih yang tau persis teknis di sana. Suruh dikompromikan di sana, Kosasih juga sudah ketemu Pak Susno, dia juga ketemu Pak Susno lagi si Edi. Yang penting kalo dia tidak mengaku susah kita."<br />"Yang saya penting, dia menyatakan waktu itu supaya membayar Chandra atas perintah Antasari."<br />"Nah itu."<br />"Bukan Pak, dia memerintahkan nyerahken ke Chandra yang Bapak juga tahu kan karena kalo ga ada yang memerintah Chandra Pak, enggak nyambung uang itu Iho."<br />"Memang keseluruhan tetap keterangan itu, kalau Edi nggak ngaku ya biarin, yang penting Ari sama Anggodo kan cerita itu." <br />"Kan saksinya kurang satu."<br />"Saksinya akan sudah 2, Ari sama Anggodo."<br />"Saya bukan saksi, saya kan penyandang dana kan."<br />"Kenapa dana itu dikeluarkan karena saya disuruh si Edi kan, sama saja kan, ha-ha-ha...."<br />"Suruh dia ngakulah Pak, kalau temanan kayak gini, ya percuma punya teman."<br />Kompas<div class="blogger-post-footer">Selamat datang kepada warga Musi</div>Unknownnoreply@blogger.com0