PALEMBANG – Srimaya Haryanti, istri Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra,sekitar pukul 17.00 Wib, kemarin mendatangi Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sumatera Selatan di Palembang.
Dia melaporkan suaminya yang juga Wali Kota Palembang,Eddy Santana Putra dan Eva Ajeng karena diduga telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan. Dari pantauan di lapangan, pelapor yang mengenakan jilbab warna merah dipadukan baju merah dan celana warna hitam mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKP) Polda Sumsel bersama dua anaknya,Aji Eddy Santana dan Nabila Eddy Santana beserta kerabatnya.
Usai melapor, dengan dikawal seorang lakilaki, pelapor menuju mobil bernomor polisi B 88 EI warna silver tanpa bersedia memberikan komentar kepada wartawan dan langsung masuk kedalam mobil dan pintu langsung ditutup oleh pengawal. Sementara, salah seorang pria yang mengenakan baju kemeja cokelat yang diduga pengacara pelapor ketika diwawancara hanya mengatakan dirinya tidak dapat berkomentar banyak terkait masalah tersebut, dia juga tidak berkepentingan dalam hal itu.
"Saya tidakberkompetendalam hal ini, kalau di pengadilan baru saya,"katanya seraya berjalan menujuh mobil dan langsung keluar dari halaman parkir Mapolda Sumsel. Saat dihubungi, Srimaya akhirnya bersedia memberikan penjelasan mengenai kedatangannya ke Mapolda Sumsel. Dia mengaku terpaksa melapor ke polisi karena merasa sudah diperlakukan tidak adil.“Saya sudah lama ingin melapor, tapi selalu berusaha untuk sabar. Tapi sekarang sudah tidak tahan lagi,”ujarnya.
Menurut Srimaya, perbuatan tidak menyenangkan yang dilaporkannya antara lain,karena pernikahan kedua yang dilakukan suaminya tanpa seizinnya. “Saat ini memang sedang ada proses cerai. Tapi, saya harap jangan sampai memutuskan tali silahturahmi. Kenyataannya, saya dan anak-anak sudah merasa dilupakan.Kalaupun mau berpisah,tidak apa-apa.Tapi dengan cara baik-baik dan tidak memutuskan silahturahmi terutama dengan anak-anak,”kata Srimaya.
Disamping itu, lanjut Srimaya, sejak proses cerai ini berlangsung dia dan anaknya merasa dikucilkan.Bahkan,rumah dinas tempat mereka tinggal sekarangini, samasekalitidak pernah dipantau oleh Sub Bagian Rumah Tangga Bagian Umum Setda Kota Palembang.“Ini kan rumah dinas, seharusnya diperiksa kondisinya. Biasanya, sebulan itu dua kali diperiksa oleh Sub Bagian Rumah Tangga Bagian Umum Setda Kota Palembang.
Tapi, sejak proses cerai tidak ada lagi yang mau datang. Kita juga sangat susah untuk menghubunginya. Ini kan tidak adil bagi kami, karena proses cerai belum putus.Jadi,otomatis saya masih istri (Eddy Santana Putra) yang sah,”tegasnya. Srimaya juga menyebutkan, dalam setiap acara resmi dirinya sudah sama sekali tidak diundang.“ Saya sedih (karena) semua teman-teman khususnya di Dharma Wanita sudah tidak pernah lagi mengajak saya,”jelas dia.
Mengenai proses perceraian sendiri,sambung dia,saat ini sudah memasuki tahapan isi pokok perkara. “Kita sudah mediasi dua kali dan sekarang sudah memasuki tahap isi pokok perkara.Tapi,ditunda dua minggu kedepan,”katanya. Srimaya mengaku sudah pasrah dengan proses perceraian ini.“Saya pasrah,kalau memang keputusannya berpisah berarti itu jalan terbaiknya.Tapi, saya harap silahturahmi tetap terjaga.
Khususnya untuk anakanak,” harapnya. Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sabaruddin Ginting membenarkan pihaknya telah menerima laporan tersebut. Kini laporan tersebut masih dalam penyelidikan Direskrimum, dan laporan tetap akan ditindaklanjuti.
Sementara itu,Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra usai menghadiri welcome party peserta Jambore nasional IX 2011 di Bumi Perkemahan Cadika KM 5 Palembang,tadi malam enggan memberikan komentar terkait masalah pribadinya. “No comment, ”ucapnya singkat. ade s/berli z
sumber seputar indonesia, jumat 8 jul 2011,
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/411304/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar